🍂19🍂

663 153 155
                                    

"Jawab gue Nya.. Siapa yang udah nampar Lo?"

Kanya hanya menggelengkan kepala. Masih ingin bungkam atas perlakuan mamanya yang kerap menampar dirinya ketika merasa bahwa Kanya tidak bisa bersikap seperti apa yang diinginkan.
Mereka berdua berada di belakang Aula sekolah, selepas merayakan dan penyematan juara secara simbolis di Lapangan indoor, Auriga tentu tidak lupa begitu saja dengan sahabatnya. Ia pun menghubungi Kanya untuk bertemu di belakang Aula sekolah.

"Kanya.."

Pertahanan Kanya lebur. Suara rendah Auriga tidak bisa membuatnya berkilah lagi. Tadinya, Kanya mau menjauh karena perempuan itu begitu takut akan merebut Auriga dari sisi Skyla. Padahal Kanya tahu.. kalau kembalinya Auriga menjadi sosok teladan juga reputasinya yang kian membaik itu sedikit banyak dipengaruhi oleh kekasih cantik sahabatnya itu.

Tetapi.. melihat Auriga yang tetap peduli pada dirinya pun Kanya tidak bisa menampik bahwa Kanya butuh Auriga. Butuh pelindungnya dari keluarga yang begitu menekan dan hampir membuatnya gila.

"Jawab aku... Siapa yang buat kamu sampe luka gini Nya?"

Skyla.. maaf.

Kanya pun tidak kuasa menahan keinginan untuk memeluk Auriga. Sahabatnya, Tamengnya sejak dulu. Seseorang yang selalu menghibur dan akan berusaha melindungi Kanya disaat Kanya merasa sepi, merasa tertekan dengan tuntutan dari keluarganya. Seseorang yang dengan bodohnya dia sia-siakan disaat Kanya tahu, Auriga butuh dirinya.

"M..mama.. mama aku..."

Tangis itu pecah. Auriga pun mengumpat. Ternyata Elizabeth belum berubah.

"Tolong aku Rig. Tolong.."

"Apa.. apa yang bisa aku bantu Nya? Bilang. Bilang aku."

"Terus ada di Deket aku Rig. Cuma sama kamu aku ngerasa bisa melalui itu semua."

🍂🍂🍂

Waktu berlalu bagai hembusan angin di pagi hari, tertiup begitu cepat hingga tak terasa wujudnya. Auriga, Skyla, Reno, Kanya dan Tita sudah berada di penghujung masa putih abu-abu mereka. Dengan nilai masing-masing yang memuaskan, mereka memiliki kesempatan untuk mendaftar melalui jalur undangan.

Kini, Auriga, Skyla, Reno dan Kanya tengah berada di apartemen milik Auriga. Mereka memutuskan untuk mendaftar SNMPTN bersama.

"Gue bingung anjir, mau lanjut dimana ya?" Reno begitu pusing, pasalnya kalo bisa dirinya masuk swasta juga gapapa. Masalahnya.. dia hanya malas kalau sudah repot mendaftar eh ujungnya harus kecewa ketika tidak diterima.

"Lah katanya lu mau buka warteg aja Ren, capek belajar." Auriga meledek.

"Sialan lu!" Lemparan kacang pun mendarat pada wajah Auriga bersamaan dengan tawa yang pecah dari mereka.

"Sakit anjir!" Auriga mengumpat.

"Halah manja! Laki lu manja banget Kyl."

Skyla hanya tertawa kecil melihatnya. Mendadak Auriga memasang wajah melas seperti balita yang hendak menangis.

"Idih ngapain mukanya begitu?" Skyla ikutan meledek.

"Kacangnya keras Sky! Beneran deh."

"Ye kalo lembek mah dodol!" Reno kembali menyahut. Auriga pun memutar bola matanya malas. Ia memberi kode pada Skyla kalau ingin tiduran di pahanya. Skyla pun mengerti, Auriga memang ya... Tidak kenal waktu kalau manja.

 Autumn Leaves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang