🍂16🍂

588 153 57
                                    

Ini ga ada yang kasian sama Kanya? Dia tertekan loh hidupnya.. aku juga jadi gak tega sama Auriga 😭

🍂🍂🍂

Meskipun pikirannya tetap tertuju pada Skyla, namun Auriga masih mampu menyelesaikan sesi latihan dengan cukup baik. Hampir empat jam mereka berlatih, terima kasih kepasa pacarnya yang telah menyiapkan baju ganti dan juga makanan. Memikirkan dirinya kembali dilanda masalah dengan Skyla rasanya sungguh tidak mengenakan hati.

"Rig, bagi makanan lu dong! Gue laper banget mana warung udah pada tutup." Seru Abra, teman satu timnya. Auriga cuma mengangguk sambil menyodorkan kotak bekal milik Skyla.

"Nih. Jangan diabisin."

"Anjir itu banyak ya? Ada kali enam potong. Pelit banget lu."

"Udah dikasih malah ngatain lagi." Ujar Auriga sambil memutar bola matanya.

"Idih sensi bener. Btw ini cewek lo yang siapin?"

"Hm.."

"Gila idaman banget! Segala dia siapin kaos ganti. Mana sandwichnya enak. Sumpah Rig kalo udah bosen buat gue aja."

"Mau memar muka Lo?"

"Eh he santai bos, tapi jarang banget cewek sepengertian itu. Biasanya mah malah ngambek cowoknya latihan mulu. Cewek lo bener bener dah debest! Pertahanin Rig. Makasih yak sandwichnya."

Siapa juga yang mau melepaskan kekasihnya itu? Pikir Auriga dalam hati.

Baru saja hendak akan membuka Jersey basketnya, satu lagi orang berdiri di samping Auriga. Melirik sedikit, ternyata Jaden.

"CK. Riga Riga. Lo berantem sama cewek Lo?"

Auriga mendecih, ini manusia satu mau apa lagi? Jadi cowok kok kepo banget.

"Haha. Gue baru sadar itu cewek.. siapa namanya? Ah.. Skyla. Cantik ya. Lo udah move on dari Kanya? Apa pacar Lo sekarang cuma pelampiasan karena Lo gak bisa sama Kanya? CK.."

"Diem bangsat."

"Kasian Rig kalo cuma buat pelampiasan, buat gue aja gimana?"

"Anjing."

Satu dorongan yang sangat kuat Auriga layangkan pada Jaden.

"BERANI LO DEKETIN SKYLA. ABIS LO SIALAN."

"Lo ngatain gue bangsat tapi Lo sendiri tolol! Lo kira gue gak tau Lo udah dua kali buat dia nangis?"

"DIEM SETAN."

Bugh. Satu pukulan yang cukup keras mendarat pada wajah mulus Jaden, Jaden pun membalas dan mereka beradu jotos sampai pelatih berteriak memisahkan keduanya.

"Haha tenang aja, gue gak bener bener suka sama cewek Lo. Gue masih ngincer Kanya.. ya kecuali kalo Lo putus, gue siap menampung bekas Lo."

Apa katanya? Bekas? Demi Tuhan Auriga ingin merobek mulut bajingan itu.

Jaden mengeluarkan seringainya. Membuat Auriga benar benar benci dan muak. Kalau saja di sini tidak ada pelatih, sudah dipastikan wajah laki-laki setengah sinting itu sudah tidak berbentuk.

"KALIAN NGAPAIN HAH? SUDAH TAHU MINGGU DEPAN ITU TURNAMEN MALAH RIBUT?! KALIAN MAU NAMANYA SAYA CORET DARI TIM INTI? SUDAH SANA PULANG. KALAU SAMPE GARA-GARA INI LATIHAN KALIAN TERGANGGU, SAYA PASTIKAN NAMA KALIAN TIDAK AKAN TERDAFTAR DALAM TURNAMEN."

Membereskan tasnya dengan cepat, Auriga langsung bergegas keluar lapangan indoor. Pikirannya begitu kusut juga resah belum lagi memar yang Ia rasakan pada wajahnya. Berantem dengan Jaden sungguh sama sekali tidak mampu Ia perkirakan. Dan sekarang hanya satu orang yang Auriga inginkan untuk menenangkan dirinya.

 Autumn Leaves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang