"Saya terima nikah dan kawinnya Ainun Mustika AzZahra binti Suwardi dengan mas kawin seperangkat alat sholat, emas murni dua puluh lima gram dan uang tunai dua puluh juta rupiah dibayar tunai." ucap Rasyid lancar dalam satu tarikan nafas sambil menjabat tangan lelaki paruh baya yang akan segera menjadi ayah mertuanya.
"Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu kepada para saksi pernikahan Ara dan Rasyid.
"SAAAH!!" Koor pak Edi dan satu orang tetangga Ara selaku saksi dan tamu undangan lain yang merupakan keluarga besar Ara dan keluarga inti Rasyid.
"Alhamdulillah....." penghulu melanjutkan dengan do'a setelah ijab qobul.
Kemudian penghulu meminta Ara dan Rasyid menandatangani buku nikah dan beberapa berkas lainnya sebagai bukti bahwa di mata negara mereka telah sah menjadi suami istri.
Selanjutnya pembawa acara meminta Rasyid menyerahkan mas kawin kepada Ara. Lalu Ara mencium punggung tangan Rasyid, pria itu kemudian mengecup lama kening Ara.
Rasyid tak langsung melepaskan istrinya, ia memegang kepala Ara dengan kedua tangannya dan memandang wajah wanitanya lama. Perlahan air mata mulai turun di pipi Rasyid, buru-buru pria itu mengusap pipinya dengan lengan kanan baju koko putih yang ia gunakan.
Tidak ada yang mewah dari pernikahan mereka berdua. Tidak ada tenda pelaminan, ruang tamu rumah Ara disulap menjadi tempat sakral di ucapkannya akad nikah. Tidak ada panggung dan segala hiburan resepsi layaknya acara pernikahan pada umunya.
Ara hanya mengenakan gamis putih pemberian Rasyid beberapa hari lalu, sedangkan Rasyid hanya mengenakan baju koko putih polos. Tidak ada riasan mewah di wajah Ara, ia yang memang pandai bersolek, kini merias sendiri wajahnya dihari bersejarahnya.
Ara hanya mengundang Beberapa teman akrabnya saat duduk di bangku kuliah dan juga teman kerjanya saat bekerja di perusahaan yang dipimpin pak Edi.
Keluarga Anggara datang bersama keluarga besar Suwardi yang berada di Magelang dan sekitarnya. Arief berhasil mengumpulkan semua keluarga ayah Ara tanpa terkecuali, termasuk yang berada di Sulawesi Tengah.
Sedangkan Diki, juga berhasil mengumpulkan semua keluarga ibu Ara tanpa terkecuali. Jadilah pernikahan Ara ramai karena keluarganya.
Dari pihak mempelai pria, hanya di hadiri oleh oleh ayah, ibu, dua adik Rasyid, ketua RT tempat Rasyid tinggal dan juga pak Edi.
Ini semua adalah permintaan Ara. Mereka menikah satu minggu setelah Ara kembali ke kampungnya. Rasyid tidak ingin menunda pernikahan mereka lebih lama lagi.
"Mbak Ara, apakah ingin dibacakan sighat taqlik oleh suaminya atau tidak?" tanya penghulu pada Ara.
"Saya mau sighat taqlik nya dibacakan pak." jawab Ara sopan.
"Baik, silahkan mas Rasyid dibacakan."
Rasyid menuruti keinginan istrinya, ia membaca basmallah dan mengucapkan salam sebelum membaca sighat taqlik yang diinginkan Ara.
"Pada hari ini, saya Muhammad Rasyid Fauzi bin Sobirin berjanji dengan sesungguh hati bahwa saya akan mempergauli istri saya bernama Ainun Mustika AzZahra binti Suwardi dengn baik menurut ajaran Islam. Kepada istri saya tersebut, saya menyetakan sighat taqlik sebagai berikut, apa bila saya: 1. Meninggalkan istri saya selama dua tahun berturut-turut. 2. Tidak memberikan nafkah wajib kepadanya selama tiga bulan lamanya. 3. Menyakiti badan atau jasmani istri saya, atau. 4. Membiarkan atau tidak memperdulikan istri saya selama enam bulan atau lebih. Dan karena perbuatan saya tersebut, istri saya tidak ridha dan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama, maka apabila gugatannya diterima oleh pengadilan tersebut kemudian istri saya membayar sepuluh ribu rupiah dengan iwad atau pengganti kepada saya, jatuhlah talak satu kepadanya. Kepada Pengadilan Agama saya memberikan kuasa untuk menerima uang iwad tersebut dan memberikannya pada Badan Amil Zakat Nasional untuk keperluan ibadah nasional." ucap Rasyid membacakan Sighat taqlik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life after Marriage
RandomNamanya Rasyid, ia adalah suami dari Ainun Mustika AzZahra, seorang gadis cantik yang didambanya sejak lama. Di masa lalu, Rasyid pernah membuat satu kesalahan besar yang menyebabkan seluruh keluarga Ara bersepakat untuk menjauhkan mereka saat itu...