8. It's Getting Worse

3.4K 460 72
                                    

"Lo nggak bisa terus-terusan nyembunyiin semuanya dari kembaran lo kali" Kata Sunwoo, lagi.

Eric yang mendengarnya berdecak kecil, ini sudah ke-5 kalinya Sunwoo mengatakan hal yang sama padanya, membuat telinga Eric terasa panas mendengarnya. Namun tentu saja seorang Sunwoo tidak akan peduli, pemuda itu malah meneruskan omelannya masih dengan topik yang sama.

Eric mendengus kasar.

"Lo kalo mau ngomel mending pulang deh, Nu" Usir Eric, menggerakkan tangannya dengan gestur mengusir. Kepalanya sudah pusing dan Sunwoo malah memperparah.

"Sorry, abis greget gue sama lo jir" Balas Sunwoo sembari menghela nafas panjang, terlalu lelah dengan sahabatnya yang keras kepala.

"Nggak usah lo pikirin mangkannya" Sahut Eric dengan nada enteng.

"Lo sahabat gue anjing gimana nggak gue pikirin??" Sunwoo ngegas.

Eric sedikit kaget, namun dia menahan agar raut wajahnya biasa saja.

"Ya maaf, tapi serius gue nggak mau lo malah jadi kepikiran Nu" Gumam Eric dengan nada bersalah.

Sunwoo mendengus, Eric tidak seharusnya meminta maaf. "Enggak kok, gapapa"

Eric berdehem kecil. Tangannya tergerak mengambil apel yang sudah dikupas bersih oleh Sunwoo, kemudian menggigitnya meskipun lidahnya kini seolah mati rasa. Eric ingin menghargai upaya sahabatnya itu.

Siang ini, sepulang sekolah, Sunwoo tiba-tiba datang menjenguknya sembari membawakan satu parsel buah. Eric tidak bisa protes, meskipun seluruh persendiannya terasa ngilu bukan main, namun dia harus tetap menghargai kehadiran Sunwoo yang sudah repot-repot menjenguknya, padahal Eric yakin pemuda itu juga pasti sudah lelah sepulang sekolah.

"Kalo lo mau, ambil aja Nu" Ujar Eric yang melihat Sunwoo hanya diam.

"Hah, enggak kok. Buat lo ini" Sangkal Sunwoo cepat.

"Gapapa padahal kalo lo pengen"

"Nggak kok"

"Yaudah"

Dan setelah itu hening. Eric yang sibuk mengunyah dan Sunwoo yang fokus pada buah apel yang sedang diirisnya menjadi tipis-tipis.

Tanpa sadar Sunwoo menghela nafasnya kasar. Di kepalanya kini terlalu banyak unspoken question yang ingin dia tanyakan pada sang sahabat, namun sayangnya Sunwoo tidak punya nyali yang cukup untuk itu. Sunwoo paham betul Eric bukanlah tipe orang yang mudah untuk terbuka dan bercerita tanpa ditanya, pemuda itu terlalu terbiasa memendam semuanya sendiri.

Sebagai seorang sahabat, Sunwoo wajar kan ingin membantu? Yaa, meskipun yang bisa dilakukan Sunwoo hanya mendengar dan memberi saran.

"Kenapa?" Tanya Eric tiba-tiba, memecah keheningan.

Alis Sunwoo mengernyit, "Kenapa apanya?"

"Lo lagi mikirin apa? Sampe ngehela nafas kaya gitu"

Sunwoo mendengus kecil, "Bukan apa-apa"

"Ohh"

Tuhkan, Sunwoo memutar bola matanya malas. Eric jika tidak dipancing untuk bercerita, maka pemuda itu juga tidak akan pernah bercerita.

"Ric?" Panggil Sunwoo ragu-ragu pada akhirnya.

"Heum?"

"Lo... dipukul lagi ya sama bokap lo?"

Raut wajah Eric langsung berubah, dia memandangi Sunwoo dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. "Lo... tau darimana?" Balas Eric yang entah kenapa nadanya tiba-tiba terdengar mengintimidasi.

lacuna; jeno eric. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang