Bagian 46

302 19 0
                                    

Benar kata Roy, setelah motor yang aku tumpangi parkir didepan rumahku, bak seorang pahlawan yang pergi berjuang, banyak yang mengantar dan mendoakan.

"Bang Andri sudah siap belum" Roy yang memanggilku ke kamar

"Sabar adekku, ini lagi ngomong sama Mamak" kataku.

"Itu manusia sudah banyak, mau nayalami abang. Cepat sikitlah." desaknya.

"Iya iya...ini mau keluar. Sini kau Roy biar abang peluk dulu" kataku menariknya. Kuciumi adekku, pelukan sayangku kuberikan.
Kami keluar kamar, dan menuju halaman rumah. Benar saja apa yang dibilang Roy, sekan aku ini siapa.

Kusalami mereka satu persatu,
disana ada kawan kawanku kupeluk mereka "Selamat jalan kawan" kata mereka

"Selamat tinggal kawanku, sampai jumpa lagi" kataku

"Maaf semuanya tak bisa kusalami kalian satu persatu" kulambaikan tanganku ke mereka, karena motornya harus berangkat.

"Andri, Tahun Baru nanti datang ya. Harus datang. Kau itu idola disini. Inspirasi semua orang disini. Perjuanganmu yang membawa hasil, itu yang banyak dicontoh Andri, jangan sampe gak datang kau." begitu kata penetua kampung kami.

"Ya kakek, Andri usahakan datang" kataku memeluknya.

"Semuanya Andri pergi dulu.
Bawa Andri dalam doa kalian, Andri juga akan mendoakan kalian semua"kataku menuju Mamak, Abang dan adekku Roy.
Pelukan kami sebelum berpisah.
Tak ada lagi air mata. Hanya senyum yang mengembang di bibirku.
Setelah selesai semua aku menaiki motor tumpanganku.
Lambaian tanganku dibalas dengan lambaian tangan mereka.

Motorku pun pelan pelan meninggalkan rumah yang telah memberi perlindungan kepada kami sekeluarga.

Selamat Tinggal kampung ku, aku akan kembali untuk mu.

*****

Didalam motor yang aku tumpangi, kami mengobrol dengan tetangga kampung yang hendak berpergian ke kabupaten. Ketika ongkos kami ditarik, kubayari ongkosnya.

"Nak terimakasih ya. Patut banyak orang yang mengantar kau tadi. Kau baik hati. Tuhan akan menambahkan rezekimu, nak" doanya.

"Amin, bude, amin. Bude juga Tuhan pasti melindungi dan memberkati" balasku.

Dari kabupaten, sudah tidak ada yang aku kenal. Aku berpindah duduk kebelakang pojok motor, kusenderkan badanku mencoba untuk tidur, kuperkirakan 3,5 jam aku akan sampai bandara. Maka sebelum tidur di motor, kutelpon si Leon.

"Hai...Happy New Year honey."

"Bang Andri, sudah berangkat belum? Ehh...Happy New Year darling. Lupa jawab hehehe..."

"Sudah. Abang sudah di mobil. Perkiraan 3,5 jam sampai bandara. Dari bandara ke tempat baruku 3,5 jam. Jadi kalau kamu mau jemput, sekarang Leon berangkat ya. Itu kalau mau loh ya Leon."

"Bang...bang Andri seperti mendua hati dari omongannya. Pasti Leon jemput. Leon rindu berat abang sayang. Leon berangkat ya"

"Hati hati nyetirnya. Jangan ngebut" kataku menghawatirkannya.

"Abang khawatir sama Leon?. Aku tau bang Andri masih sayang sama Leon. Iya bang sayang" katanya merayu.

"Huhhh...sayang sayang...berangkat aja"
Telpon ku tutup dan aku tiduran.
Efek dari kurang tidur semalam.
Memang selama di kampung, aku kurang tidur.
Maka kurencanakan, sampai di tujuan, hotel yang kuharapkan untuk istirahat. Biar Sekalian main sama Leon. Sudah lama aku tak merasakannya.

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang