Chapter 14

3.9K 525 116
                                    

"Brengsek juga yah loe beraninya sama anak kecil"









Sambil dengerin lagu diatas agar supaya sehingga tambah mantap
*****************************



























Selamat membaca
















































Gracia Pov


"Katanya loe mau jadi penyanyi?berarti suara loe bagus dong??boleh gue denger suara loe??" tanyaku pada Misellia.

Dia tersenyum sambil menatapku dengan tatapan yang sulit ku artikan.

"Boleh, tapi sebelum ituu boleh nggak kalo aku mintanya kita ngomongnya pake aku-kamu aja?aku ngerasa kayak nggak enak aja dengernya kalo pake loe-gue" ucapnya.

"Boleh, aku juga sebenernya nggak terbiasa sih pake loe-gue" jawabku sambil dengan senyum tipis.

Dia hanya diam sambil tersenyum dengan tatapan mata penuh makna untukku, diam yang justru membuatku menjadi salah tingkah.

"Kamu yakin mau dengerin suara aku?" tanyanya yang mulai menggunakan aku-kamu.

"Yakinlah"

"Tapi kata orang nih yaa siapapun yang denger suara aku pasti bakalan jatuh hati" ucapnya.

"Yaa pastinya aku bakal jatuh hati sama suara kamu kalo misalkan suara kamu bagus" jawabku yang malah membuatnya terkekeh.

"Kamu tuh polos banget sih" ucapnya yang masih terkekeh, aku hanya bisa menggaruk tengkukku sendiri yang tak terasa gatal.

"Jadi mau nggak nihh nunjukin suara emas kamu itu??"

"Nggak ah, jangan sekarang. Nanti aja kalo udah tepat" katanya sambil mengalihkan pandangannya dariku.

Aku mengeryitkan keningku bingung.

"Maksutnya?" tanyaku penasaran.

Dia reflek menatap kearahku, lagi-lagi dia hanya tersenyum tak menjawab pertanyaanku.

"Kalo gitu aku berangkat kuliah dulu yahh, hari ini aku masuk pagi soalnya" ucapku berpamitan.

"Jalan kaki??" tanyanya terlihar khawatir.

"Enggak kok, dijemput sama pacar aku"

"Emang udah dateng??" tanyanya lagi begitu penasaran.

"Udah"

"Boleh ikut ke depan??"

"Ngapain??" tanyaku dengan kening berkerut.

Dia terdiam beberapa saat seolah berfikir.

"Mau lihat pacar kamu kayak gimana orangnya, boleh kan??"

"Yaudah yuk kedepan" ajakku tapi berjalan lebih dulu meninggalkannya.

Aku bersiap menampilkan senyum terbaikku untuk kak Shani pagi ini.

Aku membuka pintu rumahku secara perlahan saat mendengar suara ketukan pintu.

"Pagii kesayangannya Indiraaa" ucapnya riang sambil menarikku masuk ke dalam pelukan hangatnya.

Seperti biasa dia akan mengusap dengan lembut belakang kepalaku.

Risalah Hati (Greshan&Chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang