Aku bukan wanita semulia Sayyidah Khadijah, bukan
setaqwa Siti Aisyah, akupun tidak setabah Fatimah ataupun sekaya Balqis apalagi secantik Zulaikha. Aku hanyalah wanita akhir zaman yang merindukan surga namun masih diselimuti dosa~Ayla Alesha Rabbani~
"Kamu niat kuliah tidak?!""Niat, pak"
"Terus ini apa?! Layak nggak disebut makalah?!" Deva marah sejadi-jadinya sambil menganggat-angkat makalah dari salah satu Mahasiswanya.
"Maaf, pak, malam tadi saya buatnya buru-buru jadi nggak sempat saya kasih sampul," ucap laki-laki yang dari tadi sudah menunduk pasrah.
"Nggak sempat ... nggak sempat ... Itu adalah alasan jadul yang selalu saya dengar dari mahasiswa seperti kalian semua!" ucapnya semakin membuat kelas seperti tempat mencekam didalamnya.
"Mahasiswa semester lima seperti ini? Mau jadi apa kalian?!" Tangan Deva sudah melayang menggebrak meja Ayla yang berada didepannya sekarang.
"Astaghfirullah!"
"Kenapa kamu?"
"Kaget, pak," jawab Ayla tidak berani menatap Deva dihadapannya.
"Kalian semua dengar, saya tidak mau mengajar Mahasiswa yang tidak mau serius belajar dengan saya. Satu orang salah, semua yang kena!" Deva berlalu membereskan barang-barangnya dan langsung bergegas keluar.
***
"Parah tuh dosen, gilaa gue! Ngeselin banget, sumpah. Ganteng-ganteng galaknya astaghfirullah. Gue ramal nggak ada cewek yang mau sama tu dosen!"
Mendengar sahabatnya mengucap sumpah serapah, spontan mengundang gelak tawa Ayla yang berada di sampingnya.
"Istighfar, Ra. Kecilin tuh volume suara, gue nggak tanggung jawab ya kalo Pak De dengar. Gue juga udah bilang kan kalau dia itu orangnya emang ngeselin." Suara Kekehan Ayla memancing semua mata orang-orang di kantin tertuju padanya.
"Ketawa aja terus, Ay, ketawa aja. Kan bisa tu dosen bicaranya nggak usah ngengas gitu. Kita ini bukan anak-anak lagi, Ay. Paham kok maksudnya. Nggak usah digituin," kata Chayra yang sudah naik pitam.
"Baper nih ceritanya," goda Ayla yang melihat Chayra masih dengan amarah.
"Lo ada di pihak mana sih?" Mendengar Chayra berkata seperti itu, Ayla langsung memeluk Chayra dari samping, digenggamnya erat sahabatnya sambil tertawa puas.
"Udah ah, daripada gue beneran gila gara-gara tu dosen. Kita ganti topik aja."
Chayra yang dari tadi sibuk marah-marah kini membenarkan posisi duduknya kearah Ayla.
"Gimana kak Arif? Dua hari lagi lo harus kasih jawaban ke dia."
Malamnya sebelum tidur, Ayla menelpon Chayra dan menceritakan tentang Arif yang datang untuk melamarnya. Sahabatnya itu juga tahu tentang Arif yang begitu membenci Ayla. Nama Ayla sudah juga sudah ter'blacklist oleh Arif, tapi kenapa ia malah datang dengan tujuan ingin mengkhitah?
"Iya, Ra. InsyaAllah. Perlu waktu lama buat gue mikirin semua ini, " kata Ayla yang hanya mengaduk-ngaduk minumannya.
"Gue dukung apapun keputusan lo, karena yang jalanin itu lo, bukan gue. Gue juga nggak mau maksa kalau emang lo nggak suka. Pokoknya gue cuman mau yang terbaik buat lo, Ay." Chayra menggenggam erat tangan Ayla kemudian memeluknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AYLA
Romantizm[Follow Dulu Baru Baca❤] "Cinta bisa datang dengan sendirinya. Kalaupun kamu hari ini tidak mencintaiku, aku pastikan besok, ataupun lusa bisa jadi nanti, cinta itu akan tumbuh." Ayla Alesha Rabbani, mengetahui kenyataan bahwa ia dijodohkan dengan s...