Bab 5- Gaun Pengantin

88 11 9
                                        

الَّلهـُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِـناَ مُحَمَّـد

Sebelum lanjut baca, jangan lupa sholawatnya ya...
.
.
.
HAPPY READING❤

Perasaan campur aduk yang dirasakan Ayla sekarang benar-benar membuatnya hilang fokus ketika jam kuliah Deva berlangsung.

Dosen Sosiologi yang terkenal galak seantero kampus itu selalu memasang wajah tanpa ekspresi dimanapun berada.

***

"Kamu!" Tunjuk Deva pada Ayla yang masih melamun di tempat duduk belakang.

Melihat Ayla yang tidak merespon, Chayra langsung menyenggol lengan sahabatnya itu. Spontan Ayla kaget dan melihat Deva sudah berada didepannya.

"Disebut apa hubungan dua orang yang saling melakukan obrolan dan menimbulkan reaksi antara keduanya?" Tanya Deva sambil melipat kedua tangannya di dada.

Sialnya lagi, Ayla tidak terlalu mendengarkan pemaparan materi dari dosen galaknya itu.

"Saling, mmm ... ee ... anu," Jawab Ayla tidak karuan.

Telinga siapapun di ruangan itu yang mendengar Ayla bicara gagap, seketika langsung tertawa riuh, kecuali Deva.

Deva menggelengkan kepala pelan, "Kamu mau belajar atau mau saya keluarkan?!"

Ayla hanya menunduk menahan malu dari teman-temannya.

Lalu Deva beralih menunjuk Chayra untuk menjawabnya.

"Suatu hubungan dua orang atau lebih yang menimbulkan perbincangan, kemudian ada feedback diantara keduanya, maka akan timbul sebuah komunikasi yang mana biasanya disebut dengan interaksi sosial " jawaban Chayra berhasil membuat Deva mengangguk-angguk tanda membenarkan.

Kemudin Deva beralih menatap Ayla, "Untuk kamu, Ayla. Buat ringkasan materi hari ini. 6 jam dari sekarang kirim ke email saya." Ayla mengangguk pasrah.

"Satu lagi, jika ada salah satu dari kalian yang memberikan contekan ke Ayla saya doakan sulit dapat jodoh! Ingat ya, Sulit"

Astaghfirullah, Pak De! Situ juga belum nemu jodoh. Ups!

***

"Gimana, bun?" Tanya Ayla yang sudah mengenakan gaun pengantin berwarna plum dengan perpaduan payet dan brokat yang begitu cantik.

Setelah melaksanakan sholat ashar di kampus, Ayla langsung ke butik untuk fitting baju pengantin. Ditemani Fatimah juga Arif. Hal inilah yang sedari tadi menggorogoti pikirkan Ayla, betapa gugupnya ketika ia harus bertemu dan meminta pendapat pada Arif, rasa canggung yang dirasakannya benar-benar tidak bisa ditutupi.

"Gimana nak, Arif?" Tanya Fatimah.

"Mmm. bagus"

"Kalau aku ganti warna putih bagus nggak kak?" Arif hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.

Ayla sedikit kecewa dengan respon yang diberikan Arif padanya. Pasalnya ia selalu memimpikan ada rona bahagia saat memilih gaun pengantin, perdebatan kecil antara calon pengantin pria dan wanita ketika memilih desain baju sangat diidamkannya. Namun tidak pada kenyataannya sekarang.

Ayla keluar dengan gaun yang sudah berganti warna putih. Gaun pengantin Syar'i sederhana berpotongan loose yang simple dipadukan dengan hijab yang menutup dada dan kain veil yang membuat Ayla begitu anggun. Fatimah yang terpesona melihat kecantikan Ayla langsung gemas memeluknya.

AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang