Bagian 5

706 27 1
                                    

Aku tidak tau rencana mas Xavi sepulangnya mereka dari menjengukku di rumah sakit.
Dan tak sedikitpun pikiranku ke dia. Apalagi ke dokter cantik Viola. Tak ada secuil pun hatiku mengharap kedatangan mereka malam itu.

Yang aku pikirkan adalah Mamaku dan Leon. Mamaku tidak meneleponku sepanjang hari setelah aku ganti hp baru pembelian mas Xavi.
Juga Leon. Sengaja aku tidak beritahu Leon, apa yang menimpa diriku.

"Selamat malam bang Toni. Sudah makan obat belum" sapa dr. Vio sambil memeriksa denyut nadi tangan kiriku.

"Sudah dokter. Dokter sedari pagi belum pulang. Apa gak kecapean, kerja sepanjang hari" kataku mencoba pembicaraan.

"Dokter praktek bang. Biar banyak jam terbang, tambah pengetahuan"

"Asal jangan terbang seperti burung kalau kebanyakan" kataku basa basi

"Apaan sih bang...hahahah. Bisa aja sakit sakit bercanda"

"Lah justru sakit itu perlu hiburan dokter."

"Bang Andri nanti gak ada yang jaga? Ada saudara gak yang datang nanti"

"Dokter takut ya kalau ada yang datang berada diruangan ku"

"Ahh enggak. Cuma nanya saja"

"Emang dokter mau nemanin saya kalau gak ada keluarga yang datang"

"Ihhhh....enggak lah. Bang Andri gitu sih ngomongnya" wajahnya di arahkan ke obat obatanku, walau saya tahu itu tidak urusannya.

"Dokter, saya ini anak rantau, tidak ada saudara disini. Kalaupun ada yang datang, itu pasti rekan kerja. atau teman temanku"

"Memangnya disini tinggal sama siapa bang"

"Mau tau atau mau tau banget"

"Ihhhh..bang Andri dari tadi becanda mulu deh"
Sebelum aku jawab pertanyaan dokter Viola, mas Xave menongolkan diri dengan membawa buah dan makanan ditangannya.

"Met malam dok. Met malam Bang Andri" sapanya ceria.

"Selamat malam pak. Mau nungguin Bang Andri ya mas" tanya dokter Viola.

"Iya dokter. Kasihan nanti kalau buang air, gak bisa jalan" jawab mas Xavi.

"Betul juga. Ya udah pak, bang Andri saya pamit dulu ya. Jaga diri bang Andri biar cepat sehat. Banyak istirahat"

"Kamu juga hati hati dokter. Terimakasih kunjungannya" kataku melambaikan tanganku.

"Mas Xavi mau nginap mas. Apa gak ditanya istrinya." kataku sedikit menyelidik.

"Enggak bang. Saya sudah permisi."

"Oh gitu. Itu apa yang dibawa"

"Ini makanan kalau bang Andri butuh nanti. Buah buahan buat penambah vitamin. Bang Andri mau yang mana?" mas Xavi mencuci buah di wastafel kamarku.

"Mas Xavi, apa gak ngerepotin mas datang terus kesini tiap hari. Gak takut jadi pertanyaan mba, istrinya mas"

"Andri, sepertinya kamu mas ini tidak mau ada disini"

"Masku yang baik hati, Andri cuma tidak ingin gara gara aku kalian ada masalah mas" kataku menenangkannya.
Mas Xavi memotong motong appel dan memberikannya padaku.

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang