Bagian 34

309 17 0
                                    

Ruangan kantorku tidak begitu luas. Hanya fasilitasnya hampir sama dengan ruangan ku dulu.
Memang dari segi income kantorku sekarang tidak terlalu maju menurut laporan periodik yang disebar pusat ke kami.

Ini merupakan suatu tugas berat bagi saya nantinya. Seperti yang dibilang manager marketing pusat dan bagian keuangan, aku harus membuat terobosan. We will see....

Kami mengitari seluruh ruangan, termasuk gudang penyimpanan untuk display.

Setelah kembali ke aula ternyata ada acara buat makan makan dengan tamu dari pusat.
Aku permisi ke toilet sebentar, dengan maksud menghubungi mas Fian, agar tidak bosan menunggu.

Ketika ku hubungi, ternyata hpnya masih tidak aktif. Segera ku sms, mengabarkan aku masih agak lama. Bila hpnya nanti dihidupkan dia langsung bisa membaca smsku pikirku.

Di aula sudah disiapkan buat makan siang, aku dan Noval seperti reuni saja. Ingat waktu trainee.

"Mas Noval kenapa masih lajang mas. Kan disini cewe cewenya sebangsa dan setanah airnya mas Noval" kataku mebuat dia agak memicingkan matanya.

"Mas Andri sendiri kenapa masih membujang mas" tanyanya balik.
Aku selalu memberi alasan yang bisa ku pertanggungjawaban bila ada yang menyinggung pernikahan.

"Gitu mas, itu alasan saya sampai  sekarang belum memikirkan pernikahan."

"Kalau aku sih mas Andri, memang belum niat saja. Masih mau bebas." katanya hambar.

Tiba tiba pak Direktur kami mendekati kami berdua, dan membuat pengumuman yang diluar dugaan ku.

"Selamat siang semuanya"
Yang berkumpul diruangan menjawab seretntak, dan mata tertuju ke pak Direktur kami.

"Ini mas Andri, cewe cewe jangan mengganggu dia ya. Karena anakku ini sudah ada calonnya, dokter cantik. Dokter yang merawat dia waktu kecelakaan"

"Pak boooooosss...." bisikku agar dia berhenti membicarakan saya.

"Wahhhh...patah hati dong ini pak" seorang cewe yang rambutnya terurai menyeletuk.

"Gagal dong pak dapatin manager tampan, padahal saya sudah siap jadi nyonya manager loh pak"kata perempuan yang lumayan cantik menurut aku.

"Bagian keuangan mas Andri" bisik Noval mengenalkan.

"Itu aja mas, bagus tuh. Cocok buat mas Noval" kubalas berbisik.

"Enggak lah. Masih ingin sendiri" alasan mas Noval.

Tertawanya karyawan masih berlanjut mendengar perempuan bagian keuangan tadi, ketika dia menyeletuk lagi.

"Pak Andri type saya banget pak."

"Uuuuhhhh teriak karyawan."
Aku langsung berbisik sama pak boss.

"Paaaak Please...."

"Ok ok semua tenang. Ini hanya intermezo. Sekarang kita waktunya makan." katanya membuat tenang suasana.

Ini kesempatanku keluar nih, pikirku.
Kudekati, pak boss mau permisi pulang lebih dulu.

"Pak, Andri mohon pamit duluan. Makannya nanti saja pak boss. Soalnya saya naik bus umum" bisikku.

"Anakku, hati hati ya. Nanti Januari sudah siap memajukan perusahaan kita." pintanya.

"Pasti pak. Semoga sehat terus. Bapak jaga kesehatan. Suatu saat Andri mau ke rumah"

"Dengan senang hati" katanya mengizinkan ku untuk meninggalkan tempat.
Aku pamit ke mas Noval dan rekan rekan yang lain.

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang