16. Stand by You

3.3K 463 96
                                    

"Beneran mau ikut kesana lo?" Sunwoo bertanya untuk kesekian kalinya. Sementara di depannya Eric sudah memasang wajah kesal karena Sunwoo yang terlalu berlebihan, menurutnya.

"Beneran Nu, yailah kudu berapa kali gue bilang coba"

Sunwoo menghela nafas, entah sudah episode berapa ia menghadapi Eric dan kekeras kepalaannya yang luar biasa itu.

Anak itu memaksa ikut melihat pentas seni yang diadakan malam ini di tengah lapangan, padahal Eric baru sadar dari pingsannya sekitar 2 jam yang lalu. Tanpa bertanya pun, Sunwoo tahu badan Eric masih terasa lemas, pun lengannya juga masih terasa hangat.

Dasar batu.

"Bantuin" Ucap Eric tiba-tiba.

"Hah?"

"Bantuin berdiri, lemes banget"

Decakan kecil langsung diberikan Sunwoo, "Mangkannya lo tuh kalo masih lemes ya gausah gegayaan pengen liat pensi segala, mau liat apaan sih, paling ya cuma gitu-gitu doang isinya" Omelnya namun tetap mengulurkan tangannya untuk membantu Eric berdiri dari brankar.

Eric nyengir, "Gue takut tidur sendirian disini hehe"

Sunwoo merotasikan bola matanya mendengar alasan yang menurutnya sangat kekanak-kanakan itu.

"Ampun deh, anak TK lu ya"

"Lo kali anak TK, sukanya nyemilin boba"

"Et, jangan salah. Boba tuh enak banget tau"

"Diabetes tau rasa"

"Lo doain gue?!"

Dan obrolan ringan yang lebih seperti ajang menjelekkan satu sama lain itu terus berlanjut hingga keduanya sampai di lapangan. Sunwoo sebisa mungkin untuk tidak membahas insiden kecelakaan yang dialami sahabatnya itu, apalagi fakta bahwa Jeno telah mengetahui semuanya saat menggantikan baju Eric tadi.

Ngomong-ngomong tentang Jeno, Sunwoo tidak melihat pemuda itu bahkan ketika Eric bangun. Entah kemana bucin Eric nomor satu itu. Mungkin sedang sibuk.

Namun tadi Jeno sempat menitipkan Eric ke Sunwoo dengan ancaman yang tidak main-main jika sampai Eric terluka barang sejengkal saat bersamanya. Padahal tanpa perlu diancam pun, Sunwoo pasti melindungi sahabatnya itu sekuat yang dia bisa.

Eric might looks so strong outside, but inside he's just a fragile soul who must be protect.

Eric dan Sunwoo mengambil spot duduk di atas akar pohon yang menyembul dari tanah. Memang pensi yang diselenggarakan malam ini tidak menggunakan panggung, seluruh peserta kemah disuruh duduk melingkar di pinggir lapangan guna menyaksikan aksi yang akan ditampilkan di tengah-tengah lapangan.

"Tadi gue liat Jeno di tenda panitia sambil bawa gitar anjir, gilak tu anak mau nyanyi ya pasti? Kebayang nggak sih? Keren banget pasti!!"

Eric menolehkan kepalanya ketika mendengar suara perempuan yang menyebut nama kembarannya, tepat di sampingnya. Kening Eric mengernyit, apa Jeno akan mengikuti pensi malam ini?

Sejak kapan Jeno bisa nyanyi, anjir.

Mungkin gue salah denger kali ya.

Eric memilih mengabaikan dua perempuan tersebut dan kembali memfokuskan pandangannya pada acara yang akan dimulai. Sesekali anak itu mengusap-usap kedua lengannya dan meniup-niup telapak tangannya yang kemudian ia tempelkan di area pipi juga leher. Kebiasaan Eric jika sedang kedinginan. Apalagi tubuh anak itu memang sedang tidak sehat sekarang.

"Dingin? Pake jaket gue mau?" Suara Sunwoo terdengar, disambut gelengan pelan dari Eric.

"Ntar malah gerah" Sahutnya, karena ia sudah memakai hoodie abu-abu miliknya saat ini.

lacuna; jeno eric. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang