7. FIRST KISS

1.7K 230 5
                                    

Hinata melangkahkan kakinya memasuki area sekolah. Keadaannya sudah lebih baik dari kemarin. Namun sebelum ia memasuki kelasnya, seorang pria menghalangi jalannya.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Aku sudah membaik, senpai."

"Jaga kesehatanmu. Jangan sampai sakit."

Pria itu mengelus rambut Hinata perlahan. "Kau jauh lebih kurus dari terakhir kali aku melihatmu."

"Mungkin karena Gaara-senpai sudah lama tidak melihatku." Jawaban Hinata sontak membuat Gaara terdiam. Gadis di hadapannya ini, sedikit berbeda.

"Aku ke kelas duluan, ya? Aku permisi, senpai." Hinata segera melangkahkan kaki memasuki ruang kelasnya.

Gaara masih terdiam di tempat. Ia mengamati Hinata yang mulai menjauh dan hilang dibalik pintu kelasnya. Ia tidak tahu, entah ia yang sudah lama tidak melihat Hinata, atau Hinata yang berubah padanya. Namun satu hal yang ia tahu jelas.

Hinata, gadis itu tidak lagi terbata dan tidak gugup karenanya.

•••

"Bagaimana keadaanmu Hinata-chan? Kau sudah baikan?" Tanya Ino khawatir setelah Hinata duduk di kursinya. Hinata langsung menceritakan tentang kejadian kemarin. Namun, seorang pria berdiri tepat di depan meja Ino, menginterupsi ceritanya. Setelah sang pria berbincang sebentar dengan Ino, ia menolehkan kepala mengamati Hinata.

"Bagaimana keadaanmu, Hinata?"

"Sudah lebih baik, senpai."

Pria itu mengangguk, "Jika keadaanmu sudah membaik, kau bisa memeriksa ponselmu. Ada orang yang menunggu kabarmu setiap hari." Ujarnya sembari beranjak pergi dari kelas 11-1 itu.

Hinata mengerutkan alisnya bingung. Pria tadi itu, Sai, teman dekat Naruto. Lalu kenapa ia menanyakan kabarnya? Dan kenapa ia menyuruhnya mengecek ponsel? Apakah mereka sedekat ini sampai ia perlu menanyakan kabar Hinata? Padahal jika bertemu, mereka hanya saling sapa saja.

"Apa aku melewatkan sesuatu?"

Ino mengangguk pelan sembari tertunduk malu. "Aku dekat dengan Sai-senpai." Hinata ber-oh ria. Jadi itu alasan Sai datang ke kelasnya. Tapi untuk apa menanyakan kabarnya?

"Terima kasih Hinata-chan. Karenamu, ia kemari setiap hari untuk menanyakan kabarmu."

"Untuk apa?"

"Si kuning memintanya untuk menemuimu. Dia bilang, Sai-senpai harus mendengar dari mulutmu sendiri tentang keadaanmu."

"Kenapa dia menyuruh orang lain? Tidak bisakah dia yang bertanya padaku?"

"Karena itu, lihat ponselmu." Ino menjitak kepala Hinata pelan. "Kurasa saat kau membukanya, ada ratusan pesan darinya, dan puluhan dariku. Kau bahkan tidak membalas satu pun!"

"Neji nii-san tidak mengizinkanku memegang ponsel selama sakit." Hinata mengerucutkan bibirnya. "Jika dia memang khawatir, kenapa tidak langsung mendatangiku?"

"Karena masalah kemarin, Sasori brengsek itu dikeluarkan dari sekolah, dan si kuning harus diskors sampai seminggu ke depan."

•••

Hinata mengecek ponselnya, ada banyak pesan dari Ino dan teman-temannya. Namun, pesan dari Naruto tidaklah sebanyak yang ia harapkan. Hanya ada beberapa pesan singkat darinya.

'Kabari aku jika keadaanmu sudah membaik.'

'Jangan lupa makan, kau bisa mati.'

REGRET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang