Chapter 3 - Alter Ego

334 36 6
                                    

Disclaimer: I don't own Inuyasha, I'm just renting them from Rumiko Takahashi, Viz, etc. I will make no money from this fic, I write for my own enjoyment and the enjoyment of my readers.

***

**

*

Bagi para youkai dan manusia, jauh sebelum jaman feodal, wilayah Jepang hanya terbagi menjadi empat bagian; Wilayah Utara dan Wilayah Timur dikuasai oleh dua ookami youkai. Sedangkan, Wilayah Barat dan Wilayah Selatan dikuasai oleh para inu youkai.

Tugas para penguasa wilayah adalah mengatur semua youkai yang tinggal di dalam wilayah kekuasaannya, baik youkai kelas menengah maupun mononoke yang tak lebih pintar dari hewan buas yang liar. Bagaimanapun juga, kebuasan dan keliaran adalah insting alamiah para youkai, mereka tetap butuh seorang pemimpin yang dapat mengatur agar tidak terjadi banyak pertarungan yang hanya akan menuntun mereka pada kehancuran kaum mereka sendiri.

Tidak hanya para youkai, beberapa di antara penguasa itu juga membawahkan ratusan desa manusia. Di dua wilayah, para youkai dan manusia hidup berdampingan dengan tenteram. Wilayah Selatan yang dikuasai Takigawa dan wilayah Barat dipimpin oleh Touga yang berjuluk Inu no Taisho adalah kedua wilayah yang memiliki toleransi tinggi terhadap manusia. Keduanya memerintah dengan cukup adil, baik itu untuk manusia maupun para youkai.

Dibawah kekuasaan mereka, tidak akan ada youkai yang menyerang dengan membabi buta desa yang mereka lindungi, begitupun sebaliknya, tidak akan ada youkai yang diserang oleh para hoshi maupun miko dengan kemampuan spiritual mereka tanpa alasan kuat. Bahkan, pertempuran antar klan manusia juga jarang terjadi di wilayah yang mereka lindungi. Para Daimyo (Tuan tanah) dan para petinggi klan pun patuh pada keduanya.

Walau tidak dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang sangat baik diantara keempatnya, para Daiyoukai yang menjadi penguasa selalu saling menghormati satu sama lain. Di luar dugaan siapapun jua, dengan kekuasaaan dan kekuatan besar yang ada, sangat kecil sekali pergesekan yang terjadi di antara mereka. Hanya beberapa insiden kecil yang terjadi di batas-batas wilayah yang tidak akan berpengaruh besar kepada kedua belah pihak yang bersinggungan.

Selama berabad-abad lamanya, tidak ada benturan langsung antar para penguasa wilayah. Namun, pada akhirnya, pergeseran terjadi, masa telah bergulir. Keadaan berubah seiring bergantinya zaman dan para penguasa. Kerenggangan hubungan di antara para penguasa wilayah mulai menyeruak sepeninggal Penguasa Wilayah Utara dan Timur yang hampir bersamaan. Ketegangan yang terjadi bermula dari dua Dai youkai yang menjadi Penguasa Wilayah baru yaitu, Tokushin dan Kuroichi. Situasi seperti itu tak berlangsung lama, Inu no Taisho lekas menekan gejolak yang ada. Agar keadaan kembali tenang, ia mengikat keempatnya dengan sebuah perjanjian. Perjanjian yang membuat para penguasa wilayah tidak menganggu satu sama lain.

Situasi memang terkendali, tetapi, kedamaian itu hanya bertahan untuk beberapa sesaat. Inu no Taisho, sang pencetus perdamaian, menemui ajalnya. Dengan itu, kekuasaan jatuh kepada satu-satunya putra yang ia miliki, Sesshoumaru.

Dengan kepemimpinan Sesshoumaru yang dipandang remeh oleh Tokushin dan Kuroichi, suasana Timur dan Utara kembali memanas. Berawal dari kejadian kecil di perbatasan, perseteruan sengit keduanya pun pecah. Dahaga para penguasa akan kekuasaan dan kekuatan tak lagi tertahankan, mereka tak lagi menyatakan diri sebagai rival secara diam-diam. Karena kini, perjanjian terlupakan, dan peraturan kuno tak tertulis kembali dijunjung oleh ke empat Daiyoukai, peraturan purba tentang siapa yang terkuatlah yang akan bertahan dan menjadi pemenang pun kembali diagung-agungkan.

Black String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang