Chapter 18 - Sweet Sacrifice

124 17 1
                                    

Reminder, again : Fic ini ditulis 5 tahun lalu tanpa mengenal sedikit PUEBI dan KBBI. This is a mess.

.

BSOF

.

Mereka bertiga menjejakkan kaki disebuah pelataran luas istana yang pondasinya kokoh ditopang oleh susunan batu yang berdiri megah. Di kanan kiri halaman istana itu ditumbuhi beberapa jenis pohon yang mempercantik pemandangan dengan nuansa tembaga musim gugur. Perjalanan yang ditempuh mereka sangat cepat, malam belum larut.

Dua penjaga yang berjaga di pintu masuk istana Inuyama tercengang oleh kedatangan mereka. Kedua manusia penjaga menyambut dengan kikuk, salah satunya bergegas ke dalam setelah membungkuk pamit. Kagome bertanya-tanya dalam hati, bila Sesshoumaru bisa berpergian secepat itu mengapa selama ini dia senang berjalan lambat di dalam hutan? Mungkinkah karena dia senang berada di alam bebas?

Mereka bertiga masuk ke ruangan utama yang dinding kertasnya di kelilingi oleh lukisan cantik gunung Fuji. Pelayan-pelayan wanita datang menyediakan minuman, Kagome dan Jaken duduk dengan tenang, sedangkan Sesshoumaru berdiri di ambang pintu yang menghubungkan ruangan mereka berada dengan taman di bagian sisi istana.

Indah adalah kata yang tepat untuk melukiskan istana Inuyama secara keseluruhan, walau di bagian dalamnya terkesan kecil dan sempit. Langit-langitnya terbilang rendah untuk sosok tinggi seperti Sesshoumaru, tapi semua perabotan di dalamnya terlihat terpelihara dengan sangat baik. Walau Kagome baru pertama kali masuk ke istana, ia tahu bahwa istana ini adalah yang terbaik di eranya.

Seorang pemuda datang lalu bersujud di belakang Sesshoumaru, "Aku mohon maafkanlah aku yang telah membuatmu menunggu Sesshoumaru-sama"

Sesshoumaru membalikkan badannya "Bangunlah"

Pemuda itu bangun, tapi tetap menundukkan wajahnya sebagai tanda hormat untuk sang tuan. "Telah lama kami menantikanmu Seshoumaru-sama"

Kedua manik emas itu melirik ke tempat Kagome dan Jaken duduk "Jaken, kau urus semua keperluan Kagome" perintahnya.

Kagome bangun dari duduknya, "Kau pergi?" nadanya tidak rela.

"Ada yang harus aku urus" mau tidak mau Sesshoumaru harus mengurus klan-klan manusia yang sering bertikai di wilayahnya.

"Aku ikut" ia mendekati pasangannya.

"Tidak, kau disini bersama Jaken yang akan mengurus semua keperluanmu" kata Sesshoumaru tanpa berbalik untuk menghadap pasangannya.

Kagome setengah berlari ke hadapan Sesshoumaru "Aku tidak ingin disini sendiri" tangan Kagome bergelayut di tepi pelindung besi di dada Sesshoumaru.

"Patuh padaku Kagome!" nada Sesshoumaru sedikit mengeras. "Atau..." kata-kata Sesshoumaru terpotong.

"Kau tahu aku tidak takut oleh ancamanmu" tatapan dan nada hanyou cantik itu terkesan menantang.

Sesshoumaru menarik sedikit kimono di pundak kiri Kagome sehingga mempertunjukkan tanda yang ia buat, tanpa ragu Sesshoumaru mencium tanda itu kemudian menjilatnya. Mata Kagome terpejam, dengan sekejap ia telah melayang jauh di telan langit hasrat yang tiba-tiba muncul. Tak ayal bau harum kebangkitan yang hanya bisa dicium youkai menguar dari Kagome, sangat kuat. Beberapa pasang mata yang ada di ruangan itu tidak berani menatap kejadian itu secara langsung, Jaken dan pemuda itu tertunduk menatap lantai.

"Atau aku tidak akan memberikan apa yang kau butuhkan" suara Sesshoumaru terdengar berat.

Kagome yang masih bersandar di tubuh Sesshoumaru akhirnya membuka mata, ia menarik diri dari Sesshoumaru untuk berdiri tegak dengan kedua kakinya. "Kau.." Kagome kehilangan kata-kata karena marah dan malu, ia tidak menyangka tanda itu mempunyai kegunaan tertentu, seperti tombol yang memicu gairahnya ke level tertinggi yang bisa membuatnya hampir gila misalnya.

Black String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang