...
..
.
Kagome terperangkap di antara dinding gua dan tubuh laki-laki itu, satu tangan besar dan kuat mencekik lehernya. Gadis itu terkesiap saat merasakan cakar-cakar di tengkuknya semakin dalam menembus kulit dan menusuk daging.
Kedua kaki Sesshoumaru mengapit kedua paha sang hanyou, tubuhnya menekan, matanya menatap murka. Segala usaha Kagome agar terbebas dari siksaan itu sia-sia, dia berjuang sekuat tenaga untuk memompa udara ke dalam paru-paru. Perempuan itu merintih kesakitan. Sepasang emas berkilat oleh kemenangan, kedua sudut bibir Sesshoumaru sedikit terangkat, youkai itu hampir tersenyum.
Kagome memejamkan mata, tidak ingin melihat wajah puas pria itu. Ia merasa tiba di ujung batas, jurang kematian telah menunggu untuk melahapnya. Di titik terendah itulah, youkai itu mengendurkan cengkramannya. Kagome megap-megap mengisi paru-parunya dengan udara, tulang lehernya terasa remuk, dan dadanya bagai terbakar. Matanya berkunang-kunang, bumi yang dipijaknya seakan berputar-putar.
Sesshoumaru melepaskan tangan kanannya yang mencengkram leher Kagome, matanya memandangi bibir Kagome yang terbuka. Ujung cakar dari jari telunjuknya menelusuri pipi Kagome dengan gerakan mengambang. Ia bergerak ke bibir bawah, cakarnya tersebut berhasil membuat jejak goresan di semua tempat yang telah ditelusuri. Goresan itu tidak terlalu dalam, tapi cukup untuk membuat darah mengalir keluar dari kulitnya. Pada bibir Kagome, darah mengalir lebih deras bila dibandingkan tempat yang lain.
Kagome tidak mengerti apa yang coba dilakukan pria itu. Sungguh, dia tidak mengerti sama sekali. Pertama-tama, dia membawanya kembali dari kematian. Pertemuan kedua, ia menerima penghinaan secara verbal. Kemudian, lelaki itu menolongnya lagi saat seekor serigala besar hampir menggigit putus kepalanya. Baru saja dia hendak meremukan tulang lehernya hingga mati, dan sekarang?
Dengan was-was Kagome menanti. Dengan waktu yang dimiliki, ia bisa memikirkan berbagai cara untuk bebas dari cengkraman pria itu. Walaupun siluman itu terlalu kuat sebagai lawan, ia yakin ada satu cara yang bisa digunakannya untuk bebas.
Bau wanita ini sekarang bercampur dengan rasa takut, itu memang sudah sepatutnya, pikir Sesshoumaru. Sedikit bermain dengan mangsa tidak akan ada bedanya. Ia ingin melihat hanyou itu gemetar ketakutan. Dia ingin membuatnya memohon untuk melepaskannya dan memberinya kesempatan hidup lagi. Hanyou itu harus tahu tempat dan derajatnya.
Kendati demikian, tujuan awal Sesshoumaru menguap tanpa sisa laksana tetesan air di bawah terik matahari musim panas. Perbuatan Sesshoumaru selanjutnya diluar dari rencana. Hal yang akan disesali dan disyukuri oleh sebagian dirinya di kemudian hari, tapi tidak hari ini.
Darah Kagome tercium berbeda, lebih manis dibandingkan yang lainnya. Seperti aroma madu yang bercampur karat, Sesshoumaru ingin mencicipinya. Kelopak lentur mereka bertemu sesaat. Kelembutan itu membuat sang siluman mengawang, kehangatan itu menghantarkannya pada kegilaan. Bibir Sesshoumaru basah oleh darah gadis itu. Lidahnya terselip keluar, ia menjilat likuid berma yang mengalir langsung dari mulut gadis itu.
Sontak, desakan itu menyerang Sesshoumaru lagi, mengimpitnya dengan ketidak berdayaan untuk menolak.
Kedua alis Kagome terangkat, dia amat sangat terkejut dengan tindakan youkai itu. Semua itu di luar ekspektasinya, kecupan lelaki itu begitu lembut bila dibandingkan dengan cakarnya yang tajam menusuk. Kagome terperangah dan hanya mampu menyambut apa yang dihadiahkan. Jantungnya mulai berdegup cepat. Kagome tidak mengerti apa yang dia rasakan, tidak mengerti apa yang dia tunggu, yang ia tahu sesuatu di dalam dirinya begejolak oleh keantusiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black String of Fate
Fiksi PenggemarSesshoumaru adalah Daiyoukai yang haus akan kekuasaan dan kekuatan. Kagome adalah inu hanyou yang dahaga akan pembalasan dendam. Di dunia kelam tempat benci, cinta, dan mimpi berpadu, keduanya dipersatukan oleh benang hitam takdir kehidupan. COMPLET...