Bagian 18 (Kebenaran)

12.9K 1.1K 26
                                    

Kebenaran





Jumat, 13 Agustus 2021

Sebelumnya follow, vote dan komen ya geesss:)

Typo bertebaran

*******************

Happy Reading~~

Anan tak menjawab, dia malah melengos pergi begitu saja meninggalkan Ronald yang wajahnya memerah padam karena marah dan Lia yang menangis.

Anan berjalan ke roftop. Ternyata disana sudah ada Mark. Mark yang merasakan ada orang yang datang langsung menoleh kebelakang.

Anan langsung duduk disamping Mark. "Lo udah ngasih tau Lia?" Tanyanya.

Anan hanya mengangguk. "Kayaknya bener dugaan kita. Lia kita sudah kembali, tapi gue masih sedikit ragu. Karena Lia tak mengingat masa kecilnya bersama kita." Jawab Anan.

Mark menengadah, menatap langit yang cerah. "Semoga dugaan kita benar 100%. Lia yang polos, Lia yang baik dan Lia yang kita sayangi. Semoga memang dia kembali." Ucap nya pelan.

Selama ini Mark dan Anan memang selalu memperhatikan tingkah Lia yang akhir akhir ini sangat berubah. Mereka jadi ingat dengan Angelia waktu kecil, dia Angelia yang biasa dipanggil dengan 'Lia', dan tingkahnya selalu membuat orang orang pasti kepincut dengannya. Dimana, Lia sangat baik, polos, imut dan disayang pastinya. Setiap langkah kakinya seakan mengeluarkan aura positif yang membuat orang lain pasti bahagia.

Namun,

Suatu hari, tepatnya saat ulang tahun Lia yang ke 12 tahun yang di adakan di villa dekat dengan  hutan. Lia jadi berubah entah apa sebabnya. Lia menjadi anak yang bandel dan sulit diatur. Lia juga tak segan kasar pada orang yang mengganggunya. Saat itu juga Lia menolak dipanggil 'lia'. Katanya sih karena nama 'Lia' itu terkesan kampungan.

Dan ia meminta untuk dipanggil 'angel'. Karena nama 'angel' lebih alegan  katanya. Jika saja ada yang masih memanggilnya 'lia', fix besok orang itu pasti akan menghilang entah kemana.

o0o

"Bang" lirih Lia memanggil Ronald. Kepalanya terasa pusing seakan dunia ini sedang berputar putar dalam penglihatannya.

Brukk...

Ronald spontan menoleh, seketika matanya terbelalak melihat Lia yang sudah pingsan dilantai.

Dia segera mengangkat Lia ke UKS. Di pertengahan jalan, terlihat seorang gadis yang sibuk menyapa sana sini seraya tersenyum. Namun senyumannya memudar saat melihat lelaki yang dikenalnya lewat dengan menggendong seorang gadis yang juga dikenalnya.

Gadis itu segera mengikuti keduanya ke UKS dan tanpa ba bi bu, gadis itu menggebrak pintu membuat Ronald yang didalamnya dengan petugas PMR terjingkat.

Gadis itu mendekat dengan wajah panik tanpa memerhatikan Ronald yang melotot melihat keberadaannya disini.

"Lo apain Lia hah? Bisa pingsan gini." Tuduh gadis itu seraya melotot pada Ronald.

"Apa apaan Lo. Dateng dateng maen gebrak pintu aja, malah sekarang nuduh nuduh gue. Lia ini adek gue, emang gue bakal nyelakain adek gue hah?!" Balas Ronald sengit.

Sedangkan petugas PMR itu hanya mampu terdiam mematung, bingung mau melakukan apa. Soalnya kotak p3k nya di tangan Ronald. Mau minta nanti malah dibentak kan soalnya sedang perang dengan gadis yang tiba tiba datang tadi.

Gak percaya? Mari kita buktikan.

"K-kak i-"

"DIEM!!" Teriak serentak Ronald dan gadis itu.

Petugas PMR yang notabenenya masih adek kelas itu pun tak berani bersuara kembali. Dia hanya bisa mengipasi Lia dengan majalah yang ditemukannya di nakas, berharap gadis itu segera bangun dan bisa menghentikan perang Ronald  dengan gadis itu maka dirinya bisa cepat cepat pergi dan langsung meminum air, takutnya sawan kan.

"Heh! Mungkin ajakan Lo kayak adek twins Lo itu yang selalu nyakitin Lia. Si setan udah ceritain semuanya ke gue tentang Lo dan Lia ya! Dan jangan harap gue bakal biarin Lo nyakitin Lia! Karena gue udah janji sama Tante Jessie bakal jagain lia. Karena Abang abangnya gak ada yang becus ngurusin dia!" Ucap gadis itu, Asya.

"Lo-"

"Kak Lia udah sadar!" Pekik gadis petugas PMR itu membuat Ronald yang hendak membalas bacotan asya jadi terhenti.

Ronald segera berbalik mendekat pada Lia yang terbaring. "Lia kamu udah bangun?"

"Goblok banget sih, udah tau dia sudah sadar masih ada tanya." Celetuk asya tiba tiba.

Ronald yang mendengarnya berdecak, melirik sinis pada asya namun tak membalas ucapan asya yang tentu saja sedang menghinanya. Padahal kan Ronald cuma basa basi doang.

"Onal"

Tubuh Ronald seketika membeku, panggilan itu. Panggilan untuknya saat dia kecil dan yang memanggilnya 'Onal' hanya satu, yaitu Lia.

"L-lia"

"Aku ingat. Aku ingat semuanya, aku ingat saat aku kecil bang. Hiks..." Lia menangis, dan Ronald dengan cepat mendekap tubuh lia yang bergetar karena menangis.

"Mereka jahat kak. Mereka udah buat Lia pergi." Lirih Lia di dalam dekapan Ronald.

Ronald mengernyit, tak mengerti dengan apa yang Lia ucapkan.

"Maksudnya?"

Lia menggeleng tak mau menjawab. Ronald menghela nafas. Baiklah untuk saat ini Ronald tidak akan kepo kepo dulu.

Saat Lia melepaskan dekapannya pada Ronald. Dia melihat asya juga disini.

"Asya, kok disini?" Lia melihat asya yang memakai seragam sekolah. "Oh, jadi asya ya murid barunya." Ucap Lia.

Asya mengangguk seraya tersenyum. "Iya, gue baru aja Dateng terus liat tadi Ronald bawa Lo yang pingsan jadi gue ikutin deh."

Lia mengangguk, tersenyum manis. "Makasih asya mau jengukin Lia. Emm...asya kelas berapa?"

"Sama sama. Gue masuk kelas XI MiPA 2"

"Wah kita sekelas dong. Asya mau ya jadi teman Lia."

Asya tersenyum kecil lalu mengangguk, "gue mau kok, banget malah."

Tbc

Angelia Transmigration (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang