🍂7🍂

646 163 41
                                    

Disarankan memutar medianya. Enjoy this part💜

🍂🍂🍂

Bel istirahat berdenting nyaring. Menghantarkan kebahagiaan khususnya bagi mereka yang sudah menahan lapar selama jam pelajaran.

"Woi Rig, ini ada bekel dari Skyla. Baik banget anjir masa gue dikasih juga. Lo kalo masih galau Skyla apa Kanya, gua aja lah yang deketin dia. Udah cantik baik--"

"Diem atau gua ambil jatah lo."

"Dih galak."

"Nggak ada ya lo deketin dia. Kok dia ga kasih langsung?"

"Katanya ada rapat jurnalistik. Udah ah Gue makan. Enak nih keliatannya."

"Ck. Ga rela gue lo dimasakin juga. Gue cabut mau ke Skyla."

Tanpa menunggu respon dari Reno yang sedang sibuk memakan bekal dari Skyla, Auriga pun berjalan menuju ruang jurnalistik yang berada di sebrang gedung kelasnya sambil mengirim pesan ke Skyla.

Auriga gelisah, sedari tadi pesannya hanya dibaca oleh Skyla. Kalau tidak ingat kasus dia sudah banyak, rasanya jiwa barbar Auriga sudah bergejolak--ingin mendobrak pintu ruangan ini. Dirinya masih sabar menunggu meskipun kurang dari sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi.

cklek.

Mendengar suara pintu terbuka, Auriga langsung menoleh melihat siapa yang keluar. Ternyata benar, itu adalah Skyla yang sedang berbincang sambil tertawa kecil bersama cowok yang Auriga kenal sebagai kaka kelas mereka. Langsung saja dirinya mendekat, menarik tangan Skyla tanpa peduli apapun lagi.

"Loh Ar?"

Auriga seakan tuli, dirinya dengan raut resah juga kesal menarik Skyla ke lapangan indoor.

"Sky.. please dengerin. Gue cuma panik liat Kanya pingsan. Jadi please maafin, jangan ketus lagi di chat. Ataupun langsung."

Auriga mencoba menggenggam tangan Skyla. Menatap mata cantik itu dengan wajah yang penuh keringat dan napas yang tersengal.

"Calm. Tarik napas.. minum dulu."

"Sky!"

"Apasih Ar?"

"Jangan bercanda."

"Bercanda apasih?"

"Maafin.."

"Maafin apa? Kok bekelnya belom dimakan?"

"Gue gamau makan bekelnya kalo nggak sama lo. Emang lo nggak baca chat tadi?"

"Chat? Chat apa? Eh ya ampun! Daritadi selama rapat itu hp gue dipinjem Tita, karena gue wakil ketua jadi harus fokus. Emang lo chat apa sih?"

"Shit. Serius?"

"Iya.. gue juga sekarang ngga bawa hp."

"Astaga.."

"Kenapa Ar? Muka Lo kaya panik gitu? Terus tadi kenapa bawa bawa Kanya?"

"Lo ngga cemburu kan?"

"Gue ngga berhak cemburu."

"Sky! Tadi gue cuma panik.."

"Lo nggak hanya panik Ar, lo khawatir."

Auriga terdiam, hati kecilnya membenarkan. Memang, dirinya begitu khawatir melihat Kanya yang jatuh pingsan. Tetapi dia berani sumpah, saat ini Auriga sudah tidak khawatir lagi.

"Daripada lo cuma diem, padahal gue tau lo laper sini gue suapin."

Skyla mengambil alih kotak bekal di tangan Auriga. Sambil menyuapi, Skyla pun mengusap wajah Auriga yang sedikit berkeringat.

 Autumn Leaves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang