Belajar bersama

28 6 0
                                    

"Kira... Tolong aku!!"

Sudah tiga hari semenjak Gerald berkencan dengan adikku Haruka. Setelah kencan tersebut, Gerald tidak akan masuk selama seminggu hari lamanya karena wajahnya yang babak belur dan memerlukan perawatan sesegera mungkin agar tengkoraknya kembali dengan normal.

Dia terbang ke inggris (kembali ke kampung halamannya) menggunakan jet tempur super cepat yang dia sewa untuk menuju ke negaranya. Selain itu, kondisiku juga tidak kalah jauh dengan apa yang dialami oleh Gerald.

Setelah aku kembali ke rumah, Haruka menjadikanku sebagai samsak tinjunya dan beberapa kali aku dilecehkan secara seksual olehnya. Tubuhku sudah ternodai, jadi aku tidak akan membahasnya lebih jauh lagi mengenai peristiwa kelam itu.

"Ada apa Sachi? Apakah kau terluka!?"

Aku secara reflek berdiri dan menatap cemas Sachi, pacarku. Saat ini aku berada di kelas, dan Sachi secara pribadi menemuiku dan langsung meminta pertolongan padaku dengan menangis. Tentu saja aku akan panik jika melihatnya seperti itu.

"N-Nilaiku... E-Entah kenapa menjadi merah semua." Sachi menunjukkan selembaran kepadaku.

"Itu bukan hal yang aneh Sachi, setiap nilai yang diberikan oleh guru akan memakai bolpoin dengan tinta merah. Oi, tunggu...!! Kenapa nilaimu semuanya dibawah rata-rata!?" Aku secara reflek berteriak setelah menerima lembaran ulangan harian Sachi.

Ngomong-ngomong kelas kami berbeda, aku berada di kelas 2-A sementara Sachi adalah kelas 2-B. Untuk itulah kami tidak bisa selalu bersama di sekolah, biasanya kami akan bertemu di kantin saat jam istirahat.

"I-Ini bukan salahku! Lagipula soalnya yang terlalu sulit untukku. Jadi gurunya yang harus disalahkan untuk ini."

"Tidak, dilihat dari manapun juga ini adalah salahmu. Kau tidak berhak menyalahkan guru pada ketidakmampuanmu sendiri..."

"Uhh... Bagaimana denganmu, Kira? Aku juga ingin melihat nilai ulanganmu."

"Nilaiku?" Aku mengeluarkan lembaran ulanganku dari kertas dan membantingnya ke mejaku dengan keras. "Aku juga tidak terlalu bagus."

"Pembohong kau pembohong!! Nilaimu semua diatas angka sembilan puluh, selain itu kau juga menempati posisi kedua dalam ranking siswa disekolah ini!! Jika nilaimu jelek tidak mungkin kau mengeluarkan semua lembaran ini dengan wajah sombong seperti itu."

Aku sengaja merendahkan diri agar terlihat keren dimata pacarku. Tapi sebaliknya, sepertinya hal itu malah membuatnya semakin shock dengan hasil ulangannya sendiri.

Sachi terjatuh dengan lutut dilantai.

"B-Bagaimana ini Kira? Aku besok akan mengerjakan remidi. Tetapi jika aku gagal sekali lagi maka aku takut jika tidak naik kelqs nanti." Sachi menatapku dengan tatapan seperti anjing.

Uh, sangat menyilaukan!!

Aku mengambil kacamata di saku kananku. Aku tidak tahu kenapa ada kacamata di sakuku, tapi kesampingkan hal itu.

"Apa boleh buat. Sachi, apakah kau bisa datang ke rumahku sore nanti?"

"Sepertinya bisa, tapi untuk apa?"

"Kau akan mengetahuinya nanti."

***

Sore harinya, pada akhirnya Sachi benar-benar datang ke rumahku. Dan aku membawanya untuk menuju ke kamarku. Mungkin sedikit aneh jika membawa seorang gadis ke dalam kamar seorang pria perjaka sepertiku. Tapi, sepertinya tidak masalah karena aku sama sekali tidak memiliki majalah dewasa yang sudah kusembunyikan di lemari pakaianku.

Maksudku aku memilikinya, tentu saja. Tapi itu adalah hal yang normal bagi pria pubertas sepertiku ini.

"Terimakasih Kira."

"Jangan dipikirkan, kalau begitu ayo kita mulai kegiatan belajarnya!!"

Setelah menyajikan segelas es teh kepada Sachi. Aku mengeluarkan semua buku yang ada di tasku, termasuk dengan buku-buku catatan dan analisis yang selama ini aku pakai untuk menyelesaikan persoalan sulit.

Aku dan Sachi duduk berhadapan di lantai, dengan meja lebar berkaki pendek yang memisahkan kami. Aku menaruh semua buku itu diatas meja.

Sebelumnya, aku sudah menyuruh Sachi untuk membawa beberapa buku saat datang kesini melalui aplikasi chat dari smartphone. Jadi kupastikan bahwa dia tidak akan lupa dengan tujuannya datang kemari.

"A-Aku mengerti..." Sachi mengeluarkan buku-bukunya dari tasnya dan menaruhnya diatas meja juga. "Jadi apa yang harus kulakukan setelah ini, Kira...?"

"Yang pertama adalah..."

BRAK!!

"Kakak... Bantu aku menyelesaikan pekerjaan rumahku. Jika tidak maka aku akan menyebarkan foto bugilmu saat berusia lima tahun ke internet- eh?"

Haruka yang tiba-tiba menerobos masuk ke kamarku. Bertemu dengan mata Sachi, nah apa yang terjadi setelah ini, aku sama sekali tidak ingin mengetahuinya.




























SISTER VS GIRLFRIEND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang