Geng asteroid
•
•
•
•
•
Selasa, 08 Juni 2021Typo bertebaran
************************
Happy reading......
Hari berganti malam, saat itu Lia berdiri di balkon menatap bintang bintang yang bertebaran di langit.
"Ka Rakhan sedang apa? Lia kangen!." Ucap Lia menatap lurus keatas.
Ditempat lain seorang lelaki juga menatap lurus keatas, dia menatap bintang.
"Entah kenapa gue kayak terhubung dengan seseorang saat melihat bintang." Gumam lelaki itu.
"Sayang! Makan malam yuk!" Teriak ibu lelaki itu seraya mengetuk pintu.
"Iya mom! Nanti Reghan turun!" Teriak balik Reghan.
Balik ke Lia, gadis itu kini berada di depan pintu kamar Ronald. Bersiap mengetuk pintu, tapi tak jadi. Pintu duluan sudah terbuka oleh Ronald yang sudah memakai pakaian casualnya.
Ronald terkesiap saat melihat Lia didepannya "ada apa Lia?"
"Abang mau kemana?" Tanya balik Lia.
"Abang mau keluar, mau ngumpul sama temen." Jawab ronald.
"Lia ikut ya?!" Pekik Lia girang seraya melompat kecil.
"Gak!" Tegas Ronald membuat Lia langsung cemberut.
Melihat Lia yang sedih, membuat Ronald tak tega. "Baiklah, kamu boleh ikut."
Mata Lia berbinar seraya tersenyum lebar, "yeah!!" Girang Lia, sampai saking senangnya gadis itu mengecup singkat pipi Ronald, membuat sang empu mematung sejenak. Lepas melakukan hal itu, Lia berlari kelamarnya seraya memekik.
"Bentar ya bang! Lia ganti baju dulu!" Pekikan itu membuat Ronald tersadar. Lelaki itu memegang pipinya seraya tersenyum tipis.
Ronald menunggu di ruang tamu, beberapa menit kemudian Lia datang dengan memakai Hoodie abu abu dan celana jeans biru yang tidak terlalu ketat, sepatu berwarna putih melekat di kakinya dengan pas.
"Ayok bang!" Seru Lia.
"Hm"
Ronald menaiki motor dengan Lia duduk di jok belakang.
Setelah perjalanan 20 menit, Ronald dan Lia sampai di basecamp milik Ronald yang berada di dekat hutan.
"Wah, rumahnya bagus!" Ucap Lia.
"Itu bukan rumah, namanya basecamp Lia!" Jelas Ronald dengan menyentil dahi Lia pelan. Namun Lia meringis sambil mengusap-usap dahinya.
"Sakit bang!"
"Masa sih? Kan pelan!"
"Tapi boong, palpale palpale haha...." Tawa Lia seraya berlari masuk basecamp.
"Halo!"
Tok.. tok..
Lia mengetuk pintu sesekali teriak. Tak mendapat jawaban, Lia menoleh kebelakang melihat Ronald yang berjalan kearahnya.
"Gak ada orang nya bang!"
"Molor semua palingan, biar Abang aja yang ngetuk."
Brak... brak...
Bukannya mengetuk Ronald malah menggedor pintu dengan keras. "Pelan bang!" Pekik Lia seraya menutup kupingnya.
Ronald menoleh sekilas lalu kembali menatap pintu yang terbuka pelan. Memperlihatkan seorang lelaki dengan Surai pirang, "apa apaan sih! Gak bisa slow apa!" Oceh lelaki itu terlihat baru bangun tidur.
Ronald meninju pelan bahu lelaki itu sampai memekik, "wah berani bang- eh, bang Ronald." Ucapnya setelah tahu bahwa di depannya adalah ketuanya- geng motor astroid, lelaki itu tersenyum kikuk seraya mengusap tengkuknya.
Lia terkekeh melihat tingkah lelaki bersurai pirang itu,
"Dimana yang lain?!"
"Didalam bang, mereka lagi diobatin." Jawab lelaki itu.
Ronald menerobos masuk, tatapannya tajam dan wajahnya datar. Melihat kondisi teman temannya yang luka luka membuatnya mengeraskan rahangnya geram.
"Roy!"
Seorang lelaki bersurai hitam sedikit merah yang juga terluka pada bagian pelipis yang membiru menjawab, "Iya bang!"
"Siapa yang melakukannya!"
"Geng Astro bang! Mereka mengeroyok kami saat kami sedang nongkrong di taman Milan."
"Sialan!" Umpat Ronald mengepalkan tangannya geram.
Disini yang terluka parah adalah Roy, Randy, Ethan dan Gerald. Mereka merupakan anggota inti geng astroid, mungkin geng Astro lebih mengincar mereka daripada yang lainnya karena mereka adalah anggota inti.
Ronald menoleh, Lia berusaha mengobati Ethan yang berdarah pada bagian lengannya.
"Ini sih harus dijahit, lukanya lebar banget. Lia jadi takut!" Ucap Lia seraya mengusap pelan darah luka itu.
"Lia kesini!" Ucap Ronald tegas.
"Bentar bang! Kasihan ini kakaknya. Sakit ya kak?" Tanya Lia polos , mendongak menatap Ethan yang meringis.
"Yaiyalah sakit, pelan pelan dong!" Ketus Ethan.
"Galak amat sih kakak ih!" Kesal Lia sambil menekan luka Ethan.
"Aduh..! Aduh...!" Pekik Ethan segera melepas tangannya yang dipegang lia. "Lo mau bunuh gue huh?!" Sentak Ethan, menatap tajam Lia. Namun perempuan itu tak takut dan malah membalas tatapan tajam Ethan.
"Kakak ngeselin sih!" Balas Lia melotot. "Dibantuin bukannya terimakasih kasih malah ketus sama Lia!" Lanjut Lia sambil bersedekap dada.
"Gue gak butuh bantuan Lo ya! Lo sendiri yang tiba tiba datang main pegang pegang tangan gue lagi. Lo sukakan sama gue hayo.." ujar Ethan memutar mutar telunjuknya didepan wajah Lia.
Lia menepis telunjuk Ethan, dan mendelik kesal. "Mana ada, Lia gak suka ya sama kakak galak. Udah sombong, dingin, galak ngeselin lagi!" Balas Lia tak mau kalah.
"Lo-"
Brakk...!
Tiba tiba Ronald menggebrak meja membuat yang lainnya tersentak, "udah debatnya?" Tanyanya pelan menatap tajam Lia dan Ethan.
"Ethan Lo cepet obatin tangan Lo, dokter udah nunggu di ruangan samping kamar 14."
"Dan Lia, kamu kesini."
Lia cemberut lalu mendekat ke arah Ronald. "Abang marah marah mulu, kan serem" gumam Lia pelan.
Lion, si lelaki bersurai pirang terkekeh mendengar gumaman Lia. Jaraknya yang dekat dengan Lia membuatnya bisa mendengar jelas gumaman Lia. Sedangkan Ronald tak mendengar karena jaraknya yang cukup jauh saat lia bergumam.
"Dia pacar Lo bang?" Tanya Randy.
"Wah beneran pacar Lo bang? Wah kita sekarang punya Bu bos!" Kini lion yang teriak.
"Dia adek gue," singkat Ronald.
Hal itu sukses membuat yang lainnya terbelalak, "dia si cabe Angelia! Wah udah berubah ya dia!" Pekik Lion heboh.
"Jaga ucapan Lo!" Tuding Ronald tak terima, walau itu benar sih tapikan itu dulu dan sekarang Angelia udah berubah.
Lion yang takut segera bersembunyi di belakang punggung Gerald yang dari tadi diam.
"Maaf bang!" Ucap lion masih dibelakang Gerald.
Ronald menghela nafas, "adek gue amnesia, dan dia udah berubah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelia Transmigration (On Going)
Novela JuvenilAngelia Alfisa adalah gadis polos dan cerewet. Kecelakaan membuatnya kehilangan nyawa, tapi siapa sangka jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh gadis yang manja, jahat dan selalu memakai pakaian kurang bahan. "Abang!" Rengek Lia menatap kakak pertam...