Bagian 20

387 25 0
                                    

Pagi itu di kantor ku heboh karena e-mail yang ku kirim ke kantor pusat sudah direspon direksi.
Belum melangkah masuk, mba Sri sudah duluan menyambutku.

"Pagi pak boss. Ada berita heboh pak, ada manger yang minta dipindahkan. Parahnya lagi pak berita yang Sri dengar, dia mau mengundurkan diri kalau tidak dikasih pindah"

"Kenapa harus heboh Sri. Biasa itu dalam perusahaan. Bapak masuk ruangan ku dulu."

"Iya pak iya."

Masih di depan pintu ruangan ku, telepon dimejaku berdering tiada henti. Mungkin sudah dari tadi. Pikirku.
Pas kulihhat hpku ternyata mati.
Asuuuuu......lupa ngecas. Kucolokan hp ku sambil ku hidupkan.

"Halllo, selamat pagi. Andri disini"

"Andriiiiii....baru sampai ya"

"Iya pak boss. Ada yang bisa Andri bantu pak"

"Ini soal E-mail kamu nak. Ada masalah apa denganmu anak ku"

"Pak,  Andri tidak ada masalah hanya mau pindah saja pak. Kedaerah yang sepi, tidak seramai dikota ini. Andri trauma pak. Trauma kecelakaan kemaren. Tidak nyaman Andri pak"

"Ok kamu tenangkan dirimu, jangan pikirkan tentang kecelakanmu. Nanti kami rapatkan dulu. Tidak segampang kau minta anakku"

"Ya pak. Andri tunggu hasilnya pak"
Aku mengharapkan di pindah ke daerahnya Noval biar dia yang menggantikan aku disini. Aku berdoa untuk itu.

Ada sms dari pak direkturku. Menanyakan mau pindah ke mana. Kujawab menunjuk daerahnya Noval. Dan dibalas singkat oleh pak direkturku "Ok"

Waktu yang tersisa ku gunakan untuk memeriksa semua berkas berkas yang akan aku tanda tangani. Dengan konsentrasi penuh dengan teliti kupelajari satu persatu.
Hingga malam aku dikantor. Semua karyawan sudah pulang, hanya OB dan security yang tinggal.

"Selamat malam pak Andri, baru pulang pak" security menyongsongku untuk membawa tas dan laptopku

"Ndak usah mas. Panggilkan taxi saja, aku tunggu disini" kataku sambil berdiri di posko keamanan kantorku.
Setelah taxiku tiba, aku pamit ke mereka.

"Bapak pulang dulu ya mas. Hati hati kerja nya kalian" kataku ketika mau memasuki taxiku.

"Ya pak, pak boss juga hati hati"
Taxiku meluncur ke arah rumah kontrakanku. Kusenderkan badanku membuat nyaman tubuhku.
Tiba tiba wajah dr.Fian menari nari di otak ku.  Semakin kujauhkan, semakin mendekat, semakin kubenci, semakin hadir dia dalam otakku.

Arrrggghh...gila kali aku ini.
Kenapa harus dr. Fian coba. Wajah orang lain kek....kucoba membayangkan wajah yang tidak ku kenal, ehhh malah wajahnya dr. Fian lagi yang bercokol...
Kukedip kedipkan mataku, tetap tidak hilang dari ingatanku.
"Kita ke kiri ya pak, rumah nomor 2." pintaku ke supir taxi.

"Anjirrrrr...dr. Fian ada di teras." ternyata omonganku didengar supir taxiku.

"Apa mas"  tanyanya.

"Enggak mas enggak, aku berkata pada diriku sendiri" kataku menutupi maluku.

"Makasih ya mas."kataku setelah membayar uang taxiku. Ketika pintu taxi hendak kubuka, ternyata dr .Fian sudah duluan membukakannya untukku.

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang