BURONAN (End)

24. KEDATANGAN MAMI GRACE

"Selama ini, orang berpikir hidup Sammy bahagia. Dia diadopsi oleh keluarga dengan latar belakang yang baik dan cukup mapan. Keluarga Hansell memang memperlakukan Sammy seperti anak kandung mereka sendiri. Namun dibalik semua kebaikan mereka, Nyonya dan Tuan Hansell justru membebankan kehidupan masa depan Anna pada Sammy. Tuan Hansell yang memaksa Sammy menjadi tentara padahal Sammy tak menginginkan hal itu. Dulu, Sammy selalu bilang, kalau dia bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Sayangnya cita-cita itu harus kandas akibat keegoisan Tuan Hansell,"

"Tuan Hansell dan Nyonya Hansell ingin Sammy menjadi pelindung dan penjaga Anna di masa depan jika sewaktu-waktu Tuhan menjemput mereka lebih dulu. Mereka yang sudah menentukan masa depan Sammy dan menjodohkan Sammy dengan Anna, anak kandung mereka,"

"Belum lagi sikap Anna yang over protektif, membuat kehidupan Sammy kian terbatasi. Anna seringkali mengatur Sammy ini itu, melarang Sammy bergaul dengan murid-murid perempuan di sekolah dulu dan bodohnya Sammy, walau sikap Anna seperti itu, tapi dia tetap saja menuruti apapun kemauan Anna. Sammy tidak pernah marah pada Anna meski pun Anna seringkali memarahinya tanpa sebab. Anna memang menyukai Sammy sejak dulu, tapi yang aku tahu Sammy tidak pernah menyukai Anna,"

"Pernah dulu, sewaktu aku dan Sammy duduk di kelas 3 SMA, Sammy mengatakan padaku bahwa dia menyukai adik kelas bernama Humaira. Humaira adalah seorang gadis muslim yang sangat pendiam. Sering menyendiri dan tak banyak bergaul. Jika istirahat, Humaira jarang terlihat ke kantin. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya di mushola sekolah untuk membaca Al-Quran. Sammy sering menguping Humaira ketika gadis itu membaca kitab sucinya. Sammy bilang, suara Humaira ketika mengaji sangat merdu. Sejak saat itu Sammy sering menstalking Humaira. Mengikuti gadis itu ketika pulang sekolah karena ingin tahu tempat tinggalnya. Aku yang menemani Sammy waktu itu. Dan ternyata, rumah Humaira itu kecil dan berada di kolong jembatan. Mirip rumah kardus. Rumah-rumah yang dibangun ala kadarnya. Aku dan Sammy sempat kaget. Dan menjadi lebih kaget ketika mengetahui kalau Humaira itu berprofesi sebagai tukang asongan keliling. Dia menjajakan barang dagangannya di lampu merah. Ketika diselidiki lebih lanjut, nyatanya Humaira itu hanya tinggal bersama adik semata wayangnya yang sakit dan menderita penyakit serius. Humaira bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga adiknya. Setelah mengetahui hal itu, Sammy diam-diam membantu perekonomian Humaira. Sampai pada akhirnya Sammy bilang dia ingin menyatakan perasaannya pada Humaira, tapi naasnya belum sempat hal itu terealisasikan, Anna sudah lebih dulu tahu masalah itu. Anna mengadukan hal itu pada ke dua orang tuanya sambil menangis tersedu-sedu. Sammy dimarahi habis-habisan dan diminta untuk berjanji supaya tidak lagi menyakiti perasaan Anna. Sammy pun mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada Anna dan berjanji mulai detik itu, Sammy tak akan pernah menjalin hubungan dengan perempuan mana pun, hidupnya akan sepenuhnya Sammy serahkan untuk Anna seorang. Jahatnya Anna, dia tahu Sammy tidak mencintainya, tapi dia tetap saja menjadikan Sammy budak keegoisannya. Karena alasan hutang budilah, Sammy terpaksa menjalani hidupnya yang hampa tanpa cinta, selama ini..." Ricky menggantung kalimatnya, lelaki itu menoleh menatap wajah Rheyna di sampingnya.

"Tapi semenjak bertemu denganmu, aku tahu Sammy yang dulu aku kenal mulai kembali. Dulu Sammy itu lelaki baik, bahkan saking kelewat baiknya malah jadi bodoh. Dan satu hal yang aku tahu dari cara Sammy menatapmu, sama persis seperti cara Sammy dulu sewaktu dia menatap Humaira. Sebagai sahabat terdekatnya aku yakin, kalau Sammy jatuh cinta padamu, Rhena..."

*

Rheyna masih di dalam kamar Ricky.

Masih berusaha mencerna apa yang dikatakan Ricky tadi kepadanya. Sebab sebelumnya yang Rheyna tahu dari mulut Sammy adalah, kehidupan Sammy yang sangat bahagia bersama keluarga yang telah mengadopsinya itu. Sammy sangat menyayangi mereka. Hanya itu.