Bagian 47

301 18 0
                                    

Pesawat yang mengudara membelah langit, ibarat hatiku yang terbelah antara mau menerima kembali atau tidak Leon. Aku tau cintanya tulus sama aku. Kesalahan yang dia perbuat, telah disesali.
Tapi hati ini serasa tidak percaya lagi.

Beberapa jam lagi kami akan bertemu di Bandara.
Hotel tentu yang menjadi tempat menginap kami.
Karena aku belum tahu, rumah yang di kontrakkan mas Noval.

Apa yang akan aku lakukan?
Aku sudah tidak mau menjalin ikatan lagi dengan siapapun.
Leon...kamu mengusik lagi hatiku.

Pengumuman dari awak kabin yang sebentar lagi akan landing, membuat semua penumpang kasak kusuk dengan barang bawaannya.

Aku hanya diam di tempatku. Karena barangku hanya sebuah ransel tempat pakaianku dan surat surat pentig lainnya.

Antri di gang pesawat agak tesendat karena penumpang ingin yang lebih duluan.

Ketika mau sampai di pintu pesawat, pramugari yang memberi senyum kepada siapapun, menyapaku.

"Selamat jalan Mas. Hati hati di jalan" katanya. Aku berfikir, dari tadi hanya senyum yang diberikan, kenapa ke aku lain.
Aku tidak segera turun, kutatap wajah cantiknya. Aku hanya ingin menunggu reaksinya.
Ehh...ternyata dia salah tingkah. Dengan agak menjauh dari pintu.

Aku mengedipkan mataku, dan turun dari pesawat.
Aku menoleh dari bawah ke arah pintu pesawat, dia ada disana memandang ku.

Setelah diluar Bandara, ku perhatikan semua sekelilingku. Lampu lampu taman yang indah memberikan warna tersendiri Bandara diwaktu malam.

"Leon, dimana" tanyaku singkat di hpku.

"Ini diparkiran bang. Abang sudah sampai?"

"Aku di pintu keluar"

"Ok bang sayang, aku kesana" katanya dan menutup hpnya.

"Bang, bang Andri..."Leon melambaikan tangannya dari mobilnya.
Aku pangling dengan mobil sedan yang dipakainya.
Ehhh...tambah maju dia, pikirku.
Aku menuju ke arahnya. Dan aku dibukakan pintu.

"Wahh...lama berpisah, ternyata banyak kemajuan ya Leon. Sukses...sukses...Pantas kamu bisa membayar pria pria yang kamu suka" sindirku.
Dia tidak menjalankan mobilnya.

"Loh kenapa gak jalan Leon" tanyaku.

"Setiap bertemu, bang Andri enggak pernah berhenti menyindir Leon. Cape' hati bang memikirkan kesalahan kesalahan yang Leon perbuat"

"Kamu marah, hanya karena omongan abang barusan"

"Enggak enak hati saja bang. Seakan Aku ini seorang penjahat, yang tidak bisa diampuni"

"Emang kamu penjahat. penjahat cinta. Begitu tulus abang mencintaimu, tapi kau berhianat dengan membeli pria pria yang kamu suka."
Aku keluar dari mobil menuju halte yang tersedia. Kunyalakan rokokku dan kuhisap dalam dalam. Leon menyusulku.

"Bang, Leon minta maaf"

"Tidak ada yang perlu dimaafkan Leon. Asal kamu tau, setiap ingat kamu, hati abang teriris iris. Selalu bertanya dalam hati, apa kurangnya aku dimata kekasihku, apa salah yang telah kuperbuat, apa karena aku miskin tidak punya apa apa? Apa karena aku bodoh dimata kekasihku, hingga dengan seenaknya berbuat dengan orang lain?. Pertanyaan pertanyaan semacam itu Leon membuat abang sedih."

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang