Prolog

125 12 3
                                    

"Hei kakak ... apakah batangmu berdiri?"

Aku mendengar suara, suara itu lembut dan sangat indah. Sebuah suara merdu yang pernah kudengar selama ini, mungkin aku akan menjadi pria yang sangat beruntung jika saja dia bukan adikku. Tapi, kalimat yang dia lontarkan tadi membuat image imutnya menjadi hancur karena suatu alasan.

"Lagi-lagi kau menyusup kamarku? sudah berapa kali aku melarangnya. Dan juga, berhentilah menyentuh anuku yang saat ini sedang mengeras."

Aku baru saja bangun tidur, dan mendapati wajah adikku yang sedang menindih tubuhku diatas ranjang. Wajah kami terlalu dekat, tapi entah kenapa hatiku tidak berdegub kencang karenanya. Mungkin karena kami sedarah?

Ya, itu bisa saja menjadi alasannya.

Ngomong-ngomong, adikku bernama Haruka Mirai. Mirai artinya masa depan, dan Haru artinya adalah musim semi. Ibu pasti menamainya karena ingin masa depan Haruka seindah musim semi.

"Hehehe... apa kakak terangsang dengan tubuh adikmu sendiri? Dasar mesum!" ucapnya lalu menyingkir dari tubuhku.

Haruka menggodaku seperti biasa dipagi hari buta hari ini. Bukannya aku tidak menyukainya, hanya saja aku cukup terganggu jika dia terus melontarkan kalimat kotor saat aku baru saja bangun tidur.

"Bukan begitu! Ini hanya faktor biologis yang dialami pria saat pagi hari. Selain itu Haruka, cepatlah pergi ke sekolah. Ini hari Senin bukan?"

"Heeh!? Tapi aku ingin pergi bersama kakak!"

"Kita beda sekolah, bukankah aku sudah mengatakannya setiap hari?"

"Tch!"

Haruka mendecakkan lidahnya dengan kesal. Dan langsung meninggalkan kamar setelah berteriak "kakak bodoh!!" Dan membanting pintu dengan sangat keras.

Sungguh, aku sangat tidak tahu apa yang ada di kepala adikku ini.

Namaku adalah Akira Mirai, sama seperti adikku yang memiliki marga Mirai yang artinya masa depan. Nama Akira sendiri diambil dari arti kecerdasan, sepertinya kedua orang tuaku ingin aku menjadi anak yang cerdas di masa depan.

Aku tinggal bersama dengan Haruka di rumah sederhana. Kedua orang tua kami sedang dalam bisnis luar negeri dan tidak akan pulang hingga 3 bulan kedepan.

Oleh sebab itu, semua kebutuhan makanan, minuman, pakaian, biaya hidup sehari-hari. Semua itu aku yang mengaturnya. Yah, itung-itung pengalaman menjadi seorang ayah dimasa depan.

"Sepertinya aku juga harus mandi..."

Aku melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul setengah tujuh. Tidak lama lagi aku akan ke sekolah layaknya siswa normal lainnya. Aku segera bangkit dari kasur, dan mulai memanjakan diri didalam kamar mandi.

***

"Hei kakak, lihatlah! lihatlah!!"

"Berhenti bermain-main dengan makananmu seperti itu!!"

Aku saat ini sedang berada di uang makan bersama dengan Haruka. Kami duduk berseberangan, dan alasanku marah adalah, karena Haruka yang menjilati pisang dengan gaya erotis, dia memiliki ahli untuk membangkitkan nafsu birahi pria. Aku mulai takut dengan masa depannya. Kurasa ibu juga harus tahu tentang ini.

"Hahaha! Apakah kakak sudah tegang kembali? Melihat adikmu seperti itu, Kakak sungguh siscon akut bukan? Ah, jangan bilang kalau kakak ingin kubantu untuk mengeluarkan cairan putih dibatang itu, maaf saja tapi aku baru saja mandi sekarang. Kita bisa melakukannya siang nanti, oke?"

"Aku tidak akan terangsang hanya dengan sebuah pisang. Selain itu, berhentilah berkata-kata kotor saat sarapan."

Aku ingin membenarkan etika adikku ini, dia selalu berkata-kata kotor setiap saat. Aku tidak tahu apakah dia juga melakukan hal ini saat di depan umum. Yah, semoga saja tidak. Aku bahkan tidak ingin membayangkannya.

Ting... Tong...

"Tch!"

Bel pintu rumah berbunyi, dan Haruka sekali lagi mendecakkan lidahnya dengan kesal Setelah mendengar bunyi bel tersebut. Yah, kurang lebih kami berdua sudah tahu siapa orang yang berkunjung disaat-saat seperti ini.

Hal ini juga sudah sering terjadi setiap harinya.

Aku bangkit dari meja makan untuk membukakan pintu masuk.

"Kira... apa kau sudah siap?"

"Ya, kurang lebih. Maaf karena harus membuatmu selalu menjemputku, Sachi."

Wanita yang bernama Sachi itu menggelengkan kepalanya.

"Itu tidak benar, lagipula kita satu arah dan kau adalah pacarku, Kira."

Aku ingin langsung memeluknya. Sungguh, duniaku yang tadinya gelap sekarang sudah lebih bewarna lagi setelah kedatangan wanita yang Sachi Shirozuka ini. Dia adalah wanita polos yang murni dan juga imut.

Dia tampak seperti malaikat yang turun dari langit, selain itu dia juga merupakan pacarku.

"Jadi, apakah kita bisa berangkat sekarang?"

"TUNGGU SEBENTAR!!"

Haruka yang datang dari arah belakang menyela dengan keras. Dia menerobosku dan melihat ke arah Sachi dengan tajam, tinggi mereka hanya berbeda tiga centi saja. Meski Sachi unggul dalam tinggi badan, tapi Haruka unggul dalam bidang lainnya. Ya, itu adalah dadanya.

Dia masih anak SMP tapi ukuran dadanya adalah yang terbaik diantara yang terbaik. Tidak, tidak seharusnya aku melihat adikku seperti itu.

"H-Haruka... apa kau akan menganggu aku dan kakakmu untuk hari ini juga?" senyum di wajah Sachi berubah menjadi senyum permusuhan.

"Ha? Kakakku adalah milikku, dan hanya aku seorang yang akan memilikinya. Lagipula, batahg kakak tadi sudah mengeras saat melihat tubuhku." Haruka membusungkan dadanya dengan bangga.

"A-Apakah itu benar, Kira? Kau terangsang dengan tubuh adikmu sendiri? Dasar sampah!" Sachi mulai menatap jijik padaku.

"Ya, dia benar-benar sampah." Haruka entah kenapa malah juga ikut-ikutan.

"Tunggu dulu!! Itu salah paham oke!! Memang benar jika batangku mengeras tapi itu hanya faktor biologis pria saat bangun di pagi hari oke!! Ini tidak seperti aku terangsang atau menatap tubuh adikku dengan penuh nafsu!!"

"Hei, hanya aku yang boleh memanggil kakak dengan sebutan sampah!"

"Ara ~ lagipula aku adalah pacarnya, aku juga memiliki hak atas kendalinya."

Mereka berdua menghiraukanku, dan mulai berkelahi satu sama lain. Tentu saja, aku melerai mereka. Tapi aku malah mendapat pukulan di pipi kanan dan kiri.

Ya ampun,  hubungan Haruka dan Sachi memang sangat buruk sedari awal. Mereka bagaikan air dan minyak, atau bahkan kucing dan anjing, sungguh sulit untuk disatukan.

Dengan begini, kehidupanku dimana aku akan dikelilingi pertengkaran mereka berdua sekali lagi telah dimulai.


















SISTER VS GIRLFRIEND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang