Bagian 22

379 25 1
                                    

Satu satu pria yang pernah hadir dalam hidupku kujauhi, walau mereka datang kepadaku. Aku tidak mau lagi berhubungan sebenarnya dengan mereka.
Cinta menjadi benci sering terjadi dalam kehidupan percintaan ku. Betapa tidak, mereka hadir bilang suka, akhirnya cinta. Tetapi mereka bilang kata yang sama pada kekasih kekasihnya yang lain.

Sebagai orang yang menjunjung tinggi nilai cinta, aku tak bisa menerima mereka. Bagi aku itu adalah penghianatan.

Dilain pihak, aku takut namanya penyakit.
Dari itu aku tidak mau terlalu bebas melakukannya.

Yaaah..walaupun aku melakukannya, tidak asal comot, tapi aku tetap menjaga, apakah mereka pelaku sex bebas atau tidak.

Tapi aku sering terjebak didalamnya, ternyata mereka adalah pelakunya.

Getaran di hp ku, membuat aku penasaran ingin melihat, siapa yang menelpon.

Dia lagi dia lagi......dr. Fian.

"Gak bosan juga ya mas menelpon."

"Kan sudah mas bilang tidak akan menyerah sebelum kamu menerima aku"

"Tapi aku tidak akan menerima mu dokter sedeng"

"Terserah kau Andri, aku akan tetap setia menunggumu"

"Dan aku tetap setia menolakmu".

"Dan aku akan setia hadir di rumahmu sayang"

"Dasar sinting kau mas. Gila kau. Ada apa nelpon"

"Nanti malam aku datang. Aku mau nginap"

"Ya sudah datang aja. Bila perlu kau tak usah kerja, temani aku jalan sekarang"

"Yes, aku akan ijin. Tunggu aku sekarang ya sayang"

"Ya, bukan dirumah, tapi di supermarket ******. Aku sekarang disini. Aku tunggu"

"Ok cintaku. Segera meluncur"
Enggak jadi belanja ah. Ribet nanti urusannya.
Sambil menunggu dr. Fian, aku memasuki kedai Donad Bebek, buat santai.
Benar saja hanya menunggu beberapa menit si kucrut Fian sudah datang, tadi telpon dari mana itu orang. Benar benar perjuangan dia.

"Dimana Andri" telpon nya

"Donald Bebek"

"Ok aku kesana"
Senyum khasnya yang dulu meluluhkan aku, kini hadir didepan mataku.

"Widih...makin tampan kau bang Andri pake polo shirt merah. Makin jatuh hati aku melihatmu"

"Kentut kucing, jatuh hati. Cepat amat datangnya. Tadi telpon dimana" tanyaku heran.

"Kan kemaren, aku bilang kita nginap di hotel, Andri gak mau. Aku berfikir dong kemana saja sih perginya cintaku, aku ikutin lah mulai dari rumah"

"Penyakitan ya kamu mas. Gak waras sampeyan.  Untung kau ganteng, kalau jelek kutebas lehermu pakai ini" kutunjukkan gaya karateka ku.

"Sudah aku bilang bang Andri sayang, mau kau sembelih aku, silahkan, mau kau kubur aku hidup hidup silahkan. Andri pikir deh, beberapa hari belakangan ini, aku sering nelpon dan datang ke rumahmu, apa aku punya pria lain? Tidak ada sayang. Syarat yang utama darimu aku sudah lulus. Tidak ada lagi dalam hidupku pria yang kusuka atau menyukai aku. Semua demi mengejar cintaku"

"Masa sih mas...ahhh segitunya..." ledek ku. "Terus yang didepan mu ini, bukan pria lain?"

"Itu pria paling brengsek yang aku kenal. Gara gara dia hidupku kacau. Bisa gila aku dibuatnya"

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang