* * *
* *
*
Beberapa menit sebelumnya ...
Di hadapan Sesshoumaru terbentang air terjun, getaran Tenseiga telah berkurang, tapi detaknya semakin kencang. Pangkal alis siluman berwujud manusia itu mengerut. Apakah dia telah melewati tempat di mana benda itu tersembunyi? Tak lama kemudian, pedang itu kembali bergetar hebat, ia lantas melangkah ke tepi sungai. Saat itu dia bisa mencium bau hanyou itu mulai mendekatinya.
Pria itu melompat ke batu besar tempat air bermuara. Detak Tenseiga kembali terasa. Ia lantas melangkah masuk ke dalam gua gelap nan lembap di balik air terjun. Makam itu sebagai penanda, petunjuk-petunjuk itu sesuai dengan tempat ini. Tidak salah lagi, pikir Sesshoumaru. Sebuah tempat yang tak terkena sinar matahari, tak tertembus oleh angin, dan bukti utama yang tak terbantahkan adalah reaksi Tenseiga itu sendiri.
Sesshoumaru menyadari bahwa si penguntit berhasil membaca jejaknya, dengan jelas ia mampu mendengar hanyou itu mengumpat meski bunyi air yang jatuh dengan bebas ke dasar sungai sangatlah gaduh. Tapi cukup sampai di sana, Sesshoumaru yakin kalau wanita itu tidak akan dapat mengikutinya lebih jauh lagi sebab, ia telah menutupi auranya, baunya pun terselimuti oleh air terjun.
Pria itu berjalan lebih jauh masuk ke dalam gua, jalan yang dilaluinya hitam pekat. Tapi kegelapan itu sama sekali tidak berpengaruh pada penglihatannya yang berbeda dengan manusia, setelah berjalan puluhan detik lamanya ternyata gua itu buntu. Kendati demikian, ia sangat yakin kalau ini adalah tempat penyimpanan yang tepat.
Dia mengeluarkan Tenseiga dari sarungnya, mengulurkannya secara horizontal lalu mengayunkannya, jalan buntu yang terlihat itu hanyalah sebuah kekkai (penghalang) yang diciptakan agar tidak ada makhluk lain selain yang dikehendaki yang dapat melewatinya.
Cahaya biru muncul setelah Tenseiga diayunkan di udara, dinding gua di depan mata sontak menghilang. Lima kaki dari Sesshoumaru terdapat sebuah pedang yang ukurannya lebih panjang dari pedang yang lain. Sebuah Odachi, pedang legenda yang dikatakan mampu menebas seribu musuh terkuat sekalipun.
Sesshoumaru memandang katana itu dengan takjub. Pedang itu mengambang di atas sebuah batu dan diselimuti oleh lingkaran cahaya merah muda keunguan, sebuah penghalang lainnya.
Dai youkai itu maju beberapa langkah, pedangnya masih bergetar. Dia mengulurkan tangan dan lantas menggenggam pedang itu dengan mantap. Kekkai tertembus, Odachi tidak menolaknya, Tenseiga pun menunjukkan letak pedang tersebut. Itu sudah lebih dari cukup sebagai bukti nyata bahwa pedang itu adalah warisan untuknya semata.
Barang yang dicari sudah di tangan. Sesshoumaru melesat secepat kilat dari balik air terjun, hanya sedikit air yang membasahi figurnya. Seusai keluar dari gua, bukan udara segar yang ia hirup, melainkan bau darah dan racun yang menusuk penciumannya. Di antara deru air, inu youkai itu mendengar geram dan rintih tertahan yang sudah ia kenal.
Dia melompat 'tuk mendekati sumber suara, apa yang dilihat membangkitkan sesuatu di dalam dirinya. Hanyou wanita itu di sana, tergeletak tak sadarkan diri, kakinya terluka parah. Wajahnya sepucat kertas. Detak jantungnya melemah, dia sedang sekarat!
Napas wanita itu pendek-pendek, bibirnya mulai membiru. Sesshoumaru mengerti, jika dia membiarkannya begitu saja lebih lama lagi dia akan mati, pedang hebat yang dimilikinya itu pun memiliki keterbatasan. Tenseiga hanya mampu membangkitkan seseorang dari kematian sekali saja, tidak lebih.
Makhluk besar berbulu memerangkap sang hanyou dengan salah satu kaki depannya. Saliva beracun menetes-netes di kanan kiri kepala wanita itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Black String of Fate
FanficSesshoumaru adalah Daiyoukai yang haus akan kekuasaan dan kekuatan. Kagome adalah inu hanyou yang dahaga akan pembalasan dendam. Di dunia kelam tempat benci, cinta, dan mimpi berpadu, keduanya dipersatukan oleh benang hitam takdir kehidupan. COMPLET...