27. PERTANYAAN FADLI

66 16 2
                                    

RHEYNA POV

Dulu, aku adalah seorang pemimpi.

Suatu hari nanti, aku ingin seperti Mba Zulfa, didandani cantik menggunakan gaun pengantin.

Menikah.

Itulah impianku dulu yang sering aku ucapkan pada Fadli, sahabatku di panti.

Bahkan lucunya, Fadli sampai mengajakku bermain nikah-nikahan bohong di tepi pantai parangtritis.

Dia membuatkan aku cincin dari ranting kayu muda dan mahkota dari kerang.

Kami mengikrar janji suci di sana.

Fadli bilang, kalau nanti umurku pendek, setidaknya aku sudah pernah merasakan bagaimana rasanya menikah.

Meski kenyataannya, apa yang aku alami saat ini bahkan lebih buruk dari ucapan Fadli.

Umurku tidak pendek, tapi aku tahu kalau kesempatanku bisa mewujudkan keinginanku untuk menikah sudah tidak mungkin.

Aku terlalu hina dan kotor untuk menjadi seorang pengantin.

Hidupku berlumur dosa.

Sempat terpikir untuk mengakhiri semua penderitaan ini dengan cara mengakhiri hidup.

Tapi satu wejangan yang pernah aku dengar dalam isi ceramah Ustadz Rakha membuatku urung melakukannya.

*

"Bunuh diri merupakan perbuatan dosa besar. Larangan bunuh diri ditegaskan dalam Alquran. Bahkan Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, yang artinya "Dahulu ada seorang lelaki yang terluka, ia putus asa lalu mengambil sebilah pisau dan memotong tangannya. Darahnya terus mengalir hingga ia mati. Allah Ta'ala berfirman: "Hambaku mendahuluiku dengan dirinya, maka aku haramkan baginya surga" (HR. Bukhari no. 3463, Muslim no. 113). Dengan adanya hadist tersebut, maka bunuh diri merupakan perbuatan haram. Oleh karenanya, ancaman berat akan diterima oleh orang yang melakukan bunuh diri,"

*

Menangis menjadi satu-satunya hal terakhir yang bisa aku lakukan setelahnya.

Aku menatap kembali pantulan diriku di cermin.

Wajahku sudah cantik dengan pulasan make up yang membuatku tampak lebih dewasa.

Rambut dan tubuhku sudah harum setelah Mami Grace sempat memanjakan aku di salon.

Tak ada yang bisa aku harapkan kecuali pertolongan Allah SWT.

Hanya kepada-Nya aku memohon perlindungan dari kekejian makhluk lain yang telah Allah ciptakan.

Aku percaya Allah selalu bersamaku.

Aku kembali menitikkan air mata ketika aku harus kembali mengingat apa yang akan aku hadapi malam ini.

Mami Grace bilang, malam ini dia sampai menutup Clubnya karena akan ada 'pesta besar' menanti.

Aku tahu apa yang akan terjadi tapi sialnya aku tak mampu melakukan apa-apa.

Memangnya apa yang bisa aku lakukan?

BURONAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang