🍂11🍂

623 158 70
                                    

Harum aroma coklat panas yang baru saja diseduh ternyata begitu menggoda, Auriga yang telah cukup lama terlelap dalam tidurnya mencoba untuk bangun, ia begitu tergiur oleh aroma coklat kesukaannya. Tubuhnya ia sandarkan pada kepala ranjang meskipun matanya masih terpejam, yang Ia syukuri, pusing di kepalanya sudah jauh lebih reda meskipun tubuhnya masih merasakan dingin.

"Hei, udah bangun?"

Auriga tersenyum tipis.

Gadis cantik yang Auriga ingat berada dalam mimpinya tadi kini tepat di hadapannya. Entahlah, mimpi itu begitu nyata, bagaimana bibirnya menyentuh bibir Skyla di tengah gerimis setelah mereka menjadi sepasang kekasih..

Hatchi!

Bersin itupun membuyarkan sisa lamunan yang bersarang pada kepalanya.

"Ugh! Rambut lo ternyata masih agak basah, bangun dulu kita ke ruang tv aja yang ngga terlalu dingin. Biar gue bantu keringin rambut sambil minum coklat hangat." Skyla berujar sambil merapihkan rambut ikal kecoklatan milik Auriga, yang sedang dirapihkan rambutnya hanya memejamkan mata, nyaman.

"Gih, udah nggak pusing kan?"

"Nggak kok, cuma sedikit menggigil. Yuk keluar." Tangan yang berukuran lebih besar itu meraih tangan Skyla untuk digenggam.

Ternyata hujan masih belum bosan menyapa langit Jakarta malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, Auriga dan Skyla kini tengah duduk di sofa depan tv dengan secangkir coklat hangat masing-masing di tangan mereka---jangan lupakan selimut yang menyelimuti keduanya.

"Gue mimpi...lo." Auriga membuka percakapan, tayangan layar kaca yang menampilkan series drama itu mendadak tidak terlalu menarik baginya, karena sepertinya berbincang dengan Skyla jauh lebih menyenangkan.

"Mimpi apa?" Skyla bertanya meskipun fokusnya masih pada layar kaca.

"Mimpiin lo sama gue pokoknya."

Dahi Skyla mengernyit dalam, apa mimpinya seaneh itu sehingga Auriga ingin menceritakannya? Karena tidak biasanya Auriga membahas mimpi.

"Sumpah Sky.. Mimpinya ngga tau kenapa kerasa nyata banget."

"Emang mimpi apaan?"

Tanya Skyla sebelum menyeruput coklat hangat dalam cangkirnya, sesekali arah matanya melirik ke wajah Auriga.

"Lo sama gue pacaran.. terus..."

"what?"

"Uhm.... ciuman."

Uhuk. Skyla berhasil dibuat Auriga tersedak akibat perkataannya barusan. Auriga yang melihat itu bergegas menepuk punggung gadis yang tengah berusaha meredakan batuknya kemudian mengambil air putih.

"Lebay banget sih Sky, keselek segala." Ujarnya menutupi rasa khawatir yang begitu kental.

"Ya lo! Mimpinya aneh banget. Tapi gue penasaran, lanjut ceritain!"

"Huft. Intinya sebelum itu kita abis jalan-jalan.. terus ke atas rooftop. Pokoknya romantis banget dan di mimpi itu.. gue bener bener merasa bahagia."

Skyla menahan senyumnya sambil memasang wajah serius, menyimak cerita lelaki menggemaskan di hadapannya.

"Minum dulu coklat hangatnya, keburu dingin."

"Hm... anyway.. coklat hangat buatan lo enak banget. Manisnya pas dan nggak terlalu kental. I like it." Puji Auriga sambil mengacungkan cangkir di tangannya, menyisakan coklat hangat yang tinggal satu per empat.

"Thank you... Masih mau lanjut cerita? Gimana kalau di balkon aja? Hujannya udah tinggal gerimis, biar lo lebih seger."

Auriga mengangguk antusias,

 Autumn Leaves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang