Twenty One

2.7K 181 11
                                    

Haloooo Reciiii ...

Jumpa lagi kita, sorry ya author lagi banyak tugas ni makanya gak bisa update cepet.

Huhuu.

Dan baru ada waktu sekarang buat nulis.

Jadi langsung ajaa scroll down ⬇️

Happy Reading :*

~~~~~

Boleh jadi, kita itu harus belajar dari dibenci lebih dahulu.

Untuk paham arti kasih sayang dan kepedulian.

Belajar sendiri dan kesepian, untuk paham arti kebersamaan dan menghargai setiap detiknya.

Belajar dari dikhianati dan disakiti, untuk mengerti arti kesetiaan dan komitmen.

Boleh jadi demikian, tapi sungguh beruntung, yang bisa melewati tiga hal tersebut, tanpa harus melewati rasa sakit sebelumnya.

- Tere Liye -

~~~~~

Sinar matahari yang menelusup dibalik tirai kamar Al ternyata tidak cukup untuk membangunkan sepasang kekasih yang tampak nyaman dengan posisi tidur saling berpelukan.

Hingga suara telpon yang menyeruak keras memecah keheningan.

Mata Al yang masih terasa berat, terpaksa harus terbuka untuk meraih ponsel yang sudah ia acuhkan dari tadi malam.

"Nghh ..." Al melenguh lalu satu tangannya memanjang untuk mengambil ponsel sedang satu tangannya masih menjadi bantal untuk Rene.

"Halo ..." Jawab Al tanpa melihat nama si penelpon.

"Wahh baru bangun lo ya? Ngapain aja sama si Rene? Berapa ronde lo? Hahaha." Tanya Vio dari seberang sana.

Al seketika memicingkan matanya lalu menjauhkan ponsel untuk memastikan suara dari orang yang saat ini tengah mengoceh padanya.

"Apaan sih ronde-ronde, gada yang lagi main tinju." Sahut Al setelah kembali meletakkan ponsel ditelinganya.

Vio hanya tertawa merespon jawaban dari Al.

"Ngapain nelpon pagi kayak gini, ganggu aja lo."

"Hah? Pagi? Tapi emang beda sih orang kalo lagi capek mah yaa. Ini udah siang bego, liat jam noh."

Seketika Al menoleh kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 9.

"Jam 9 masih pagi!, Dah ah gue masihh ngantuk bye." Tutup Al lebih dulu.

Setelah melempar ponselnya kesamping Al lalu menatap kekasihnya yang masih tidur dengan nyenyak didalam dekapannya.

"Cantik banget sih." Gumam Al dengan senyuman sembari mengelus pipi Rene.

"Morning sayang." Ucap Rene tiba-tiba yang ternyata sudah terbangun akibat obrolan Al dan Vio beberapa menit yang lalu.

"Loh udah bangun, kirain masih tidur ih."

"Hehe, abisnya kamu ngomong keras banget." Jawab Rene yang membuka matanya lalu saling bertatapan dengan Al dan posisi yang masih memeluk pinggang Al.

"Maaf ya jadi bangunin kamu, morning too babe." Al mengecup kening Rene sejenak setelah membalas ucapannya.

"Nanti sore jalan-jalan ke mall yuk." Ajak Al yang kebetulan hari ini adalah hari sabtu.

"Mmmh maunya disini aja sama kamu." Sahut Rene yang membenamkan wajahnya didada Al.

"Dihh kamu manja banget ternyata ya, biasa juga galak hahaha." Tawa Al karna mengetahui sifat manja Rene yang sebelumnya hanya didominasi sisi dingin.

"DOMINO II" [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang