4. Lovely Twin Brother

3.8K 595 30
                                    

the barudaks (3)

Ada yang lagi di deket kantin?

Jaemin
Gue di deket kantin nih
Kenapa Jen?

Lia bilang ada yang gangguin adek gue lagi
Golongannya Bagas, di belakang kantin mereka sekarang

Renjun
Wow, dikeroyok apa gimana?

Nggak tau gue juga, keburu nggak sanggup duluan bayanginnya

Jaemin
Hmm, menarik
Tell me where should i punch them?

Terserah lo, yang penting jangan sampe mati aja anak orang

Jaemin
Roger that!

Renjun
Seru kayanya
Jaem, ikut

Jaemin
Sok lah

'sampe kapan lo bakal nyembunyiin semuanya dari gue, Ric?' batin Jeno miris sembari melihat layar ponselnya.

•••

"Emang Bagas bangsat, untung ada Jaemin tadi, kalo ga mati duluan gue yang ada" Gumam Eric kesal, dia menggulung lengan bajunya yang menutupi lebam keunguan dilengannya bagian atas. Anak buah Bagas memukulnya dengan kayu, untung saja hanya satu kali sebelum Jaemin datang dan menolongnya.

Entah apa yang membuat mereka seperti itu, Eric sendiri tidak mengerti.

Tangan Eric tergerak mengambil handuk yang sudah ia basahi dengan air hangat di atas meja, kemudian mengompres lengannya dengan sedikit ringisan keluar dari bibirnya. Rasanya ngilu sekali, belum lagi dampak lupusnya yang membuat daerah di sekitar sana muncul ruam merah yang perih, sungguh malang, bukan?

Pemuda yang hanya beda 5 menit dari sang kakak itu sekarang sedang duduk anteng di sofa di depan TV. Padahal jarum jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam lebih, bahkan lampu-lampu rumah sudah dimatikan dan semua orang sudah terlelap dalam mimpi.

Eric memang sengaja melakukannya saat tengah malam, agar semua orang tidak mengetahui aksinya dan bertanya-tanya asal usul dari lukanya.

Tapi perkiraannya meleset. Jeno knew it.

Baru 10 menit Eric duduk di tempatnya kini, lampu ruang tengah tiba-tiba menyala, membuat sang empu terjengit karena kaget. Namun kekagetan Eric hanya bertahan beberapa detik, sebelum akhirnya ia menyadari kehadiran Jeno yang berdiri di sampingnya dengan membawa segelas susu vanilla hangat.

Eric mendengus, memilih tidak peduli pada atensi sang kakak.

Jeno tersenyum pahit, dia meletakkan susu vanilla tersebut di atas meja dan mendudukkan tubuhnya di samping sang adik begitu saja. Sempat Jeno lihat lirikan tak suka yang langsung Eric berikan, namun adiknya itu hanya diam saja tanpa melayangkan protes dengan raut cemberut menahan kesal.

Jeno hampir terkekeh, Eric tetap saja adik kecilnya yang lucu.

"Dek," Jeno membuka suaranya, membuat pergerakan Eric yang mengompres tangannya terhenti.

Panggilan itu... entah kenapa membuat desiran aneh di hati sang adik. Sudah sangat lama semenjak Eric mendengar panggilan seperti itu dari mulut sang kakak.

Namun rasa gengsi menang lagi kali ini. Eric tetap tidak menyahut dan sibuk pada kegiatannya. Bersikap seolah-olah tidak ada Jeno disampingnya.

Jeno tersenyum tipis, "Kamu kenapa? Tangannya sakit banget ya sampe di kompres gitu?" Tanya Jeno pura-pura tidak tahu. Tentu saja Jaemin dan Renjun sudah laporan tentang pembully-an Bagas terhadap adiknya. Berakhir dengan hidung anak nakal itu patah di tangan Jaemin. Jeno puas sekali mengetahuinya.

Eric tetap terdiam, meskipun hatinya terus berdesir dengan aneh mendengar suara lembut Jeno.

Eric rindu, namun gengsinya lebih tinggi.

Jeno menghela nafas, "Kalo udah selesai ngompres-nya, tidur ya? Mungkin kakak nggak bisa bantu, karena pastinya kamu gamau kan dibantu?" Jeno terkekeh pahit.

Ditempatnya Eric merasa tenggorokannya tercekat mendengar kekehan pahit tersebut.

"Tapi gapapa, itu ada susu hangat. Diminum ya? Kata orang-orang kalo minum susu sebelum bobo, bakal lebih nyenyak bobonya, jadi dihabisin oke?"

Jeno berdiri dari duduknya, dia mengacak rambut Eric pelan.

Eric merasa tubuhnya kaku seketika.

"Kakak tinggal ya? Jangan sampe larut banget ngobatinnya, besok dilanjut lagi. Good night, adek"

Dan setelah mengucapkan kalimat yang sangat manis itu, Jeno benar-benar beranjak dari sana. Meninggalkan Eric yang tubuhnya masih membeku ditempat, otaknya blank dan hatinya berdesir dengan kencang.

Kakak, maafin adek...

•••

lacuna; jeno eric. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang