Bab 8- Bad Day

59 13 3
                                    

*tandain typo nya ya :)

"Hati ini Allah yang bolak-balikkan. Cukup doakan dan ikhtiar semampu yang kamu bisa setelah itu serahkan semuanya kepada-Nya"

~ Ayla Alesha Rabbani ~

Happy Reading📖

_________________________

"Astaghfirullah, Telat!!" Ayla terbangun melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 08.25 WIB. Ia langsung bergegas mengambil handuk dan meluncur kekamar mandi.

Seandainya Ayla tidak tidur setelah menyiapkan sarapan pagi tadi, ia tidak akan telat di jam kuliah Deva sekarang.

Kurang dari 15 menit, ia sudah keluar dengan mengenakan baju tunik berwarna mocca dengan rok putih plisket dipadukan dengan pashmina yang senada dengan bajunya. Terakhir, ia memoles wajahnya dengan sedikit foundation dan bedak ditambah lipstik tipis yang menyesuaikan dengan warna bibir.

Ayla bergegas menuruni anak tangga dan matanya langsung menangkap Arif sedang mencuci mobil diluar.

"Kak, Ayla berangkat, ya." ucapannya tidak digubris Arif.

Ayla menghembus nafas pelan. Kali ini Arif benar-benar membuatnya ingin menyerah. Tapi ia kembali memikirkan perasaan kedua orangtua dan mertuanya jika keduanya tahu keadaan rumah tangga mereka.

"Assalamualaikum." Pamit Ayla pada Arif yang masih sibuk dengan mobilnya.

***

Suasana kelas sangat hening, tidak ada yang berani mengobrol ketika Deva sedang mengajar. Dosen yang satu ini sangat disiplin dan teliti, bermasalah dengan Deva sama saja cari mati. Siap-siap saja tidak lulus di mata kuliahnya.

Ayla masih berdiri dibalik pintu, nyalinya terlalu kecil ketika berhadapan dengan Deva. Ia berharap dosennya itu memberinya keringanan.

Ia menarik nafas kasar dan memberanikan diri menghadap Deva. Walaupun ia tahu itu akan sia-sia.

"Assalamualaikum," suaranya berhasil membuat semua mata tertuju kepadanya. Chayra yang melihat sahabatnya itu langsung geleng-geleng kepala.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Deva tenang, namun Ayla tahu sebentar lagi Dosen itu akan menghukumnya.

"Ma-af, Pak. Saya kesiangan." Kata Ayla masih menunduk.

"Masuk," Semua mata kembali beralih ke Deva. Begitupun Ayla, alisnya spontan mengernyit ketika Deva mengizinkannya masuk. Ini serius nggak ada hukuman?

Mungkin Pak De lagi menang GA gaes. Jadi lagi seneng ceritanya.

Ayla masuk dengan hati yang lega dan langsung mengambil tempat duduk paling belakang. Dilihatnya Deva kembali memaparkan materi. Seperti biasa, kelas seketika menjadi hening.

"Kita hidup dilingkungan yang punya kebiasaan dan adat yang beda-beda. Gak bisa semua kalian pukul rata. Ilmu sosiologi itu ibarat kacamata canggih yang bisa melihat karakternya masyarakat itu seperti apa. Contoh simple aja kebanyakan penduduk desa itu humble dan suka berbaur, ada gak menurut kalian perbedaanya sama orang-orang di kota?" Jeda beberapa detik.

AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang