Bab 10- Ternyata (2)

65 12 5
                                    

Al-Kahfi Time❤

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dua Jum’at.”

(HR. An Nasa’i dan Baihaqi)

__________________________________
بسم الله الرحمن الرحيم

"Perihal CINTA, kita tidak tahu akan jatuh hati dengan siapa. Namun kita tahu hati kita berjuang untuk siapa"

~ Deva Alfian Ridha ~

🌻🌼

"Ay." Ayla bergumam kecil dan perlahan membuka matanya. Dilihatnya Arif sudah mengenakan baju koko lengkap dengan sarung dan peci dikepalanya.

"Sudah subuh?" Tanya Ayla yang masih belum sadar sepenuhnya.

"Hm,"

"Kakak pulangnga jam berapa malam tadi?"

"Tiga," jawabnya singkat.

Ayla hanya mengangguk dan bangkit dari pembaringan menuju kamar mandi. Setelahnya mereka mengerjakan sholat subuh dengan khusyu.

Arif melantunkan bacaan Al-Fatihah dan surah Al-Insan di rakaat pertama, lalu surah Al-insyiqaq dirakaat kedua. Ayla yang mendengarnya seolah tersihir dan bergetar setiap mendengar bait ayat al-qur'an yang dibacakan oleh suaminya itu.

Seperti biasa selesai salam, Ayla menyalami punggung tangan Arif dengan khidmat.

"Kak," Arif menoleh melihat Ayla mengulas senyum penuh arti.

"Kenapa?"

Ia kembali memperhatikan Ayla yang beranjak dari sajadahnya dan berjalan mengambil goodie bag yang disimpan dibawah kasur.

Ayla kembali berjalan ke arah Arif yang masih duduk diatas sajadah, dan menyerahkan bingkisan ditangannya.

Arif mengernyit dan menatap heran, "Baju?".

"Buat dipakai sholat." Jelas Ayla.

"Tapi aku udah punya banyak, lagian ngapain beli?" Ayla melongo. Salah lagi?

"Oh g-gitu ya, Kak. Kalau gitu aku kasih ke Abi aja ya nanti," Ayla tersenyum canggung dan mengambil cepat baju ditangan Arif.

Aishh, benar-benar si Arif.

Arif yang melihat reaksi Ayla, seketika ikut canggung.

"Ehem! Tapi aku suka. Aku minta lagi, boleh?" Ia pun berubah pikiran dan kembali meraih bingkisan ditangan istrinya.

Ayla hanya mengangguk dan kembali dengan senyum canggungnya.

***

Selesai merapikan sajadah dan beberes kamar, Ayla kembali dengan rutinitasnya di dapur,  memasak. Kali ini ia akan memasak udang goreng tepung bersama tumis kangkung dengan bahan-bahan yang sudah ada di dalam kulkas. Aisyah-mertuanya, sudah menulis daftar makanan yang menjadi kesukaan Arif, begitu juga makanan yang tidak Arif suka. Jadi sebisa mungkin Ayla menyiapkan makanan yang disenangi suaminya.

1 jam lebih berdiri di depan kompor membuat kakinya sedikit pegal. Ayla merasakan sulitnya menjadi seorang istri, membayangkan bundanya harus memasak untuk empat anggota keluarga ternyata begitu melelahkan.

Mereka sengaja tidak memakai art, Ayla pikir ia akan bisa mengerjakan semuanya tanpa dibantu seorang asisten. Lagian Arif juga tidak terbiasa memakai jasa art.

AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang