9 - SAMPAI MAUT MEMISAHKAN

221 22 0
                                    

Rakha Alfarizi

Rania Putri Wulandari Akbar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rania Putri Wulandari Akbar

Rania Putri Wulandari Akbar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Selepas menunaikan shalat shubuh berjamaah di kamar hotel, Rakha dan Rania sempat berolah raga pagi mengelilingi area taman perhotelan mewah tempatnya melangsungkan resepsi pernikahan kemarin.

Mereka sarapan pagi dengan menu makanan yang Rakha sendiri tidak tahu apa namanya.

Semua masakan yang dihidangkan di hotel itu sepertinya masakan luar.

Sarapan pagi di hotel itu tersedia dalam bentuk prasmanan di mana para pengunjung bisa leluasa memilih dan mengambil sendiri menu sarapan yang sesuai dengan selera mereka.

"Ini apa namanya?" tanya Rakha sambil menunjuk ke arah menu makanan dihadapannya. Dia berbisik pada istrinya yang berdiri di belakangnya.

"Itu pancake, Mas! Norak banget sih gitu aja nggak tahu," Rania jadi sewot.

Rakha malah tersenyum. "Ya maklum, sayakan orang kampung. Biasa sarapan sama gudeg atau nasi kebuli di Jogya. Kalau di Jakarta, taunya sarapan sama bubur ayam, enak tuh," ujarnya sambil tertawa kecil.

Rania mencubit kecil pinggang suaminya, menyuruh suaminya itu lekas mengambil makanan karena pengunjung lain mulai antri di belakang.

Dengan membawa piring di tangan masing-masing, Rania memilih spot menarik untuk tempat mereka duduk yang berhadapan langsung dengan kolam renang.

"Kamu mau berenang?" tanya Rakha di sela-sela makan mereka.

Rania langsung menggeleng. "Ih, nggak mau. Tempatnya terbuka begitu, kalau tertutup, terus cuma ada kita berdua, aku mau deh," Rania tersenyum lebar di balik cadarnya.

Ke dua bola mata Rakha menyipit. "Hm, gimana kalau kita berenang di bath tub kamar hotel aja, kan luas tuh? Lima orang juga cukup nyemplung di situ," ucap Rakha dengan senyuman jahil.

Pipi Rania langsung memanas.

Rakha meladeni gombalannya, membuat dia jadi terjebak sendiri.

"Kalau begitu abis sarapan aja, gimana?" ucap Rakha lagi sambil melanjutkan makan.

BURONAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang