Thirty

1.7K 132 17
                                    

Halo halooo ....

Selamat malam Reci semuaaa.

Lagi pada ngapain ni mblo? Ehehehe.

Biar gak ngenes amat mending baca storynya pandaciban sambil peluk guling. :v

Scroll down ⬇️

Happy Reading :*

~~~~~

Dalam hidup kau akan bertemu banyak orang brengsek.

Kalau mereka menyakitimu, katakan pada dirimu sendiri itu karena mereka bodoh.

Itu akan membantu mencegahmu bereaksi pada kekejaman mereka.

Karena tidak ada yang lebih buruk daripada kebencian dan balas dendam.

Selalu jaga martabatmu dan jujurlah pada dirimu sendiri.

- Marjane Satrapi -

~~~~~

Terdengar suara ketukan dari pintu kamar berwarna putih yang kini sudah beralih menjadi suara gedoran.

Sudah tak terhitung berapa kali Vio meneriaki nama Rene. Namun orang yang diharap agar membuka pintu tak kunjung muncul.

Hal ini membuat Vio begitu merasa khawatir pada sahabatnya.

"Reneeeeee.... Ireneeeeee... Lu budek apa gimana sih?." Teriak Vio sambil terus menggedor pintu.

"Gue hitung sampai 3 yaa, kalo lu belum buka juga gue bakal suruh satpam rumah lu buat dobrak ni pintu."

"1 ....... 2 ........ ti ..."

Ceklek!

Akhirnya pintu yang tertutup rapat itu terbuka dengan menampilkan sosok wanita yang terlihat sangat lesu.

Matanya sembab dengan sedikit lingkaran hitam dibawah mata. Wajahnya pun tampak pucat.

"Yaampun Bae Irene Grizelle, is that you?." Tanya Vio sedikit shock.

"Lu ngapain kesini?." Tanya Rene langsung to the point.

"Gue mau ketemu lu lah, mau ajak lu ke dokter THT, lu kan sekarang mulai budek, yuk pergi!."

Bukan tidak tau akan keadaan Rene, justru Vio datang karna ingin menghiburnya.

Tadi malam setelah beberapa jam menangisi keputusannya, Al menelpon Vio dan menceritakan segalanya. Termasuk cerita saat ia datang ke club.

Vio tentu benar-benar marah dan sempat memarahi serta memaki Al. Ia tidak terima sahabatnya dikhianati seperti itu.

Namun entah apa saja yang sudah mereka bahas,  intinya Vio berusaha memaafkan Al dan berjanji akan membuat Rene kembali tersenyum. 

"Telinga gue masih normal." Jawab Rene datar.

"Normal apaan, orang gue udah panggilin lu sampe ni mulut bebuih lu gak keluar-keluar juga!."

"Lagian ada apaan sih?." Tanyanya sedikit kesal karna kedatangan Vio menambah buruk moodnya.

"Yaudah gajadi ke THT, kita ke mall aja yuk!." Ajak Vio.

"Gak ah, gue mau dirumah aja." Jawab Rene yang bersiap untuk kembali menutup pintu.

"E-ehh tega banget si lu, sahabatnya dateng malah dicuekin." Protes Vio yang langsung masuk kedalam kamar Rene.

"Wah fix sih ini kayaknya lu lagi kerasukan deh Rene." Ucap Vio yang melihat seisi kamar Rene berantakan.

Selama bersahabat dengan Rene, ia sangat mengenal bahwa Rene merupakan wanita perfectionist dan selalu memperhatikan kerapian. Jangankan untuk keadaan kamarnya saat ini. Letak pajangan dinding yang miring 0.1 mm saja bisa mengganggu pandangannya dan harus segera ditata ulang.

"DOMINO II" [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang