13

20K 2.1K 92
                                    

Selatan saat ini berada di kantin, mengantri di stan nasi goreng membelikan sarapan untuk Tara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selatan saat ini berada di kantin, mengantri di stan nasi goreng membelikan sarapan untuk Tara. Tadi mbok surti telepon dirinya berkata bahwa Tara belum sempat sarapan karena terbangun kesiangan dan juga saudara kembarnya itu punya penyakit maag.

Saat mengantri sudut bibir Selatan dan kepalanya terasa sakit padahal dia tidak melakukan apapun kecuali mengantri.

Pikiran Selatan terpusat pada kembarannya yang mungkin mengalami sesuatu.

Meningalkan kantin dengan berlari, tidak mengindahkan tatapan bingung dari siswa-siswi yang tidak sengaja tertabrak olehnya.

Setibanya di depan kelas Tara, sayup-sayup Selatan mendengar suara bentakan dari dalam kelas.

Melangkah masuk ke dalam kelas dilihat jika kembaranya akan ditampar oleh Angaksa.

Berlari menuju arah Tara lalu.

Bugh

Bogeman mentah mendarat tepat di rahang Angkasa.

"MAKSUD LO APA ANJING?!"

Selatan mencengkram kerah seragam Angkasa dengan kuat,  urat di leher terlihat menonjol, dadanya terlihat naik turun dengan cepat.

"Lo minggir, ini urusan gw sama kembaran lo itu!" Angkasa mencoba menyingkirkan tangan Selatan yang mencengkram kerah, namun tidak bisa karena Selatan mengunakan tenaga penuh sehingga membuat Angkasa sedikit kesusahan bernafas.

"Urusan Tara urusan gw juga!"

"Salah Tara emang apa sih kok lo tega mau nampar kembaran gw?"

"Lo liat dia?" Angkasa menunjuk Tasya yang masih setia menangis dipelukan Kevin dengan sesegukan.

"Kembaran lo itu udah bully Tasya, bikin kesayangan gw luka."

Selatan megamati kondisi Tasya yang mengenaskan, dirinya tidak merasa simpati sedikit pun menatap kondisi Tasya.

"Tamparan itu aja belum cukup buat bayar semua kelakuan dia sama Tasya." Lanjut Angkasa menatap Tara yang masih duduk bersimbah dibawah.

Selatan terkekeh, "kenapa harus lo yang bales kelakuan kembaran gw? Kenapa bukan gadis lo itu eh bentar dia masih gadis kan atau udah?"

"JAGA OMONGAN LO YA BABI!" Ilham berteriak di hadapan Selatan.

"Woow selow bray, padahal gw cuma ngomong yang belum tentu kebenarannya tapi kenapa lo harus sewot. Apa jangan-jangan lo udah pernah pake dia ya? Hayo ngaku?" Selatan menarik turunkan alisnya membuat wajah Ilham merah padam sedangkan Tasya malah semakin sesegukan menangisnya.

"Kak atan kenapa-"

"Jangan pangil gw Kak atan, gw bukan kakak lo!"

"Najis asu, kalau punya adek modelan nangis doang kayak lo itu."

Selatan melepaskan cengkraman kerah Angkasa, lalu menghampiri Tara yang sedang memegang kepalanya.

Mensejajarkan badanya di sebelah  Tara kemudian di tangkup wajah Tara yang terdapat luka disudut bibir.

"Sorry gw telat." ucap Selatan lirih sambil mengusap sudut bibir Tara.

Tara mengangguk, jujur kepalanya saat ini terasa sangat pening.

Mengendong Tara ala bridal style, kemudian pergi menuju uks untuk mengobati Tara.

Sebelum mencapai pintu kelas, Selatan menatap teman-temannya yang sedang membantu Angkasa berdiri dan Kevin menenangkan Tasya.

"Oh iya, gw keluar dari geng lo itu!"

Selatan berjalan santai menyusuri koridor tanpa mengindahkan teriakan teman-temannya yang memangil dirinya.

Setibanya di UKS Selatan menurunkan Tara di brangkar, mengambil kotak p3k yang berada di rak.

Diobati luka Tara dengan hati-hati agar sang empunya tidak merasa kesakitan. Selesai mengobati Tara. Selatan keluar UKS menuju kantin untuk membelikan makanan karena tadi tidak sempat. Beberapa menit kemudian Selatan kembali ke UKS dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk Tara.

"Makan." ucap Selatan menyerahkan sepiring nasi goreng ke hadapan Tara.

Tara menerima nasi goreng itu tanpa bantahan dan langsung memakannya.

Selatan yang sudah memastikan Tara memakannya pun bermain ponsel di kursi yang berada disisi brangkar.

Selesai makan Tara tidur agar pusing dikepala nya hilang. Melihat kembarannya sudah tertidur Selatan pergi meninggalkan UKS ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Nakal- nakal gitu dirinya tidak pernah bolos kecuali kalau itu hal penting baru bolos.

🌴🌴🌴

Dirumah Tara menatap pantulan dirinya didepan cermin.

Memengang sudut bibirnya yang sudah terplester berkarakter panda.

Berjalan menuju meja belajar lalu duduk di kursi  disandarkan badan di kursi memijat pelan pelipisnya karena masih sedikit pusing.

Tara mengambil buku yang masih kosong kemudian mengambar wajah 'dia' dicoret-coretnya gambar itu menggunakan tinta warna merah kemudian menulis kalimat 'dead' di jidat yang terlihat nonong tersebut.

Sepertinya dia harus membalas dendamnya sekarang tidak baik kalau ditunda-tunda lagi kan? Lagian 'dia' sudah terlihat bahagia. Rasanya tidak sabar membalas dendam saat orang itu lagi bahagia-bahagianya HAHA!! Batin Tara

Diremas-remasnya gambar tadi lalu dibakar mengunakan korek api hingga hangus tanpa tersisa sedikit pun.

Setelah itu Tara tertawa dengan kencang seperti orang yang tidak memiliki beban sama sekali.

"HAHAHAHA UHUK A A IR." Tara tersedak air liurnya sendiri karena terlalu kencang tertawa.

🌴🌴🌴

"Gimana dengan rencana kita by?" ucap laki-laki berparas rumayan seraya memangku tubuh gadis eh ralat wanita yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun terakhir ini.

"Harusnya sudah beres tapi." gantung wanita itu.

"Tapi kenapa?"

"Jalang itu masih hidup." ucap wanita itu dengan mem pout bibirnya sehingga membuat gemas siapa saja yang melihat. Kecuali author dan 'dia'

"Tenang saja hon, kita pasti bisa menyingkirkan gadis itu." ucap laki-laki itu dan langsung memeluk wanitanya dengan sayang.

Sang wanita pun membalas pelukan dari kekasihnya itu tak kalah erat.

Tbc

Ditunggu kelanjutan ya!

UTARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang