6. Twins: Marsel and Marshall

3.6K 524 7
                                    

"Ric, makan dulu. Dibikinin bunda bubur nih" Sunwoo mengguncang pelan tubuh Eric yang panas. Namun sahabatnya itu tetap tidak bergeming, ia malah semakin menyamankan tubuhnya yang kini sedang tiduran di atas ranjang milik Sunwoo.

Sunwoo mengusap wajahnya kasar. Tadi sepulang sekolah, Eric merengek agar bisa ikut pulang ke rumahnya. Sunwoo yang tidak tega melihat wajah pucat sahabatnya itu akhirnya mengalah dan terpaksa menurutinya. Apalagi seharian ini Eric hanya tiduran di UKS karena suhu badannya yang tinggi, lupus benar-benar menyedot seluruh tenaga anak itu hingga habis.

Tanpa Eric bicarapun, Sunwoo sudah paham jika tingkah laku sahabatnya ini pasti ada hubungannya dengan masalah di keluarganya. Dalam hati Sunwoo diam-diam bersyukur karena mempunyai orang tua yang akur dan pengertian, juga diberi tubuh yang sehat walafiat.

"D-dad... hiks... sakit"

"Sssh, jangan nangis" Sunwoo mengelus lengan Eric ketika mendengar sahabatnya itu mengigau dalam tidurnya. Sunwoo hafal betul dengan kebiasaan Eric yang sering mengigau, apalagi saat sedang sakit seperti ini. Anak itu terlalu lelah baik mental maupun fisik.

"Bangun, yuk. Makan dulu Ric elaah" Sunwoo kembali mengguncang pelan bahu sahabatnya, namun Eric tetap tidak memberikan respon.

"Bisa digeprek sama Jeno kalo gini gue..." Gumam Sunwoo, mengingat pesan Jeno yang mewanti-wanti dirinya untuk mengurus Eric dengan benar.

Benar-benar bayi besar.

"Ric, bangun duluu, makan dulu woi lo galaper apa" Sunwoo mengguncang bahu Eric sedikit lebih kuat.

Diluar dugaan Sunwoo, Eric langsung terbangun, tubuh pemuda itu terduduk begitu saja dan matanya terbuka dengan kaget. Sepertinya ia baru tersadar dari mimpi yang buruk. Sunwoo jadi merasa sedikit bersalah.

"Hah, Sunw- lah, kok ada lo???" Tanya Eric bingung.

Sunwoo merotasikan bola matanya, "Lo kan tadi ikut pulang bareng gue"

"Hah? Masa sih...??" Eric mengedarkan pandangannya, dan benar saja, dirinya ada di kamar Sunwoo sekarang.

"Iyeee, Eric Ethanaa. Sekarang lo mending makan dulu nih! Dibikinin bunda bubur ayam tadi" Sunwoo menyodorkan semangkuk bubur yang hanya dengan melihatnya saja Eric sudah enek.

"G-gue harus makan ini?" Tanya Eric serak, dia memandangi bubur itu dengan jijik.

"Iyalah! Lo nggak mau ngehargain bunda gue apa?" Balas Sunwoo galak, Eric segera menggeleng dan menyendok bubur lembek itu dengan raut muka cemberut.

Sunwoo tersenyum puas, walaupun harus sedikit membentak Eric agar menuruti perkataannya.

Yang penting Jeno tidak tahu, maka nyawa Sunwoo masih aman.

"Ric" Panggil Sunwoo.

"Heum?"

"Lo berantem lagi sama Jeno?"

"We fight every day, Sunwoo. What's new?"

"Hmm bener juga, terus apa?"

"Dad pulang"

Sunwoo membelalakkan matanya, "ANJIR RIC LO DIJADIIN SAMSAK TINJU LAGI SAMA BOKAP LO?" Balas Sunwoo dengan heboh.

Eric segera saja membungkam mulut Sunwoo dengan tangannya, "Congor lo minta dikunci asli"

"Mmh- bang- sat Eric lepas!" Sunwoo menarik tangan Eric dari mulutnya, "Tangan lo panas jir" Dumel Sunwoo.

Eric berdecak kecil, dia menarik tangannya dari mulut Sunwoo dengan raut menahan kesal. "Dikondisiin tuh mulut mangkannya, kalo bokap nyokap lo denger gimana?"

lacuna; jeno eric. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang