Bagian 4 (Es krim vanila)

19.2K 1.8K 54
                                    

Es krim Vanila





Senin, 31 Mei 2021

Typo bertebaran


*************************

Baik itu Nando maupun anan dan Mark membelalakkan matanya terkejut.

Brakk

"Serius Lo nald!" Pekik Mark seraya menggebrak meja, membuat yang lainnya tersentak. Bahkan seluruh penghuni kantin kini menatap mereka heran.

Anan langsung menonyor kepala Mark dengan gemasnya. "Bisa slow gak!" Kesal Mark setelah kepalanya di tonyor Anan cukup keras.

Nando menolehkan matanya ke arah Lia yang juga menatapnya. Namun hanya beberapa detik, Lia mengalihkan pandangannya ke Reghan yang menyodorkannya es krim.

"Tapi ya, gue lebih suka sama angel yang sekarang dari pada sebelumnya. Tingkahnya tuh kayak cabe tau gak!" Celetuk Anan seraya menyedot jus jeruknya.

Merry yang dari tadi diam mengernyit tidak suka dengan apa yang diucapkan Anan, dia takut teman temannya jadi menyayangi angelia seperti dulu lagi.

Nando terdiam, sebenarnya dia merasa ada kurang sekarang. Biasanya Angelia akan selalu mepet mepet padanya, tapi sekarang Angelia menatapnya seakan gak kenal sama sekali. Tak ada cinta lagi dalam tatapannya pada Nando. Memikirkannya entah kenapa Nando merasakan sesak di dadanya.

____________

Sepulang sekolah, Lia bingung harus pulang bareng siapa. Kakak kakaknya dan juga Merry sudah meninggalkannya pulang. Gak ada akhlak memang.

Duduk di bangku taman, Lia melamun. Sebenarnya siapa yang adiknya kakak kakaknya, kenapa mereka tega meninggalkannya. Lia menangis terisak, dadanya terasa sesak memikirkannya. Padahal mereka tau kalau Lia baru keluar rumah sakit, tapi mereka malah meninggalkan Lia di sekolah. Apalagi Lia sedang tak bawa uang lagi, masa' harus jalan sih! Mana jauh lagi rumah Lia.

Klining! Klining!

Lia mendongak seraya mengusap air matanya di pipi. Gadis itu melihat tukang eskrim yang membelanjakan dagangannya dengan naik motor. Lia tersenyum kecil, mengingat dulu dia sangat menyukai es krim, apalagi rasa vanila. Namun senyumannya menghilang begitu mengingat orang tuanya. Apa yang terjadi dengan mereka? Bagaimana dengan tubuhnya sekarang? Mereka pasti sedih karena aku pergi.

"Emak! Bapak! Lia merindukan kalian! Lia gak mau disini, Lia ingin kembali. Semua orang disini jahat hiks.." Tangis Lia.

Tiba tiba ada sebuah tangan yang mengulurkan tisu pada Lia, Lia mendongak lalu tersenyum tipis. Setidaknya masih ada Reghan yang menemaninya, meski baru beberapa jam mengenal Reghan, Lia merasa nyaman didekatnya. Menurutnya Reghan adalah laki laki yang baik.

"Makasih!"

Reghan tersenyum, lalu dia duduk disamping Lia. Pria itu diam sejenak, lalu berkata "kenapa nangis hm?" Tanyanya sedikit membungkukkan badan dan menolehkan kepalanya ke Lia yang masih mengusap air matanya.

Lia menggeleng, lalu tangannya menunjuk ke arah penjual es krim, Reghan menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk Lia. Seketika bibirnya membentuk senyum geli.

"Mau es krim?"

Lia mengangguk lucu, membuat Reghan makin gemas dengannya. "Tunggu disini, biar gue belikan!" Ucap Reghan lalu bangkit dan hendak pergi, namun Lia mencekal tangan Reghan membuat pria itu menoleh ke Lia, yang terlihat imut dengan mata memerah serta hidung memerah.

"Vanila!"

Reghan mengangguk lalu melanjutkan jalannya ke si penjual es krim.

Lia memandang punggung Reghan seraya memangku pipinya dengan tangan. "Lia jadi keinget ka Rakhan." Gumam Lia lirih.

Mata Lia berbinar begitu melihat Reghan datang dengan membawa dua cup es krim. Reghan menyerahkan satu pada Lia yang langsung diterimanya dengan senang hati.

"Makasih Reghan!"

"Sama sama." Jawab Reghan seraya mengelus kepala Lia.

____________

"Mana Lia?" Tanya Jessie pada putra keduanya.

Renald mengedikkan bahunya acuh lalu pergi. "Dasar anak itu!" Kesal Jessie, lalu datang Ronald yang selesai memakirkan mobil. "Ronald dimana adek kamu!" Kali ini Jessie membentak, dia merasa putranya kini sudah melewati batas. Lia masih sakit loh padahal! Tapi malah ditinggal.

Ronald mematung, sial! Dia melupakan Angelia. Karena kebiasaannya tidak berangkat bareng dengan Angelia membuatnya lupa. Apalagi Merry dan Renald tak mengingatkan

Angelia Transmigration (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang