⚠⚠⚠
1. Cerita ini real fiksi.
2. Open kritik dan saran, apapun itu, termasuk koreksi penulisannya.
3. Aku nulis pakai alur maju-mundur, jadi kalau ada salah satu scene yang kalian bingung, ulang-ulang lagi di bab sebelumnya, ya.
4. Jangan lupa vote, share dan komen sebanyak-banyaknya.
5. Love u all❤
_________________________________
بسم الله الرحمن الرحيم
"Jangan terlalu bersedih, karena pertolongan akan selalu datang bersama kesabaran"
.
.
(H.R Ahmad)HAPPY READING❤
Lelaki paruh baya berbadan sedikit gemuk dengan baju koko berwarna krim perlahan berjalan mendekati pria yang tengah sibuk dengan laptopnya
"Kapan Nikah?"
Pertanyaan yang dilontarkannya membuat pria dihadapannya spontan tersedak.
"Belum kepikiran, Yah" jawabnya santai sambil meneruskan pekerjaannya.
"Sampai kapan mau begini, Rif?"
"Sampai waktunya tiba," jawab Arif sambil menenguk segelas air dihadapannya.
Imam mensejajarkan duduknya dengan Arif yang masih sibuk bergelut dengan tugasnya.
"Ayah sudah punya calon buat kamu," Sekali lagi Arif tersedak mendegar ucapan ayahnya.
"Loh? Kok bisa. Aku belum mau nikah, Yah." Imam tersenyum kecut mendengar peryataan anak semata wayangnya.
"Dari Siti Aisyah R.A, Rasulullah bersabda yang mana beliau mengatakan bahwa nikah itu termasuk sunnah Nabi. Barangsiapa tidak mengamalkan sunnahku, ia tidak termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah. Hadis riwayat Ibnu Majah. Kurang jelas apalagi, Rif?"
"Aku mau fokus sama kerjaan dulu, cari uang. Toh aku cari uang buat istri sama anak-anak nanti. Untuk sekarang aku nggak mau ada yang ganggu pekerjaanku," Imam hanya geleng-geleng melihat sikap Arif yang keras kepala.
"Jangan terlalu mengejar dunia, Rif. Kematian yang sebenarnya itu ada didepan mata. Ayah cuman mau kamu menyegerakan pernikahan, supaya terhindar dari fitnah. Kamu mapan? Iya, Punya kerjaan? Iya, mampu? Iya juga," Imam langsung bangkit dan berlalu dari tempatnya dengan wajah yang membuat Arif merasa bersalah.
Arif terlihat mengacak-acak rambutnya kemudian langsung menyusul Imam.
"Ayah yakin sama pilihan ayah?" Tanyanya ragu.
"Hm. Ayah kenal mereka dari keluarga yang baik-baik. Ayah harap kali ini kamu nurut."
"Namanya siapa?"
"Ayla. Ayla Alesha Rabbani."
Arif lama berpikir dan perlahan mengangguk.
Sontak Imam terkejut dan langsung menepuk pundak arif sambil mengukir senyum bahagia. Apapun alasan Arif menerimanya, Imam tidak terlalu ambil pusing. Kali ini ia sudah sangat senang. "Besok kita berangkat kerumahnya. Ayah sudah diskusikan ini dengan mamamu juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
AYLA
Romance[Follow Dulu Baru Baca❤] "Cinta bisa datang dengan sendirinya. Kalaupun kamu hari ini tidak mencintaiku, aku pastikan besok, ataupun lusa bisa jadi nanti, cinta itu akan tumbuh." Ayla Alesha Rabbani, mengetahui kenyataan bahwa ia dijodohkan dengan s...