Sepasang kaki begitu mengerti
Arti luka di nadi
Rasa bugar dan letih
Harus terus atau berhenti
Dan untuk meramaikan hati
Sepasang kaki selalu memilih
Tetap tegar menjejaki bumi
Sedia merangkul ambisi
Demi tuannya dan seuntai mimpi
Sepasang kaki tak akan mati
Selagi tuannya masih menikmati
Pada hari-hari terkini
Bersama sepatu mereka berlari
Di sebuah pakiran mobil kompleks perkantoran, Elwin berjalan menuju mobil honda hitam miliknya. Tidak seperti hari-hari sebelumnya yang lebih memilih naik transportasi umum, hari ini ia memilih membawa kendaraan pribadi demi menghindari kerumunan. Jadwalnya bertemu client sudah selesai pukul setengah empat sore. Lalu ia melanjutkan kerja di gedung satu.
Pagi menjelang siang hari tadi, Elwin tidak menduga akan bertemu dengan Liz di kantor. Elwin sudah menyadarinya sejak Liz menginjakan kaki di lobi, sedangkan ia ada di belakangnya baru saja meninggalkan parkiran mobil. Demi keberadaannya tidak diketahui, Elwin mengambil jalan lain agar sampai di atas terlebih dahulu. Dan benar saja, ia berhasil menjalankan misi kecilnya itu.
Berkat hal tersebutlah, sore hari sebelum ia membuka pintu mobilnya dan pulang, ia mengirim sebuah pesan singkat untuk Liz pukul lima lebih dua menit.
Elwin : Lu udah pulang belum?
Elwin membuka pintu mobilnya, duduk di kursi sopir dan menyalakan mesin. Ia tidak buru-buru menjalankan mobilnya karena ia menunggu pesan balasan dari Liz. Lima belas menit, jika tidak ada balasan, ia putuskan untuk pulang.
Lizbeth : Belum, Kak. Ini lagi di lift mau turun. Kenapa?
Pesan itu masuk delapan menit kemudian.
Elwin : Gue di parkiran mobil. Sini.
Setelah membalas pesan, Elwin keluar dan berdiri menyender di mobilnya sambil menatap lobi gedung tiga dengan seksama.
Lizbeth : Wah, ada apa nih? Wkwkwk.
Elwin hanya membaca pesan itu. Ponselnya disimpan kembali di kantong belakang celananya.
Lima menit kemudian, Elwin melihat Liz keluar dari lobi. Ia juga bisa melihat perempuan itu sedang mencari dirinya di antara enam mobil yang terparkir. Elwin melambaikan tangan memberikan kode. Melihat lambaian itu, Liz juga membalas dengan lambaian lalu berlari kecil ke arahnya.
***
"Kenapa Kak Elwin nyuruh ke parkiran, ya? Dia belum pulang ternyata," kata Liz di dalam lift.
Pesan singkat dari Elwin membuatnya bertanya-tanya. Sangat tidak biasa Elwin bertanya keberadaannya. Ia pun membalas pesan singkat itu dan memberitahu bahwa tidak akan lama dia akan tiba di lantai dasar..
Dari depan lobi, sebuah lambaian tangan ditujukan untuknya. Seorang laki-laki berbaju putih dengan celana cokelat muda yang berdiri di antara dua mobil itu adalah Elwin. Liz membalasnya dengan lambaian juga lalu berlari kecil ke arah Elwin.
"Gue kira lu udah pulang, Kak," ucap Liz.
"Gue mau ajak lu pulang bareng. Waktu itu kan kita enggak jadi pulang bareng tuh, jadi gue ganti aja sekarang. Mumpung kita juga lagi ketemu, jadi sekalian aja," jawab Elwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Atidhira
RomanceAtidhira bukanlah namanya. Alam semesta yang memberinya nama demikian. Mengemban rasa yang tidak tahu berakhir seperti apa, begitu tabah dan berani mencintai seorang laki-laki tinggi, Elwin, rekan kerjanya sendiri. Lizbeth. Bak potongan tanya yang h...