Chapter 17 - Let the Flames Begin

145 21 22
                                    

.

Author's note : Maaf yg sebesar-besarnya, tp mulai bab ini hingga akhir cerita, akan langsung aku upload tanpa edit. Jadi, fic ini mentah, sama seperti yg ada di situs FFN, dalam arti, cerita ini kutulis sebelum mengenal sedikit tentang PUEBI (kurang tanda baca, huruf kapital yang tidak sesuai tempat, dll) dan bakalan banyak kata yang ga sesuai KBBI :''

Untuk semua pembaca, aku mohon maaf dan terima kasih banyak atas pengertiannya🙏

.

BSOF

.

Kagome terkejut dengan kehadiran seseorang di sampingnya ketika pertama kali membuka mata. Sontak, ia mengubah posisi, dengan satu siku dia menopang tubuhnya untuk berbaring miring. Netra setara senja milik pria itu hangat kala menatap wajahnya, lengan Sesshoumaru melingkari pinggagnya.

Sedetik kemudian, Kagome kembali rileks. Dengan gerakan yang sedikit ragu dia kembali berbaring lalu menyandarkan kepalanya di lengan kiri Sesshoumaru. Sinar matahari yang menembus kekkai sudah terik, tapi ia tidak peduli.

Perlahan, tangan kanan Kagome menyelinap perlahan ke lekuk leher kirinya. Samar-samar, ia dapat merasakan huruf kanji yang terukir di lehernya dikelilingi oleh 'tanda' yang diberikan Sesshoumaru, sebuah tanda dari ikatan di antara mereka yang tak akan lekang oleh apa pun bahkan oleh kematian. 'Ini nyata,' batin gadis itu.

Layaknya satu ditambah satu, tidak ada kesukaran bagi Sesshoumaru mengartikan gerak-gerik pasangannya yang membuat hatinya tergelitik.

Suara tawa teredam yang berasal dari dada laki-laki itu mencapai telinga Kagome, alhasil, ia pun tersenyum. Tawa kecil seorang dai youkai yang dingin seperti yang ada di sisinya saat itu bagaikan bintang jatuh yang melesat di langit, sebuah keajaiban.

Kagome memeluk lelakinya. Sesshoumaru membelai kepala gadis itu dengan lembut sebagai balasan.

Kelopak mata perempuan setengah siluman itu tertutup, ia menarik napas perlahan dan dalam, ia tengah menyesap aroma khas Sesshoumaru dan menatanya di dalam daftar pertama sepuluh keharuman alami yang paling ia suka di dunia. Bagi Kagome, jika ada surga seperti yang manusia katakan, pasti inilah rasanya berada di surga itu, tenang, nyaman, damai, di mana semua perasaan indah berkumpul menjadi satu.

"Kau harus lebih sering tertawa!" ujar Kagome.

"Hn."

Tak puas dengan jawaban singkat yang diterimanya, Kagome mengangkat wajah untuk menatap pasangannya sejenak. Di saat itulah, ekspresi buas Sesshoumaru yang tengah menggagahinya kembali terlintas di ingatan. Gadis itu lantas menunduk, matanya menangkap mokomoko lembut serta hangat yang melilit tubuhnya.

Keinginan untuk menelusuri tubuh Sesshoumaru dengan matanya, sungguh tak tertolak. Dada bidang yang terpampang terlihat tangguh sekaligus menggoda. Kala itu, Sesshoumaru hanya mengenakan hakama-nya, membuat dua garis violet di pinggulnya yang mengarah ke daerah pribadinya terekspos. Kagome tergugah untuk memuaskan rasa penasarannya, tangan kirinya bergerak secara ragu saat membelai dada kokoh Sesshoumaru ....

Iris biru kelabu gadis itu menatap apa yang telah menjadi pusat pikirannya beberapa hari terakhir dengan penuh ketakjuban yaitu: kulit dibalik haori dan hakama seorang dai youkai yang kini sedang menatapnya dengan tajam. Telapak tangannya meraba dengan halus, Kagome laksana hendak menandai tubuh sang pasangan sebagai wilayah kekuasaannya.

Sesshoumaru mengerang pelan akibat sentuhan Kagome, dan bagi Kagome itu menjadi sebuah tanda persetujuan akan perbuatannya lebih lanjut. Setelah tangannya puas membelai, Kagome bergerak turun sedikit ke bawah.

Black String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang