Aku mulai mencari
Titik terbaik
Saat aku tidak terbiasa
Berdiri tegak disampingmu
Yang menjelma
Menjadi kamu yang lain
1 minggu menjelang Elwin resign
"Gue mau ke kantor Jumat depan, nih. Mau balikin laptop. Udah ditanya sama HR. Hahaha. Habis itu mau ke Pacific Place jalan-jalan," ucap Elwin kepada Liz dibalik telepon.
"Gila. Cepet abis! Hahaha. Ikut dong."
Elwin menanggapinya dengan tertawa kecil. "Ke PP atau ikut resign?"
"Kayaknya pilihan kedua menarik," canda Liz kemudian tertawa. Dia melanjutkan ucapannya. "Ya, ke PP dong."
Mendekati hari Elwin resign, Liz justru diberi kesempatan lebih banyak untuk menikmati waktu berdua dengannya. Seperti hari ini, Elwin memperbolehkan perempuan itu masuk ke rencananya.
Pikiran Liz mulai berkelana. Berbagai macam ide menumpuk di kepalanya, seperti nanti mau ke sana, mau ke sini, makan di situ, dan beli-beli sesuatu; atau hanya keliling mall berdua juga tidak masalah.
"Kayaknya lu semangat banget mau ketemu gue?" canda Elwin yang mendengar reaksi semangat Liz.
Liz tertawa bak anak kecil yang senang diajak main ke mall. "Enggak tahu. Seneng aja. Padahal tadi cuma iseng aja pengin ikut."
"Lu enggak kerja memangnya?"
Fakta itu seolah membuyarkan semangat Liz. "Jir. Bener juga. Gue pengin cuti, deh. Tapi telat enggak, ya, kalau gue ngajuin cuti buat Jumat depan?"
"Beneran lu mau cuti? Buat ketemu gue doang? Aw! Coba dulu aja. Kayaknya belum telat, sih."
"Oke. Kalau gitu gue mau nyiapin surat cuti dulu, terus izin ke mama. Teleponnya gue tutup, ya?"
"Sip. Sampai jumpa di Jumat! Jangan lupa bawa kado perpisahan gue, ya. Gue pengin ngobrol-ngobrol santai aja, sih."
Telepon akhirnya ditutup setelah Liz mengiyakan kalimat terakhir Elwin di telepon.
Liz meletakkan ponsel itu di kasur. Dengan hati yang bersemangat dan bahagia, ia berlari kecil ke luar kamar menemui mamanya. Ia meminta izin terlebih dahulu sebelum ia mengajukan surat cuti untuk minggu depan. Permohonan izin itu dilalui tanpa halangan. Mama Sari memperbolehkan anaknya pergi bersama Elwin tanpa menyadari bahwa hari Jumat adalah hari kerja. Meski begitu, Liz tetap senang. Tidak ada pertanyaan aneh dari mamanya selain pertanyaan pergi bersama siapa. Mungkin itulah mengapa Mama Sari langsung memperbolehkan anak gadisnya pergi, karena anak gadisnya akan pergi bersama seorang laki-laki baik dan santun itu. Jadi, Mama Sari percaya anak gadisnya akan aman jika berada di samping Elwin.
***
1 hari setelah Elwin resign.
Di salah satu tempat makan dalam mall, Liz dan Elwin memilih tempat duduk di luar. Seorang pramusaji mendatangi mereka dan mengarahkan mereka cara memesan menu di sana. Berbagai macam ukuran porsi makanan tersedia di sana. Mulai dari porsi kecil, porsi sedang, sampai porsi paling besar. Makanannya pun begitu menggiurkan perut Liz yang kelaparan. Akhirnya Liz memilih porsi ukuran sedang, sedangkan Elwin memilih porsi ukuran kecil. Minuman yang dipesan cukup sederhana, yakni satu gelas teh panas dan satu gelas es jeruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Atidhira
RomanceAtidhira bukanlah namanya. Alam semesta yang memberinya nama demikian. Mengemban rasa yang tidak tahu berakhir seperti apa, begitu tabah dan berani mencintai seorang laki-laki tinggi, Elwin, rekan kerjanya sendiri. Lizbeth. Bak potongan tanya yang h...