Aku bacain semua komentar kalian di part sebelumnya huhu terima kasih banyaaak. Sayang readers ku semoga selalu terhibur dengan ceritaku yang masih jauh dari kata bagus ini yaa🥺❤️
🍂🍂🍂
Riuh suara terdengar di tengah lapangan, hari ini memang jadwal latihan tim basket gemilang karena sebentar lagi akan ada turnamen tingkat provinsi. Auriga di sana. Namun sayangnya dia hanya duduk, berdiam diri sebagai penonton. Sejak kasus minuman alkohol yang menjebaknya, pembina ekskul basket terpaksa mengeluarkan Auriga dari tim basket gemilang. Auriga cukup terpukul karena dia berani bersumpah kalau dia tidak sebodoh itu untuk meletakkan botol alkohol di loker sekolahnya. Dia tidak pernah minum di sekolah, dia pun hanya pernah minum sekali itu pun di sebuah bar kecil dekat rumahnya, sendirian karena waktu itu kepalanya sangat penat mendengar kedua orang tuanya yang saling mencaci dan memaki. Sayangnya tidak ada yang memihak atau bahkan mempercayai remaja lelaki itu, Kanya yang menjadi harapan satu-satunya hanya memandangnya penuh menghakimi. Padahal saat itu Auriga hanya ingin dipercaya bahwa dia bisa membuktikan jika dirinya tidak bersalah, tetapi karena sudah tidak ada yang percaya, maka Auriga hanya membiarkan semua berjalan begitu saja. Baginya, sudah tidak ada gunanya berusaha membuktikan apapun.
Tatapannya masih tertuju pada lapangan. Pelatih basket sekolah mereka, Pak Robi melihat kehadirannya dan tersenyum.
Basket adalah salah satu kecintaan Auriga, meskipun cita-citanya menjadi seorang arsitek, namun Auriga tidak memungkiri bahwa dia mencintai dan juga sangat berbakat dalam memainkan olahraga tersebut. Bagi Auriga, basket adalah cara terbaik untuk melepas stress. Namun setelah dikeluarkan, Auriga seakan tidak memiliki semangat lagi.
"Setelah Lo keluar, tim basket gue denger jarang dapet juara paling mentok ke semi final."
Suara Skyla terdengar, Auriga memang mengabari gadis itu untuk menemuinya kembali di lapangan indoor seusai jam sekolah.
Auriga menoleh,
"Lo tau kasus gue Sky?"
"Tau. Tapi gue yakin Lo ga melakukan itu."
"Kenapa bisa yakin?"
"Mungkin Lo lagi berada pada titik kemarahan dimana mencari apapun sebagai pelampiasan, tapi gue rasa Lo nggak bodoh dan jangan lupain, banyak anak cowok yang iri sama Lo. Nggak jauh sebelum ini Lo adalah siswa berprestasi, banyak disukai guru dan juga siswi di sekolah ini. Maka ketika Lo memiliki celah, mereka yang iri sama Lo akan menggunakan itu dengan baik."
Jelas Skyla, gadis itu memang pemerhati ulung yang juga cerdas membuat Auriga tercenung mendengar kata demi kata yang begitu masuk akal masuk ke dalam kepalanya.
"Jadi intinya Lo percaya sama gue Sky?"
"100%." Ujarnya lugas menatap lurus ke arah Auriga yang perlahan mengembangkan senyumnya. Hati lelaki itu membuncah, bahagia mengetahui gadis cantik di sampingnya ternyata mempercayainya. Perlahan Auriga mengambil tangan kanan Skyla, menautkan jarinya dan menggenggamnya dalam. Keduanya saling tersenyum kecil dengan pandangan mengarah ke lapangan dengan dada yang berdebar.
"Kenapa Lo nggak pernah nunjukin kehadiran Lo selama ini?"
Karena Lo hanya terfokus sama Kanya. Jawabnya dalam hati.
"Ehm.. ya.. ya gue malu aja. Iya malu hehe."
"Malu tapi merhatiin diem-diem, cih." Auriga menggoda perempuan di sebelahnya.
"Ck nyebelin kan!"
Skyla merengut lantas berniat menarik tangannya namun ditahan oleh Auriga.
"Gaboleh lepas." Auriga tertawa kecil melihat wajah Skyla yang merengut menggemaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Leaves
Fiction générale🍂🍂🍂 Siapa yang akan kamu pilih ; seseorang yang dirimu labeli dengan cinta pertama yang begitu kamu dambakan cintanya atau seseorang yang berada di sampingmu ketika banyak orang berjalan meninggalkan? Skyla mencintai Auriga sejak pertama kali mel...