Bagian 12 (Membosankan)

14.3K 1.2K 9
                                    

Membosankan





Sabtu, 10 Juli 2021

Typo bertebaran,
_________________

And Happy Reading~~

Lia tetap meronta, matanya terus melihat mobil Avanza hitam yang terparkir di seberang jalan. Sampai truk lewat, Lia tak melihat lagi mobil Avanza hitam itu.

"Hiks..Reghan!" Isak Lia yang tak lagi melihat mobil milik Reghan.

"Ka Gerald lepasin tangan Lia."

"Lo mau kemana?"

"Lia mau nyariin Reghan!"

Gerald tak mau melepas tangan Lia, takutnya gadis itu akan nekat menyebrang sedangkan jalanan cukup ramai kendaraan kendaraan roda 4 dan 6 kan bahaya.

"Lia Lo sekarang masuk sekolah! Jalanan ramai Lia kalo Lo celaka gue juga kan yang kena omel bang Ronald!" Oceh Gerald.

"Ada apa ini?" Tiba tiba terdengar suara lelaki lain dari arah belakang Gerald.

Mereka berdua menoleh, ternyata Ronald yang datang. Entah kemana motornya, yang jelas sekarang Ronald sedang jalan kaki.

"Abang..." Lia berlari dan menubruk Ronald, memeluknya.

"Kenapa hm? Gerald jahatin Lia?" Tanya Ronald lembut.

Lia menggeleng, lalu bergumam "Reghan."

Ronald terkejut dan menoleh ke Gerald, sedangkan Gerald yang ditatap Ronald mengedikkan bahunya acuh.

"Lia, dengerin Abang ya. Reghan udah gak di negara ini lagi, dia udah pergi." Jelas Ronald.

Lia seketika tersentak dan melepas pelukan Ronald. "Gak bang, tadi Lia liat Reghan disana." Seraya menunjuk sebrang jalan. "Itu tadi jelas jelas Reghan."

Ronald menghela nafas, "Lia, lupain Reghan. Orang tuanya juga gak akan suka kamu bertemu dengan Reghan."

"Lia cuma mau minta maaf sama Reghan bang. Gara gara Lia, Reghan amnesia dan gak ingat apa apa. Andai Lia yang kecelakaan, pasti Reghan gak akan ngelupain orang tuanya. Dan pasti tidak ada gadis pembawa sial lagi, Karena Lia yang mati." Ucap Lia seraya menunduk.

Ronald yang mendengar ucapan Lia mengepalkan tangannya, lalu tangannya memegang pundak Lia, menekannya sedikit.

"Lia tatap Abang." Lia mendongak, menatap mata Ronald yang tajam. "Lia bukan gadis pembawa sial. Dan berenti salahin diri kamu."

Menghela nafas kembali, "....Lia gak salah." Lalu lelaki itu menoleh ke Gerald yang terdiam. "Lo bisa pergi rald."

Gerald tak mengatakan apapun namun mengangguk, lelaki itu menaiki kembali motornya lalu memakai helm full face nya dan menstater motornya. "Gue pergi bang."

Ronald mengangguk, "terimakasih rald. Nanti gue ceritain semuanya di basecamp." Ucap Ronald.

Setelah Gerald pergi, Ronald kembali menoleh ke Lia, "kenapa Lia gak dianterin pak supir?" Tanya Ronald lembut.

"Lia...cuma pengen jalan kaki aja." Jawab Lia.

"Lain kali Lia harus di Anter pak supir aja ya, kalo gak mau Lia bareng Abang aja." Ucap Ronald.

Lia berbinar, "beneran bang?!" Pekiknya senang dan segera menghapus pipinya yang basah.

Ronald mengangguk seraya tersenyum kecil, "kita masuk." Ajak Ronald seraya menggandeng tangan Lia.

"Hm" Lia mengangguk, lalu mensejajarkan kakinya disamping abangnya.

o0o

Dikelas, wajah Lia mematut. Merasa gemas sendiri kenapa tak ada satupun yang mau berteman dengannya. Apa mukanya menyeramkan?

Dibangku urutan ke 3 pojok kiri, Lia duduk sendirian. Sedangkan yang lainnya berpasangan.

"CK, membosankan!" Keluh Lia sebal.

Kringg~~ Kring~~

Terdengar bunyi bel masuk, para siswa/i yang sebelumnya di luar memasuki kelas dan duduk di bangkunya masing masing. Tak lama gurupun datang dan mulai mengajar.

Tak terasa 3 jam berlalu, waktu istirahat tiba. Para siswa/i berhamburan keluar. Meninggalkan Lia yang duduk sendirian di bangkunya.

"Mau ke kantin tapi gak ada temen." Lia menghela nafas. "Telpon bang Ronald gak ya? Telpon aja deh."

Panggilan pertama Ronald langsung menerima panggilannya. "Bang, ke kelas Lia dong. Bareng ke kantin. Lia gak ada temen," Ucap Lia. Diseberang sana Ronald segera beranjak dari tempat duduknya. Dia sudah berada di kantin dengan temannya yang lain tapi bukan gengnya nando.

Tbc








Angelia Transmigration (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang