Chapter 4 -Next Target

290 34 2
                                    

Disclaimer: I don't own Inuyasha, I'm just renting them from Rumiko Takahashi, Viz, etc. I will make no money from this fic, I write for my own enjoyment and the enjoyment of my readers.

***

**

*

Kagome sedang dalam perjalanannya saat ia melewati sebuah kolam air panas kecil, kolam itu begitu indah, tenang, dengan beberapa batu besar mengelilinginya. Walau selapis tipis asap mengepul di permukaan, kolam itu begitu jernih hingga ia bisa melihat bebatuan di dasarnya. Sumber air panas alami itu seakan memanggilnya untuk beristirahat sejenak dan melemaskan otot-ototnya yang kaku. Kaki kanan Kagome sudah melangkah, tetapi kemudian terhenti, untuk sesaat dia terpaku sejenak di tempatnya berdiri.

"Berendam sejenak tidak akan membuat matahari terbit dari Barat, ya 'kan?" Katanya kepada diri sendiri.

Dia mendekati kolam air panas itu, membuka kimono birunya. Sebelum mencelupkan kaki ke dalam air, Kagome berkonsentrasi untuk memantau sekelilingnya sesaat, adakah aura youkai atau bau manusia di sekitarnya? Setelah yakin tidak ada bahaya yang mengintai, barulah ia mencopot seluruh pakaiannya, lalu menyampirkannya di batu terdekat di pinggir kolam.

Kagome menggulung rambutnya menjadi cepol, duduk di tepi kolam, dan perlahan-lahan mencelupkan ujung jari-jari kakinya. Dia merintih pelan saat dia merasakan hangatnya air memijat kaki kotornya yang sedikit lelah setelah berlari seharian. Dia masuk ke air, lalu berjalan ke tengah kolam dan mulai membasuh badannya. Dia mengerang pelan saat dia membasahi rambutnya yang kini jatuh tergerai, lalu ia memijat kulit kepalanya. Selesai menggosok tubuhnya, ia bergeser ke tepi kolam yang airnya hanya sebatas pinggang.

Kagome duduk di bebatuan kecil di dasar kolam lalu menyadarkan kepalanya di tepi kolam. Air sedikit lebih tinggi di atas dadanya. Dia mendongakkan kepalanya, menatap awan putih tebal berkejar-kejaran di langit biru, tangannya memainkan permukaan air di sisi tubuhnya dengan membuat gerakan seperti angka delapan. Kagome memejamkan kedua matanya dan merasakan kedamaian yang sangat jarang sekali dia dapatkan.

.

.

.

Di sisi lain hutan yang sama ...

Sesshoumaru berjalan perlahan di antara pepohonan hutan di Wilayah Selatan, tempat sasarannya yang terakhir. Sebenarnya dia bisa saja melesat terbang menembus awan, tetapi, selain mengemban misi penaklukan, ia pun sedang dalam misi pencarian. Sesshoumaru sedang mencari benda keramat yang disembunyikan oleh sang ayah. Dan, benda yang ia cari itu tersembunyi di suatu tempat di daerah Selatan yang dikuasai oleh Takigawa.

Suara seorang wanita dan bunyi gemericik air di kejauhan memutus begitu saja rentetan pikirannya. Suara wanita yang ia dengar sudah pasti bukan milik manusia, karena dia berada di hutan terdalam, jauh dari sumber berbagai macam bau yang tidak enak yang berasal dari daerah yang dihuni oleh manusia. Untuk seorang Daiyoukai, yang menganggap manusia hanyalah mahluk rendah yang menebar kerusakan pada alam dan tak lebih baik daripada binatang pengerat, pemukiman manusia adalah polusi bagi alam.

Semakin dekat Sesshoumaru berjalan ke sumber air, semakin jelas dia mencium baunya, bau dari wanita yang baru-baru ini diselamatkannya. Siluman itu menyembunyikan lagi auranya, dia bisa mendengar wanita itu menggumamkan sesuatu. Saat matanya berhasil menggapai si pemilik suara, Sesshoumaru tidak terkejut mendapati dugaannya benar. Wanita yang kini dilihatnya adalah wanita yang telah membunuh Kuroichi: seorang hanyou yang pernah dihidupkannya lagi dengan Tenseiga.

'Sama sepertiku, dia tidak membuang-buang waktu. Setelah Kuroichi, sekarang dia sedang mengincar Takigawa, Penguasa Wilayah Selatan,' pikir Sesshoumaru.

Black String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang