Bagian 24

374 22 1
                                    

Aku memandangi wajah mas Fian yang masih sedih dengan kejadian tadi. Air matanya sudah mulai mengering dipipinya.
Aku tinggalkan dia, untuk mengambil air minum untuknya.
Ehhh...malah aku diikuti.

Di ruang dapur ketika aku mau mengambil gelas, mas Fian memelukku.

"Andri...maafkan mas Fianmu..."
Pelukannya makin erat.

"Maaf untuk apa mas"

"Aku berbohong ke kamu, aku tidak memiliki orang lain. Tadi jelas kau lihat, siapa pria yang suka sama aku"
Aku berbalik menghadap nya, tangannya kulingkarkan ke pinggang ku dan kulakukan sebaliknya.

"Andri tahu kau berbohong mas. Tapi kau melakukannya demi sesuatu. Akhirnya kau jadi korban. Aku sudah beberapa kali mengalaminya. Termasuk yang dilakukan Leon."

"Jadi Andri tidak membenciku"

"Tidak membencimu, tapi belum bisa menerima mu" godaku, entah mau bicara apa dia. Hihihihi...enak juga mempermainkan orang.

"Andri, mas Fian tidak mencintai dia. Benci malah."

"Lain dibir lain dihati kamu mas, kaya lagunya Bob Tutupoli"

"Andriiii sayang, tadi dikamar sudah kuputuskan tak menerima dia lagi"

"Tidak menerima atau menolak diceraikan"

"Sayangku...aku hanya mencintaimu"

"Mas Fian...Mas Fian...setelah puas kau dihajar sama Xavi, kau ingin aku hajar, begitu maumu"

"Andri, jangan buat mas Fianmu ini jadi bulan bulananmu sayang"

"Aku mau bikin kau jadi hari harianku...."

"Andri....maksud kata katamu itu apa sayang."

"Aku ingin kau setiap hari disisi ku."

"Andriku tampanku....kau pintar sekali bikin aku jantungan"

"Karena kau mas Fianku ganteng ku, adalah Jantung hatiku." kucubit hidungnya dan kucium bibirnya.

"Terimakasih sayangku...aku tenang sekarang"

"Aku sudah dapat menilai ketulusanmu mas. Aku juga mencintaimu. Lamaranmu kutunggu. Buat aku bahagia."

"Pasti sayang, aku tidak akan mengecewakanmu. Kau adalah labuhan jiwaku yang terakhir"

"Enggak usah ngegombal. Buktikan saja mas. ini minum dulu, biar kita tidur"

"Iya sayangku, Andri tampan ku..."
Kami masuk kamar dan kusuruh dia mandi membersihkan minyak urut di tubuhnya.

"Jangan tutup pintu kamar mandinya mas. Aku ingin memandang tubuhmu"

"Hahahahah....malu aku Andri."

"Kenapa harus malu, toh kita sudah suami istri"

"Tetap saja Andri, ada rasa malu. walaupun hanya kau yang melihat...hahahahaha" mas Fian menutup wajahnya sambil tertawa.

"Dok...menghadap ke Andri mandinya....kau kelihatan sexy sekali dokter. I love it. Cepeten mandinya sayang....habis mandi gak usah pake apa apa, polos saja"
Mas Fian semakin ngakak

"Andri, ternyata kau romantis ya sayang. Aku sedikit malu hal hal begitu" katanya sambil mengambil selimut dan memelukku.

"Mas Fian, kita ngobrol saja ya"

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang