Malam pertama mereka di rumah Ara terlewat begitu saja, setelah sholat sunnah, mereka memutuskan untuk tidur karena merasa lelah.
Mereka harus mempersiapkan stamina, karena besok akan diadakan resepsi dari pihak Rasyid.
Pagi hari setelah sholat subuh, Ara dibantu istri kakak sepupu dari pihak ibunya untuk merias wajahnya.
"Sudah siap Ra?" tanya Suwardi dari balik pintu kamar Ara.
"Sebentar lagi pak." jawab Ara.
"Mobil sudah datang, lekas keluar jika sudah selesai ya."
"Iya pak."
Ara mengenakan gamis berwarna putih tulang dengan kerudung berwarna senada dengan gamis yang dikenakannya. Sedangkan Rasyid mengenakan baju koko yang sama dengan warna gamis Ara dan celana dasar hitam. Pria itu sudah siap sejak tadi dan memilih untuk mebantu keluarga Ara menyiapkan keperluan yang akan mereka bawa ke rumah Rasyid.
Setelah dirasa semuanya siap, rombongan mulai menaiki kendaraan masing-masing. Keluarga ayah Ara menaiki bus sedangkan keluarga dari pihak ibu Ara mengendarai tujuh mobil pribadi, salah satu dari mobil tersebut dihias layaknya mobil pengantin untuk di kendarai Ara, Rasyid dan keluarga inti Suwardi.
Perjalanan yang mereka lalui selama dua jam, Ara mulai merasakan gugup. Sesungguhnya ia tak suka keramaian, ia juga tak suka menjadi pusat perhatian. Maka dari itu ia bersikeras tak mengadakan pesta di rumahnya.
Keluarga Rasyid mengadakan pesta di gedung serba guna yang mereka sewa di komplek perumahan tempat tinggal mereka. Gedung tersebut berdaya tampung sekitar seribu orang.
Setelah sampai, panitia membuka acara resepsi tersebut. Ada berbagai acara sambutan dari kedua belah pihak keluarga pengantin.
Selesai dari berbagai sambutan, kini tiba acara hiburan, para tamu dipersilahkan untuk bernyanyi di panggung.
Ara dan Rasyid di arahkan panitia untuk masuk ke ruang make up. Mereka akan menjadi raja dan ratu sehari.
Setengah jam kemudian, mereka keluar dengan pakaian adat jawa tengah berwarna hitam, sontak saja hal itu membuat seluruh tamu undangan terkagum begitu mereka duduk di pelaminan.
Rasyid tampak gagah dengan beskapnya, begitu juga dengan Ara yang tampak cantik dengan siger jawa dikepalanya.
Tamu undangan tak henti hentinya datang silih berganti. Sebagian dari mereka adalah rekan kerja Rasyid di kantor dan juga kolega serta rekan bisnis Rasyid. Banyak juga rekan kerja ayah dan ibu Rasyid yang datang.
Selanjutnya mereka berganti baju dengan pakaian adat Lampung dan sore harinya mereka mengenakan jas dan gaun pengantin.
"Kaki ku pegel banget mas." rengek Ara pada suaminya.
"Sabar ya sayang, satu jam lagi acara selesai kok." Ucap Rasyid menenangkan.
"Nanti malem kita tidur di rumah kita atau di rumah bapak mas?"
Rasyid kian merapatkan tubuhnya kepada sang istri, ia membisikkan satu kalimat yang membuat Ara membeku. "Kita tidur di rumah kita biar nggak ada yang denger suara berisiknya sayang."
***
Ara dan Rasyid sudah berada di rumah baru mereka, seperti janji Rasyid pada dirinya sendiri, ia akan menempati rumah ini saat Ara sudah menjadi istrinya.
Seluruh keluarga besar Ara langsung kembali pulang setelah acara selesai, dan kini hanya ada mereka berdua di rumah ini.
Rumah yang Rasyid beli cukup mewah bagi Ara. Rumah satu lantai dengan garasi dan juga halaman yang cukup luas, terdapat tiga kamar tidur dan dua kamar mandi disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life after Marriage
AléatoireNamanya Rasyid, ia adalah suami dari Ainun Mustika AzZahra, seorang gadis cantik yang didambanya sejak lama. Di masa lalu, Rasyid pernah membuat satu kesalahan besar yang menyebabkan seluruh keluarga Ara bersepakat untuk menjauhkan mereka saat itu...