sambungan (TAMAT)

602 27 14
                                    

Aku mengamati, rumah tantenya Leon. Belum ada tanda tanda orang mau keluar.
Sambil mengisap rokokku, aku bertanya tanya orang sekitar rumahnya. Alasanku mau menawarkan barang dagangan.

Aku tau, bahwa mereka berdagang didaerah kota. Punya anak 2 sudah dewasa. Leon tidak cerita itu ke aku.

Saat itu ada 2 pria yang keluar dari rumah.

"Itu mas, namanya Mas Kelvin anaknya, bapaknya mas Raharjo." ucap tetangganya.

"Makasih ya mas, aku mau ke tokonya aja, liat liat barang yang bisa aku tawarkan"

"Sami sami mas"
Aku menemui, Leon dimobilnya.
Dan ku ajak dia ke tokonya. Aku nanya secara dateil keluarga om Raharjo. Ternyata ada di kota lain tidak jauh dari tinggalnya sekarang.

Aku minta nomornya om Raharjo.
Agak jauh dari tokonya, mobil Leon diparkir.
Aku melihat om Raharjo dan anaknya sedang mempersiapkan dagangan elektorniknya.

"Hallo Om. Mau beli AC. Om sudah ditoko?" tanyaku.

"Sudah sudah. Datang saja" katanya.
Aku mendatangi tokonya. Dan kusalami dia.

"Boleh bicara sebentar om. Di luar. Disitu diwarung"kataku.
Dia menitip tokonya ke anaknya.

"Mau pesan apa om kopi atau apa" tanyaku. Dia jawab kopi, dan sekalian kupesan ke pemilik warung.

"Ini mas yang mau beli Ac atau yang lain mas"tanyanya

"Maaf ya, Om. Kalau aku lancang. Aku tadi yang telpon. Aku ini karyawan travel. Beberapa waktu lalu, ketika aku membawa rombongan hotel, aku melihat Om dengan sahabatku Leon masuk ke salah satu kamar hotel. Pikiran aku langsung negativ. Leon dengan om om. Berarti Leon homosex. Setahu aku Leon tinggal di kota yang jauh dari sini, kok bisa Om berduaan"
Dia marah karena ikut campur.

Kuberitahu Leon itu sahabatku semenjak kuliah, di kota ini. Kuberitahu aku kenal orang tua Leon, kalau datang kemari.

"Minggu lalu aku ke kotanya ada urusan kantor. Kutemui Leon, saat itu om menelponnya. Karena dia mengeluh. Kutanya sama dia. Akhirnya dia berterus terang. Om menjebaknya dan memerasnya. Dan kemaren malam Om juga minta uang ke dia. Om, cari uang itu susah. Jangan begitu sama keponakan sendiri. Saya bisa laporkan om ke Polisi, biar semua rumah tangga kalian bubrah. Bisa saja aku telpon om Along memberitahu kelakuan Om. Walaupun Leon menanggung malau akibatnya" kataku panjang lebar.

"Tapi Leon tidak menolak"

"Dia berontak Om. Dia menjaga semua pihak. Dia menjerit ketika om perkosa. Dia sudah cerita semuanya. Yang tidak habis pikir, om memaksa dia datang jauh jauh hanya karena om mau lobangnya. Habis itu om peras dia. Om macam apa kau ini"
Dia terdiam. Dia hanya memutar mutar gelas kopinya.

"Giman om. Apa aku kasih tau ke anak om sekarang bahwa om itu gay, punya banyak uang karena memeras." ancamku.

"Jangan mas, jangan. Apa mas ini pacarnya Leon"

"Om, aku ini tinggal jauh dari Leon. Apa mungkin dengan tampang begini menyukai laki laki. Dan lagi Om, aku sudah bilang sahabat itu lebih baik daripada berkawan. Aku sudah anggap Leon saudara sendiri, karena waktu kuliah Om Along menitipkan nya ke orang tuaku"

Dia sekan tidak terima sumber uangnya akan putus.
Dan tidak akan ada pemuas nafsunya dengan membayarnya.
Kalau dia lakukan otomatis dia yang harus keluar uang utuk itu

"Sekarang telpon Leon, kasih tau aku sahabatnya Rio ada bersama om."
Dia pergi dari warung, kudengar mereka telponan. Entah apa yang dibicarakan. Tapi sebelumnya sudah aku kasih tau leon semuanya.

"Maaf mas Rio, aku sudah telpon Leon untuk tidak minta uang dengan cara begitu. Tapi jangan di besar besarkan ya Mas." pintanya.

"Om, aku juga gak mau ikut campur kalau bukan sahabatku Leon yang cerita. Dan kebetulan waktu itu aku melihat kalian masuk kamar hotel. Tanggapan miring tentang sahabatku timbul di otak ku. Itu saja"

"Sudah mas, om mau siap siap toko dulu" katanya undur diri.
Kutinggalkan lokasi toko menuju mobil Leon.
Kukasih kode agar menjauh sedikit, baru aku masuk.

"Tadi telpon Om nya apa Leon."

"Om curiga kita yang pacaran bang. Sudah kujelaskan, kita tinggal di kota yang berbeda. Dan aku bilang tidak menikmati aoa yang dilakukannya ke Leon. Hanya karena takut maka aku lakukan"

"Dia jawab apa. Belum bisa menerima. Tapi akan dia coba melupakan."

"Kamu sih pecicilan, pake mau lagi ditindihin om om jelek kaya gitu."

"Waktu itu aku menolak, tapi dipaksa coba dulu...Leon kan Homo bang, ya mau saja."

"Uhhh dasar nafsuan."

"Namanya malam bang, Leon juga sange dipegangi"

"Bilang aja kamu doyan. Nengok mukanya saja aku illfeel. Kamu malah mau. Sekarang terserah kalian ya mau lanjut apa tidak. Tapi aku rasa pasti lanjut, melihat badannya om kamu jelek jelek tapi gede panjang tuh kayanya"

"Abang....aku itu hanya mau sama abang titik. Sekarang temani Leon di hotel"

"Bayaran tetap jalan lah" godaku.

"Hotelnya Leon buat abang, asal bang Andri mau keluar sekarang dari kerjaan abang. Gimana? Mau bang? Yang penting Leon sama Abang. Cinta mati soalnya."

"Sama kamu banyak tantangan Leon. Kita bicara di hotel saja" kataku menepuk pipinya"

"Ok abang ganteng. Bahagia rasanya bang. Beban Leon sudah tak kasih abangku yang tampan nya selangit ini." katanya mencium tanganku.

Sampai dihotel bukannya membicarakan kelanjutan hubunganku dan dia. Ehhh...malah menyosor. Rasnya dengkul ku mau copot. Baru tadi pagi dihabiskan sama mas Noval, semalam juga udah, masa mau main lagi. Hancur nih badanku.

"Leon, bisa tidak kita lakukan nanti saja. Abang masih pusing mikirin masalah mu pengaruhnya ke abang"kataku yang langsung disetop.

"Ya gak papa bang. Tapi nanti harus main ya." pintanya.
Kutarik tangannya, ku tidur kan dia diatas dadaku.

"Aku mencintaimu Leon. Abang sudah salah sangka ke kamu, itu juga karena ketidak jujuran mu sayang. Abang akan menerima mu kapan pun kau datang. Maafkan abang ya." kucium kepalanya. Taka bisa kuelakkan bahwa sebenarnya rasa cemburulah yang membuat aku begini. Ternyata Om nya sendiri.
Kalau saiangan sama om nya , aku tidak takut. Dan tidak merasa tersaingi.

"Bang, terimakasih, bang Andri menerimaku kembali." kalung yang kukembalikan diberikan lagi.

"Untuk cinta kita"katanya menciumku

"Ya Leon Untuk cinta kita" kucium kalung nya.

Kutelpon mas Noval, aku tidak pulang malam ini, kukabari temanku dari tempat yang lama mengajak Tahun Baruan.

"Leon, kumohon degan sangat, Leon harus terbuka sama abang"

"Habis enak sih bang, bikin abang marah marah, tapi hatinya tetap lembut"

"Uhhh....kau ini. Untung abang masih cinta. Kalau tidak, ku tolak semua keinginanmu untuk menyentuh abang. Tapi sekarang, Leonku sudah kembali.
Aku Mencintai mu sayang."

"Aku lebih mencintaimu bang Andri"
Kami melakukan ritual sex lagi sore itu.
Kenikmatan demi kenikmatan sesaat kami rengkuh.

ANDRI DAN LEON.
CINTA MEREKA MASIH MENYATU.

TAMAT







ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang