Chapter 17

4.1K 497 61
                                    


"Biarin dia masuk, biarin hati dia kembali hidup, biarin dia juga ikut ngerasain sakitnya kehilangan, biarin dia semakin menyesali kesalahannya"


DI MOHON MEMUTAR LAGU DI ATAS! AGAR MENAMBAH FEELNYA!!











Selamat membaca




















































Shani Pov

"Bisa tolong tarik semua data-data saya yang sudah saya kirim ke London??baik itu data-data pribadi ataupun data pendidikan saya!" perintahku pada salah satu pegawaiku di kantor.

"Kalo kamu bisa lakuin sekarang, saya akan kasih kamu tiket liburan ke London selama satu bulan dan semua fasilitas akan saya berikan buat kamu" ucapku lagi meyakinkan.

"Baik buu saya bisa, saya akan lakukan saat ini juga" jawabnya.

"Saya tinggal, kabari saya sesegera mungkin, kalo perlu satu jam dari sekarang kamu harus sudah memberi kabar. Setelah itu saya akan berikan apa yang sudah saya janjikan ke kamu" jelasku yang langsung melangkahkan kaki pergi tanpa menunggu jawabannya.

Aku berniat pergi ke rumah Gracia malam ini juga.

Ini sudah jam sebelas malam, tapi aku tak peduli.
Aku ingin membuktikan bahwa aku begitu mencintainya.

Aku bahkan rela menggugurkan mimpi-mimpiku untuknya.

Aku ingin dia tau betapa aku menyesali semua kesalahanku.

Setelah beberapa saat akhirnya pun aku sampai di rumah Gracia.

Aku memejamkan mataku sesaat untuk menenangkan perasaanku, menguatkan hatiku nantinya.

Aku keluar dari mobilku dan berjalan dengan langkah pelan ke arah pintu rumahnya.

Tokk .. tokk .. tokkk

Aku mengetuk pintu itu dengan perasaan gugup.

Ceklekk ...

"Ngapain kak Shani kesini?belum puas nyakitin kakak aku??" teriak Ara saat melihat akulah yang ada di balik pintu.

Aku tertegun mendengar ucapannya.

Aku melihat wajah Ara yang saat ini begitu kacau, rambutnya berantakkan, matanya juga terlihat begitu sembab.

"Andaii ajaa kak Shani nggak nyakitin kak Gre mungkin ini semua nggak akan terjadii hikss hikss hiksss" teriaknya lagi yang semakin lama semakin melemah, bahkan air matanya kini perlahan turun membasahi pipinya.

"Maksut Araa??" tanyaku dengan kening berkerut.

Bukannya menjawab tapi Ara malah semakin menangis menjadi-jadi.

"Araa ayoo kita ke rumah sak....it" ucap seseorang yang ternyata adalah Misellia.

Aku semakin mengerutkan kening bingung.

Misellia yang melihatku langsung menatapku sinis.

"Mau apa loe kesini???" bentaknya yang menggeser tubuh Ara hingga sepenuhnya berhadapan denganku.

"Araaa jawab kakak!!apa yang udah terjadi??apa maksut ucapan Misellia yang ngajak kamu ke rumah sakit??" cecarku pada Ara.

"Loe nggak perlu tau apa yang udah terjadi" sahut Misellia dengan sedikit mendorong tubuhku.

Risalah Hati (Greshan&Chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang