Bab 11- Tanpa Kabar

46 11 4
                                    

" ......"

"Bisa, sekarang?" Tanya Arif pada suara diseberang telepon.

Arif kembali mematikan ponselnya dan bergegas melajukan mobil.

***

Benar saja, Ayla banyak bertanya tentang skripsi, proposal skripsi, sidang,  KKN dan lain-lain yang dijawab Deva dengan ramah. Tidak menyesal dia mengambil tawaran Deva diawal.

"Gimana tugas dari Ibu Airin kemarin?" Tanya Deva yang sudah menyeruput es tehnya.

"Alhamdulillah lancar,Pak. Kalau aja dari dulu saya konsul ke bapak ya, pasti nilai saya A+ semua," tawa renyah dari Ayla membuat Deva geleng-geleng kepala.

"PD banget kamu." jawab Deva dengan ekspresi dinginnya lagi.

"Bapak ini labil ya, nggak bisa ditebak. Tiba-tiba bisa senyum, terus tiba-tiba bisa dingin kayak es batu." Kata Ayla blak-blak'an.

"Kalau kamu lihat saya lagi senyum, itu artinya bibir saya nggak sengaja ketarik." Ayla yang mendengar jawaban dari Deva spontan menahan tawanya.

"Oiya, pak. Waktu kita makan bareng sama ibu saya dan kak Arif, bapak bilang belum menikah. Bapak bohong?"

"Tidak semua hal harus diceritakan ke khalayak ramai. Termasuk tentang istri saya,"

"Tapi sekarang bapak ceritain ke saya," ucap Ayla yang langsung memotong pembicaraan Deva.

"Dan tidak semua hal bisa dipendam sendirian. Termasuk sekarang, lagian saya curhat ke kamu karena nggak sengaja." Tepis Deva dengan nada nyolotnya.

Ayla memanyunkan bibirnya dan sedetik kemudian mengangguk membenarkan ucapan Deva.

Ia kembali melihat jam yang yang melingkar ditangannya, Ayla segera berdiri dari tempat duduk dan membayar makanannya.

"Saya pamit pulang ya, pak."

Deva ikut berdiri dan membayar makanannya juga, "Saya juga mau pulang."

Sebelum meninggalkan Deva, Ayla tidak lupa mengucap salam pada dosennya.

"Terimakasih," ucap Deva yang sudah dibalas senyum tulus dari Ayla, dan mereka berpisah di taman itu juga.

***

"Hahh seriusan! Pak Dev udah nikah?!" Teriakan Chayra spontan membuat Ayla menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Iyaa Chayra, iyaaa. Tapi lo jangan kasih tahu ke siapa-siapa ya," oceh Ayla.

Chayra mengangguk mengiyakan ucapan sahabatnya, "Sorry, Ay. Auto kaget gue dengarnya. Gak nyangka kalau dia udah nikah. Dan istrinya-" jeda beberapa detik, "Meninggal." Lanjutnya dengan nada bersalah.

Sesampainya dirumah, Ayla melepas kerudung dan menggantinya dengan kerudung instan yang biasa dipakainya, "Gak ada yang tahu umur kita sampai kapan, Ra. Siap gak siap, kalau sudah waktunya nggak ada yang bisa lawan."

"Hm."

Mereka terus membahas tentang Deva. Chayra yang mendengar cerita dari Ayla jadi merasa bersalah karena dia pernah mengumpat dosen yang terkenal galak itu.

"Tapi tunggu, nggak kayak biasanya loh, Pak Dev welcome banget sama mahasiswanya, jangan-jangan." Ucap Chayra menyelidik.

Ayla yang curiga arah pembicaraan Chayra langsung menepisnya dan mencoba mengganti topik pembicaraan. "Apaan sih, Ra. Skip skip. Gue udah punya suami nih,"

AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang