Bagian 23

376 23 1
                                    

Seperti yang dibilang mas Xavi, bahwa mereka pernah melakukannya di dalam mobil, aku penasaran apakah ada hubungan antara mas Xavi dengan doker Fian. Secara dr. Fian gencar gecarnya menghubungi aku akhir akhir ini.

Dan besok malam akan melamar aku di tempat prakteknya. Aku perlu kejelasannya.

Menunggu mas Fian datang dari operasinya, segera kuhubungi mas Xavi.

"Hallo mas Xavi, selamat sore. Mengganggu gak nih"

"Sore bang. Tidak tidak mengganggu, ada yang bisa aku bantu bang"

"Oh kirain lagi ehem ehemmm mas..hahahaha..sorry bercanda."

"Datang ke rumahku mas, ngobrol ngobrol. Sudah lama ini gak ngobrol"

"Bang Andri gak sakit hati kejadian kemaren bang"

"Kan sudah aku bilang aku bukan penjahat mas. Gak ada di kamus aku sakit hati mas"

"Ok bang aku datang. Mau dibawain apa, biar kita enak ngobrolnya"

"Terserah mas sajalah"

"Ok bang aku datang"
Belum beberapa menit aku bertelpon dengan mas Xavi, dokter Fian sudah datang.

"Mas Fian lelah kelihatannya, mau dibikinin apa mas, kopi, teh atau apa?."

"Terserah Andri saja sayang"

"Lebih bagus mandi dulu mas, biar segar. Operasi tadi pasti mencurahkan fikiran dan Enerji. Mandi mas"
Dia melangkah ke kamarku, untuk mandi. Sementara ku siap kan kopi dan snacknya. Kutunggu di teras.

"Nah kan kelihatan dokternya, tadi seperti tukang ngangon kebo mas...hehehehe" kataku menggodanya.

"Bisa saja kau Andri"

"Minum kopinya mas. Mumpung panas"

"Uhhhhh....cape juga"

"Mau dipijat mas, biar tak pijat pijat. Atau aku panggil tukang pijat, ada tuh suami ART ku"

"Boleh Ndri, awak ku pegel kabeh iki"
Aku keluar memanggil suami ART ku.
Saat bertemu mas tetanggaku, kubisikkan, supaya pijat nya agak mengenai buah zakarnya.

"Kenapa gitu mas?"

"Ingin tau saja mas. Sebab kalau dia suka, berarti aku harus menjauh dari dia. Andri takut mas" pura pura ku.

"Ngono toh mas Andri."
Aku dan mas tetanggaku, menuju  rumahku.

"Mas Fian ini mas tukang pijat nya. Pijit di ruang tengah aja. Tolong matrasnya mas" kataku ke mas tetanggaku.
Mas Fian tengkurap, aku main mata ke mas tetanggaku, dengan maksud melakukan perintahku.

*****

Suara mobil diparkiran, mengajak langkahku untuk melihatnya. Mas Xavi.....
Tepat waktu.

"Andri, ini mobil dr. Fian, dia disini juga?"

"Iya mas, lagi dipijat sama tetanggaku"

"Ngapain dia kemari"

"Yah namanya teman ndak boleh toh main mas...."

"Heran saja.,gak biasanya dia begini kelayapan"
Wajah mas Xavi meperlihatkan ketidak sukaannya dengan keberadaan dr. Fian

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang