Chapter 18

3.8K 467 44
                                    

"Kok malah nangis sihh Raa???"


























Selamat membaca




















































Author Pov

Chika berlarian menyusuri koridor rumah sakit, sambil menangis dia terus berlari.

Baru saja dia di telfon oleh Anin dan di beri kabar duka jika Gracia sudah dipanggil sang pencipta.

Chika begitu terkejut, hatinya terasa begitu sakit, dia merasa ikut kehilangan sosok Gracia.
Selama ini Gracialah yang selalu menjadi tempat curhat Chika, curhat tentang apapun, baik itu tentang Chika ataupun tentang keluarganya.

Chika sudah menganggap Gracia seperti kakak kandungnya sendiri.

"Araaa" panggil Chika saat sudah melihat Ara.

Ara sendiri masih begitu terpuruk, dia masih terduduk di lantai, dia menutup wajahnya sendiri dengan kedua tangannya, menutupi kesedihan dan air mata yang mengalir dengan deras di pipinya.

Chika langsung duduk setengah berdiri bertumpu pada lututnya, memeluk tubuh Ara.

Chika mengusap-usap punggung Ara dengan lembut, sekalipun Chika saat ini juga sedih tapi dia berusaha untuk tegar agar bisa menguatkan Ara.

Ara masih menangis sesenggukan, isakan tangisnya terdengar begitu memilukan.

"Araaa yang kuat yahhhh, disini ada kak Chika yang bakal selalu nemenin Araa" lirih Chika.

Bughh ...

Ara langsung mendorong tubuh Chika kasar, membuat Chika jatuh terjengkang ke belakang.

Hal itu sontak membuat Chika terkejut, tak menyangka jika Ara akan melakukan itu padanya.

"Jangan sentuh-sentuh Araaa, jangan deket-deket Ara lagi" marah Ara sambil menatap Chika dengan mata merahnya.

"Ara kenapa??kak Chika salah apa??kenapa Ara marahin kak Chika??" tanya Chika yang memang tak tau apa-apa.

Chika hendak mendekati Ara dan memeluk Ara lagi, tapi Ara langsung mengangkat tangannya kedepan seolah meminta jangan mendekat.

"Lebih baik kamu ajak kakak kamu pergi dari sini sebelum aku yang ngusir kakak kamu" gertak Ara yang tak lagi menyebut nama Chika saat berbicara dengan Chika.

"Ara tenang dulu, jangan marah-marah kayak gini" ucap Chika lembut.

Perlahan tapi pasti Chika kembali memeluk Ara dengan posisi setengah duduk, bertumpu pada lututnya.

"Aku nggak bisa kak, aku nggak kuat hikss hikss hiksss, aku sekarang sendirian, nggak punya siapa-siapa lagi" jawab Ara yang saat ini mencengkeram erat baju belakang Chika.

"Ara harus kuat, Ara masih punya kak Chika, kak Chika akan selalu ada buat Araa, Araa nggak perlu takut kalo sendiri karna kak Chika nggak akan pernah ngebiarin Ara sendirian" lirih Chika sambil mengusap-usap punggung Ara lembut.

Ara terdiam namun sesaat kemudian dia melepaskan pelukan Chika, perlahan Ara berdiri dengan kakinya yang terasa begitu lemas.
Dia hendak masuk ke dalam ruangan untuk melihat Gracia lagi.

Dengan langkah beratnya dia masuk ke dalam, Chika yang melihat Ara yang kesusahan berjalan hendak membantu tapi tangan Ara menolaknya.

Seketika tatapan mata Ara menajam saat melihat Shani yang tengah menangis memeluk kakaknya yang telah tiada itu.

Risalah Hati (Greshan&Chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang